Merasa Jati Diri Berubah Sejak Jadi Ibu, Apa yang Harus Dilakukan?

23 Desember 2023 15:15 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana keseruan kumparan playdate desember di Pejaten Mall, Jakarta, Sabtu (23/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana keseruan kumparan playdate desember di Pejaten Mall, Jakarta, Sabtu (23/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Moms, pernahkah merasa seolah diri Anda berubah setelah menjadi ibu? Bukan hanya berubah dari segi fisik, namun juga nonfisik seperti hobi, minat, ketertarikan akan sesuatu, dan sebagainya?
ADVERTISEMENT
Ternyata hal itu wajar kok, Moms. Menurut birth and postpartum doula Ashtra Dymach, ibu sedang mengalami matrescence, atau masa transisi menjadi seorang ibu. Periode matrescence ini terkadang sangat menantang bagi para ibu, bahkan ada yang merasa kehilangan jati diri.
"Kenapa fase ini sangat mempengaruhi ibu? Karena perubahan ini dialami pada saat ibu mengalami banyak hormon. Dan ketika berubah, dia akhirnya jadi bingung kan identitasnya yang mana, hormonnya pun berubah," kata Ashtra dalam acara kumparanMOM Playdate di The Park Pejaten, Sabtu (23/12).
Seorang ibu berpelukan dengan anaknya pada acara kumparan playdate desember di Pejaten Mall, Jakarta, Sabtu (23/12). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Bahkan menurut Ashtra, perubahan ini tidak hanya dirasakan oleh ibu baru atau ibu yang baru memiliki 1 anak. Ibu dengan 2 anak, 3 anak, dan seterusnya bisa saja mengalami matrescence yang menantang.
ADVERTISEMENT
"Jadi apakah dia akan terus berubah pada saat punya anak 1, 2, atau 3? Tentu saja. Bisa aja yang tadinya enggak suka nanem, tiba-tiba jadi suka nanem," kata founder komunitas Halo Ibu ini.
Ashtra mengakui, dirinya juga mengalami hal yang sama. Sebelum menjadi ibu, Ashtra adalah seorang jurnalis dan bermimpi untuk terus menggapai karier yang lebih tinggi dan kuliah di luar negeri. Namun setelah menjadi ibu, mimpinya ternyata bergeser, ia kini tak lagi ingin jadi jurnalis, namun justru mendalami profesi baru sebagai doula. Padahal ia sebelumnya tak tahu menahu dengan bidang itu.

Kenapa Penting bagi Ibu Memahami Matrescence

Menurut Ashtra, penting bagi ibu untuk tahu apa yang terjadi pada dirinya. Sehingga saat ibu mengalami banyak perubahan, tidak bingung, stres, atau bahkan depresi.
ADVERTISEMENT
"Transisi jadi ibu itu enggak natural, tapi juga could be painful," tuturnya.
Oleh karena itu ibu butuh dukungan dari orang di sekitarnya agar lebih mudah menjalani masa-masa matrescence. Ayah dan keluarga terdekat perlu dijelaskan soal apa yang terjadi pada ibu, sehingga tidak memberikan penghakiman yang tak perlu dan jadi memperparah kondisi.
Sebab banyak anggapan di masyarakat jika ibu stres karena kurang bersyukur atau kurang dekat dengan Tuhan. Padahal menurut Ashtra, yang terjadi pada ibu sama sekali tak ada hubungannya dengan rasa syukur dan hubungan dengan Tuhan.
"Ada seorang psikiatrist bilang, saat kita kehilangan atau depresi, ada suatu cairan di otak yang enggak berjalan. Tidak ada hubungannya dengan rasa syukur ataupun tidak beragama," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ibu juga berhak merasakan berbagai macam emosi. Tak hanya senang, sedih, dan marah saja, namun bisa juga campur aduk.
"Ibu bisa kok bahagia banget punya anak tapi juga ngerasain capek. Dan bukan berarti kita enggak bersyukur. Kita hanya butuh didukung, didengarkan dan disayang," tutur ibu 2 anak ini.

Yang Perlu Dilakukan saat Mengalami Matrescence

Salah satu langkah yang penting dilakukan saat mengalami matrescence adalah, memberi tahu pasangan. Ya Moms, jangan sungkan atau ragu memberi tahu ayah terkait apa yang Anda rasakan!
"If you need help, please ask. Pasangan juga perlu tahu bahwa ini fase baru. There is a big transition," katanya.
Apalagi budaya melahirkan di zaman sekarang berbeda dengan budaya di beberapa daerah di zaman dulu. Di Jawa dan Bali, misalnya. Setelah melahirkan, ibu biasanya diberi perawatan khusus dengan berbagai macam ramuan, dipijat tubuhnya, tidak boleh mengerjakan pekerjaan rumah tangga, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
"Nah ibu di era modern sudah enggak ngelakuin itu. Padahal habis lahiran dia butuh bantuan," terang Ashtra.
Oleh karena itu, dia kembali menegaskan, penting bagi ibu untuk meminta bantuan dan menciptakan support system yang baik bagi dirinya. Penting juga untuk meluangkan waktu bagi diri sendiri alias me time. Jika merasa kewalahan dan butuh bantuan ahli, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan psikolog atau postpartum doula ya, Moms!
Tapi Ashtra juga mengingatkan agar para ibu tidak mendiagnosis diri sendiri. "Bukan berati kalau kamu stres, kalau lelah, kamu punya depresi. Karena hanya 20 persen yang ngalamin ini," tegasnya.
Di sisi lain, jika merasa kehilangan minat, cobalah untuk melakukan hal-hal yang disukai. Sebab dari situ, Anda bisa lebih menikmati aktivitas yang Anda lakukan dan bukan tak mungkin akan jadi keahlian baru yang membawa Anda pada perjalanan baru dalam hidup!
ADVERTISEMENT