Mitos atau Fakta: Bayi yang Lahir Lewat Operasi Caesar Lebih Rentan Alergi

2 Maret 2024 15:34 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi bayi baru lahir. Foto: Anucha Cheechang/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi bayi baru lahir. Foto: Anucha Cheechang/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Moms, mungkin Anda pernah mendengar bahwa anak yang lahir dengan metode operasi caesar lebih punya risiko alergi. Tapi sebetulnya apakah benar anggapan tersebut?
ADVERTISEMENT
Sebelum membahas lebih lanjut, penting untuk dipahami bahwa apa pun metode melahirkan yang dilakukan, semua ibu tetap istimewa dengan perjuangannya masing-masing. Bahkan ibu yang melahirkan caesar proses pemulihannya cenderung lebih lama. Jadi, tak perlu membanding-bandingkan perjuangan setiap ibu, ya.
Nah kembali soal benar atau tidaknya risiko alergi lebih tinggi pada anak yang lahir lewat metode caesar, yuk simak dalam penjelasan ini.

Benarkah Anak yang Lahir Lewat Operasi Caesar Lebih Rentan Alergi?

Ilustrasi bayi baru lahir bersin. Foto: Shutter Stock
Secara singkat, jawabannya adalah benar alias fakta, Moms. Para peneliti dari Swedia telah membuktikannya dan mempublikasikan jurnal ilmiah itu di Journal of Allergy & Clinical Immunology pada September 2018. Bagaimana penjelasannya?
Riset ini menganalisis sejarah alergi pada lebih dari 1 juta anak yang lahir antara tahun 2001 hingga 2012 di Swedia. Semua anak-anak tersebut telah terdaftar di Swedish Medical Birth Register atau National Patient Register.
ADVERTISEMENT
Dari data ini, para peneliti kemudian membandingkan metode kelahiran, yaitu kelahiran normal atau operasi caesar. Operasi caesar kemudian dibagi menjadi caesar elektif atau tanpa indikasi medis dan operasi caesar karena darurat.
Para peneliti kemudian membandingkan cara-cara kelahiran anak-anak ini dengan alergi makanan yang mereka miliki.
Hasilnya diketahui, setelah 13 tahun, sebanyak 26.732 anak atau sekitar 2,5 persen dari total anak yang diteliti tersebut didiagnosis menderita alergi makanan. Yang menarik, risiko alergi ternyata sedikit lebih tinggi pada anak-anak yang lahir melalui operasi caesar.
Risiko memiliki alergi makanan pada anak-anak yang lahir karena metode caesar elektif 18 persen lebih tinggi, sementara anak-anak yang lahir melalui operasi caesar darurat memiliki peningkatan risiko hingga 21 persen untuk mempunyai alergi makanan ketimbang mereka yang lahir secara normal.
ADVERTISEMENT
"Hubungan positif ini memperkuat teori bahwa paparan mikroflora pada vagina dapat mengurangi risiko manifestasi (penyakit) atopik anak," tulis peneliti seperti dilansir IFL Science.
Mikroflora vagina adalah sekelompok mikroorganisme yang berada di dalam vagina, yang sebagian besar terdiri dari bakteri sehat yang berasal dari genus Lactobacillus dan membantu vagina untuk mempertahankan keasamannya. Anak yang lahir melalui proses normal akan terpapar dengan mikroorganisme dari ibunya ini.
"Penelitian sebelumnya telah menyiratkan bahwa cara persalinan dapat menjadi penentu yang penting terhadap adaptasi sistem kekebalan tubuh setelah persalinan," para penulis menjelaskan.
"Operasi Caesar tampaknya menunda dan mengubah perkembangan sistem kekebalan anak-anak, sehingga menyebabkan peningkatan risiko penyakit atopik."
Bukan hanya alergi makanan, kelahiran secara Caesar telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk obesitas, asma, dan diabetes.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, peneliti menekankan hasil penelitian ini mengungkapkan hubungan korelasional, bukan kausal alias sebab-akibat. Peneliti juga memberikan catatan tambahan, ada beberapa faktor lain seperti menyusui, penggunaan antibiotik, dan asupan nutrisi yang kemungkinan bisa mempengaruhi hasil penelitian ini.