Minum Es Bikin Anak Flu, Benar Enggak Sih?

13 Januari 2024 16:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak balita minum air es. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak balita minum air es. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak yang beranggapan bahwa minum es bisa membuat anak flu. Sehingga tak sedikit orang tua yang melarang anaknya minum es dalam kondisi cuaca apa pun.
ADVERTISEMENT
Tapi, benarkah anggapan tersebut?

Mitos Atau Fakta Minum Es Bikin Anak Flu

com-Ilustrasi anak sedang pilek Foto: Shutterstock
Dokter spesialis anak dr. Darmawan B Setyanto, Sp.A(K), menyebut ada yang perlu diluruskan soal flu menurut anggapan masyarakat. Menurutnya, istilah flu dalam penggunaan sehari-hari dan dalam berbagai iklan obat di media massa sering dipahami secara keliru.
"Flu adalah kependekan dari influenza, yaitu nama dari salah satu virus yang sering menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)," kata dr. Darmawan dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Menurut dr. Darmawan, dalam keseharian, kita biasa mengalami gejala ISPA berupa demam, batuk dan pilek. Saking biasanya kejadian itu, maka orang Barat menyebut sebagai common cold, atau di seketar kita biasa disebut selesma.
ADVERTISEMENT
Istilah medisnya rinofaringitis atau nasofaringitis. Selesma atau common cold ini yang sering keliru disebut ‘flu’. Keliru karena virus flu memang dapat menyebabkan selesma, namun ada lebih daripada 100 jenis virus berbeda yang juga dapat menyebabkan selesma. Jadi virus penyebab selesma banyak sekali, bukan hanya virus flu.
Penyebutan flu untuk selesma sama kelirunya seperti ketika menyebut semua sepeda motor dengan salah satu merek saja. Selain dikelirukan sebagai nama penyakit, kata flu juga sering dikelirukan dengan salah satu nama gejala yaitu gejala pilek.
"Saat kita minum es atau minuman dingin, maka suhu dingin dari es akan berdampak terhadap mekanisme pertahanan saluran napas melalui dua hal," ujarnya.
Pertama, suhu dingin akan mengurangi kemampuan menyapu bersihan mukosilier, karena gerakan silia (bulu getar) akan terganggu. Kedua, suhu dingin akan menyebabkan pembuluh darah mengerut yang disebut vasokonstriksi. Akibatnya aliran darah menjadi berkurang, pasokan untuk sistem imunitas juga berkurang.
ADVERTISEMENT
Dalam keadaan demikian, mekanisme pertahanan saluran napas akan mengalami pelemahan dan lebih rentan terhadap serangan kuman dari luar. Pada orang dewasa gangguan ini kurang bermakna dampaknya, namun pada anak dampaknya lebih besar.
Hal ini juga yang dapat menjelaskan mengapa di musim dingin terjadi peningkatan angka kejadian selesma. Tapi tidak serta merta jika minum es akan mengalami selesma ya, Moms.
Penyakit terjadi akibat kombinasi antara tiga hal, yaitu keadaan pejamu (host), lingkungan, dan agen atau kumannya. Suhu dingin akan menurunkan daya tahan pejamu. Jumlah dan tingkat keganasan (virulensi) kuman juga berperan terhadap terjadinya selesma.
Lingkungan yang tidak sehat, misalnya adanya pajanan dengan asap rokok juga meningkatkan risiko terjadinya selesma. Optimalisasi sistem pertahanan tubuh sangat perlu di samping menjaga lingkungan yang sehat.
ADVERTISEMENT
Peningkatan imunitas spesifik dapat dilakukan dengan imunisasi. Dari ratusan jenis virus penyebab selesma, yang sudah ada vaksinnya adalah virus flu. Dengan demikian seseorang yang sudah menjalani imunisasi flu, masih dapat mengalami selesma akibat virus yang lain.