Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mindset Petualangan Bantu Orang Tua dan Anak Tumbuh Bersama Hadapi Tantangan
1 Oktober 2024 19:30 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Setiap tahap perkembangan anak dari bayi hingga dewasa akan selalu menciptakan pembelajaran baru bagi orang tua . Ya Moms, setiap tahapan ini memiliki tantangannya masing-masing. Itulah mengapa, orang tua tidak hanya bertugas untuk mengasuh anak saja, tetapi juga ikut belajar dan tumbuh berkembang bersama mereka.
ADVERTISEMENT
Mengapa kita harus memiliki mindset ini? Dengan pemikiran tumbuh bersama anak-anak, maka orang tua dapat menerapkan konsep berkelanjutan. Di mana Anda akan terus belajar seputar peran menjadi orang tua agar menjadi lebih baik lagi, mau sama-sama belajar tentang pengalaman hidup, dan memahami bagaimana menjalankan tantangan-tantangan hidup bersama anak-anak.
Berbeda dengan anak-anak usia prasekolah hingga TK, masa-masa peralihan menuju remaja cenderung akan membuat anak ingin mencari tahu identitas dirinya. Ia akan mengalami perubahan-perubahan emosional yang lebih kompleks, seperti menunjukkan kebutuhan privasi, mengalami perubahan suasana hati yang cepat, hingga kesadaran tentang diri mereka sendiri. Ya Moms, sering kali, orang tua merasakan kebingungan dalam menerapkan pola asuh yang tepat.
Bahkan, yang juga menjadi tantangan orang tua saat ini adalah anak-anak kini memiliki tingkat pengetahuan dan cara berpikir yang berbeda.
ADVERTISEMENT
"Anak-anak di usia ini ingin berpikir sendiri, makanya suka tidak mau dikasih tahu sama orang tuanya. Di usia 6-12 tahun khususnya, anak-anak akan belajar banyak dari pengalaman, teman, dan guru ketimbang orang tuanya sendiri. Tugas kita sebagai orang tua untuk membantu anak berpikir bagi dirinya sendiri," ujar Certified Positive Discipline Parent Educator, Damar Wahyu Wijayanti, dalam press conference Taro Rangers Camp yang berlangsung di Taman Safari Indonesia, Sabtu (28/9).
Maka dari itu, diperlukan pola pengasuhan yang baik bagi orang tua agar bisa menanamkan nilai-nilai budi pekerti dan memahami cara mengembangkan karakter anak dengan tepat.
Melihat kondisi ini, Taro yang kini sudah memasuki usia empat dekade atau 40 tahun pun mengadakan Taro Rangers Camp yang berlangsung di Taman Safari Indonesia, Bogor, Jawa Barat, pada 28-29 September 2024.
ADVERTISEMENT
Lewat program ini, sebanyak 40 anak yang sudah melalui tahap seleksi ketat mendapat kesempatan menjajal petualangan outdoor edukatif berbasis experiental learning dan character building. Sehingga, mereka berkesempatan belajar mengenai petualangan di alam, serta mendapat pembelajaran tentang ilmu pembentukan karakter dan budi pekerti yang lebih mendalam.
Komitmen Pengembangan Karakter dan Penanaman Budi Pekerti pada Anak Lewat Taro Rangers Camp
Zaman mulai berubah, ilmu parenting pun harus berkembang. VP Head of Marketing FKS Food, Riza Arief Rahman, mengakui orang tua saat ini perlu mengembangkan diri mereka agar bisa mengikuti cara pengasuhan anak yang lebih sesuai. Sehingga, penanaman nilai-nilai budi pekerti dan pengembangan karakter bisa lebih sesuai kebutuhan masing-masing anak zaman sekarang.
"Jadi, kita menyadari bahwa orang tua punya peranan penting di rumah. Tapi, orang tua zaman sekarang banyak yang bingung bagaimana harus mengubah gaya parenting. Karena anak sudah memiliki pola berpikir yang berbeda, jadi tidak suka kadang dilarang atau diceramahin," ungkap Riza.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Taro Rangers Camp yang mengusung The Greatest Adventaro diperkaya dengan lima nilai dasar yang akan mendukung perkembangan nilai-nilai budi pekerti lewat petualangan, yaitu compassion (kepedulian), integrity (dapat diandalkan), courage (keberanian), resilience (ketangguhan), hingga creativity (kreativitas). Sehingga, harapannya bisa membantu anak dalam kehidupan sehari-hari bersama orang tua mereka.
Dear Ayah dan Ibu, Begini Lho Cara Menerapkan Adventure Parenting!
Taro Rangers Camp diikuti oleh anak-anak berusia 8-12 tahun. Mereka dikumpulkan bersama selama dua hari untuk menjalani misi petualangan mencari harta karun yang mewakili empat elemen alam penting, yaitu air, api, udara, dan tanah. Kegiatan-kegiatan outdoornya pun dirancang agar sesuai dengan character building yang ingin dikembangkan.
Di acara tersebut, juga hadir positive discipline coach yang memastikan kegiatan-kegiatan yang diikuti benar-benar bisa menjadi pengalaman berharga yang positif.
ADVERTISEMENT
"Untuk mendapat dan memahami lima nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, untuk orang tua anak-anak usia 6-12 tahun, perlu punya mindset adventure parenting. Maksudnya, parenting yang bisa men-transform atau mengubah momen simpel sehari-hari jadi petualangan untuk mengembangkan diri," tutur Damar.
Dengan pola pikir adventure parenting, Damar menjelaskan, orang tua dan anak akan melihat berbagai tantangan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari adalah kesempatan mereka untuk tumbuh dan belajar bersama.
Ia pun berharap kegiatan ini bisa menjadi inspirasi awal bagi para peserta, yang kemudian bisa dilanjutkan di rumah lewat keseharian mereka yang diibaratkan sebagai 'petualangan'.
"Karena dengan mindset adventure parenting, harapannya anak bisa melihat tantangan sehari-hari, bisa tumbuh dan belajar. Jadi yang grow tidak cuma anaknya, orang tuanya juga grow. Orang tua juga bisa belajar memberi kepercayaan pada anak dan kasih kesempatan anak untuk berkembang," jelas co-Founder goodenoughparents.id itu.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana sih caranya menerapkan adventure parenting dalam kehidupan sehari-hari?
Damar mengungkapkan, yang terpenting adalah memberi apresiasi pada setiap proses perjalanan hidup yang telah dijalani anak. Seperti bagaimana mereka bereksplorasi dan menghadapi tantangan dan tumbuh bersama orang tuanya.
"Jadi, itulah mindset adventure parenting. Bagaimana untuk bisa ke [mindset] itu? Caranya adalah selalu mengapresiasi setiap proses, jadi yang dilihat jangan hasil akhirnya terus, tetapi proses perkembangannya, bagaimana anak bisa mencapai hasil yang dimau," jelas Damar.
Cara menerapkan adventure parenting bisa dimulai dengan selalu memvalidasi perasaan anak. Setelah itu, barulah Anda membiasakan diri agar selalu mengapresiasi usaha si kecil ketimbang hanya melihat hasil akhirnya saja.
"Lalu, bersenang-senanglah bersama anak. Jadi, dalam proses adventure atau perjalanan parenting ini sebenarnya yang perlu kita utamakan adalah bagaimana kita dan anak bisa enjoy moment bersama. Baik saat-saat bahagia maupun saat menghadapi tantangan bersama," tutup Damar.
ADVERTISEMENT
Live Update