Menyusui Bisa Cegah Kehamilan, Mitos atau Fakta?

6 September 2023 15:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu menyusui.  Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Menjaga jarak kehamilan merupakan hal penting yang perlu dipertimbangkan pasangan. Ini menjadi salah satu cara untuk mendukung proses menyusui, kesempatan memberikan pola asuh yang maksimal, hingga meningkatkan kesejahteraan keluarga.
ADVERTISEMENT
Tak jarang, penggunaan alat kontrasepsi seperti pil KB, IUD, hingga suntik hormon dilakukan pasangan untuk mencegah kehamilan. Namun, banyak pendapat yang mengatakan bahwa menyusui bisa menjadi KB alami yang mencegah kehamilan.
Benar enggak sih, Moms?

Mitos atau Fakta Menyusui Bisa Mencegah Kehamilan?

Ibu hamil yang menyusui sedang memompa ASI. Foto: Shutter Stock
Moms, menyusui memberikan banyak manfaat kesehatan bagi ibu dan bayi. ASI yang tinggi nutrisi dapat mendukung perkembangan bayi dan mencegah risiko SIDS. Sementara pada ibu, menyusui bisa mencegah risiko kanker payudara hingga diabetes tipe 2.
Di samping semua manfaat itu, pendapat bahwa menyusui bisa mencegah kehamilan hanyalah mitos belaka. Menyusui mungkin membuat ibu tidak mengalami menstruasi selama beberapa waktu. Hal itu terjadi karena tubuh ibu memproduksi hormon prolaktin yang menekan ovulasi.
ADVERTISEMENT
Menurut dokter kandungan Emily Freeman, DO., beberapa ibu menganggap tidak menstruasi sebagai tanda tidak bisa hamil, namun pada kenyataannya itu hanya menurunkan kesuburan, bukan menghilangkannya.
“Masalahnya adalah tidak ada yang tahu kapan kesuburan ibu akan pulih kembali. Karena berapa lama tubuh tidak berovulasi bergantung pada banyak faktor, seperti seberapa sering menyusui, berapa banyak ASI yang diproduksi, usia ibu, dan lain sebagainya,” ujar Emily seperti dikutip dari Cleveland Clinic.
Dengan kata lain, menyusui secara eksklusif memang membuat ibu tidak mengalami ovulasi. Tapi, ovulasi bisa terjadi saat ibu memberikan susu formula atau mulai memperkenalkan makanan padat, di mana kebutuhan ASI pada bayi sudah menurun. Kendati demikian, memang tidak bisa dipastikan kapan kesuburan ibu benar-benar kembali seperti sediakala.
ADVERTISEMENT

Tingkat Kesuburan Ibu saat Menyusui

Anak sulung dan ibu hamil. Foto: Shutter Stock
Siklus menstruasi terjadi antara 21-35 hari setiap bulannya. Pada pertengahan siklus tersebut, ibu akan melepaskan sel telur yang disebut ovulasi. Telur tersebut akan meninggalkan ovarium dan bergerak ke saluran tuba menuju rahim.
Jika ia dibuahi oleh sperma, maka telur tersebut akan menempel pada dinding rahim dan berkembang menjadi embrio. Namun jika tidak terjadi pembuahan, maka rahim akan melepaskan lapisan yang membuat Anda mengalami menstruasi.
“Jika Anda melakukan hubungan seksual tanpa kondom saat sedang berovulasi, maka kehamilan bisa terjadi. Dan karena Anda berovulasi sebelum mengalami pendarahan, Anda juga bisa hamil bahkan sebelum mengalami menstruasi pertama pasca persalinan,” lanjut Emily.
Pada intinya, hubungan seksual yang dilakukan di masa menyusui tetap bisa menimbulkan kehamilan jika Anda sedang di masa ovulasi ya, Moms.
ADVERTISEMENT