Moms, Anda Boleh kok Merasa Lelah dan Butuh Jeda Sejenak

14 Desember 2023 17:55 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu stres. Foto: ME Image/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu stres. Foto: ME Image/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjadi ibu adalah anugerah luar biasa yang selalu kita syukuri. Bisa hamil, melahirkan, hingga membesarkan anak-anak yang hebat adalah nikmat yang tak ternilai. Setuju, Moms?
ADVERTISEMENT
Tapi, menjadi ibu juga penuh tantangan. Ibu harus mengasuh anak, mengurus semua keperluan rumah tangga, mengelola keuangan keluarga, memikirkan makan dan gizi seluruh anggota keluarga, dan masih banyak lagi. Belum lagi yang berkaitan dengan urusan di luar keluarga, seperti lingkungan kompleks tempat tinggal, hubungan dengan kerabat, termasuk apabila ibu juga bekerja.
Banyaknya hal yang harus dipikirkan ibu itulah yang memunculkan mental load. Jika kondisi tersebut tak diatasi, akan semakin memunculkan masalah mental lain pada ibu, seperti stres hingga depresi.
Oleh karena itu, apa yang dirasakan ibu penting untuk dinormalisasi. Mengutip laman Moms.com, jika hal-hal ini dinormalisasi, akan lebih banyak ibu yang merasa nyaman untuk terbuka tentang kesulitan yang mereka hadapi. Semakin banyak ibu yang bisa mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan, akan semakin baik bagi seluruh keluarga. Seperti kata pepatah, ibu yang bahagia akan menjadikan keluarga bahagia!
ADVERTISEMENT

10 Hal yang Perlu Dinormalisasi dari Menjadi Ibu

Ilustrasi ibu depresi usai menyapih. Foto: Shutter Stock
1. Tidak masalah jika tidak mencintai setiap momen
Ibu diharapkan mencintai setiap momen menjadi seorang ibu, dan tidak boleh mengeluh. Padahal, tidak apa-apa untuk tidak mencintai setiap momen menjadi ibu, dan mungkin lebih normal jika tidak mencintai setiap momen.
2. Tidak apa-apa merasa lelah
Para ibu kerap dinilai bahwa mereka harus menjadi pahlawan super dan mampu mengatasi tantangan apa pun yang mengadang. Ini berarti para ibu justru mungkin menyembunyikan fakta bahwa mereka kelelahan.
Sayangnya, ketika seorang ibu mengeluh bahwa dia lelah, dia sering kali dicibir atau dinyinyiri, karena menjadi ibu adalah pilihan yang ditentukan sendiri. Padahal, apa pun pilihan hidup manusia, merasa lelah adalah hal yang wajar. Tidak menjadi ibu pun, tetap ada momen seseorang merasa kelelahan. Jadi, biarkan saja ibu lelah.
ADVERTISEMENT
3. Tidak mengurus segalanya
Ibu seringkali dianggap sebagai pahlawan super yang harus mampu memikul beban. Menurut Newsbreak, masalahnya adalah jika ibu tidak bisa menangani semuanya, dia akan merasa gagal. Kita perlu menormalisasi para ibu yang tidak melakukan segalanya, dan merasa puas sepenuhnya dengan hal itu.
4. Ada 2 orang tua!
Mari kita normalkan fakta bahwa ada seorang ayah di sana yang dapat membantu. Dalam keluarga yang memiliki dua orang tua, ada orang dewasa lain yang dapat membantu, dan mereka tidak pantas mendapatkan pujian ekstra karena melakukan tugas normal sebagai orang tua. Hal ini hanya membuat ibu merasa dia tidak begitu dihargai.
5. Ibu bisa me time dan merawat diri
Ilustrasi perawatan di salon Foto: Shutterstock
Ibu juga membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri alias me time. Ada yang memilih me time dengan pergi perawatan ke salon, nonton film, atau bahkan sesederhana minum teh hangat sendirian di rumah.
ADVERTISEMENT
Tapi terkadang ibu yang melakukan me time sering dianggap egois. Inilah anggapan yang perlu diubah. Ibu adalah manusia, dan mereka berhak melakukan apa yang perlu mereka lakukan untuk menjaga kesehatan mentalnya.
6. Rumah berantakan
Ibu stres saat rumah berantakan. Foto: MMD Creative/shutterstock
Mari kita normalkan kondisi rumah dengan balita yang berantakan! Para ibu seringkali merasa stres dengan keadaan rumahnya, apalagi jika ada tamu yang datang. Rumah dimaksudkan untuk ditinggali, dan itu bukan museum, dan jika anak-anak berlarian, rumah itu akan menjadi sedikit berantakan. Semakin cepat kita menormalkannya, semakin cepat ibu bisa menghilangkan rasa bersalahnya.
7. Setiap ibu berbeda
Tidak ada pedoman untuk menjadi seorang ibu, dan ini berarti setiap ibu akan menjadi berbeda, dan melakukan hal yang berbeda terhadap anak-anaknya. Para ibu sering kali berdebat dengan ibu-ibu lain di medsos karena apa yang mereka lakukan dengan anak mereka tidak sama.
ADVERTISEMENT
Inilah yang perlu disadari bahwa setiap ibu punya caranya masing-masing. Mereka yang paling tahu kondisi anak dan keluarganya, dan juga tahu apa yang paling cocok mereka terapkan.
8. Mengalami hari yang buruk
Ilustrasi ibu stres. Foto: Shutterstock
Dunia sepertinya lupa bahwa ibu adalah manusia saat mereka menyambut anak. Namun, ibu mengalami hari-hari buruk, dan kita perlu menormalisasi hal tersebut.
Para ibu kadang-kadang membuat keputusan yang buruk, dan mereka mengambil pelajaran darinya, dan mereka mengalami momen-momen yang tidak berjalan sesuai rencana, dan itu tidak masalah. Ini adalah langkah lain yang akan mengakhiri rasa bersalah ibu.
9. Berhak punya batasan
Para ibu seringkali ingin menetapkan batasan dengan anak mereka, dan hal ini mungkin sulit diterima oleh orang lain. Batasan penting bagi siapa pun, terutama bagi seorang ibu. Ketika para ibu mencoba menetapkan batasan, seringkali mereka merasa bersalah, apalagi jika dilakukan dengan keluarga. Namun, kita perlu menormalisasi bahwa setiap ibu hanya melakukan yang terbaik untuk mereka.
ADVERTISEMENT
10. Berhak menentukan penampilannya sendiri
Apa pun gaya berpakaian ibu, itu adalah hak masing-masing. Ada ibu yang dikritik menjadi lebih berantakan setelah punya anak, ada juga yang mendapat kritik sebaliknya, terlalu stylish!
Jadi Moms, tak ada habisnya jika kita mendengarkan orang lain. Ibu berhak menentukan penampilannya sendiri yang paling nyaman bagi dirinya.
Selain itu, agar merasa lebih banyak mendapat dukungan dari sesama ibu, Anda juga bisa mengikuti kumparanMOM Playdate Bulan Desember, sekaligus untuk merayakan Hari Ibu! Ada berbagai rangkaian acara menarik, salah satunya talkshow yang mengangkat topik “Menjadi Ibu Tanpa Kehilangan Jati Diri” bersama Ashtra Dymach, seorang Birth & Pospartum Doula yang juga founder komunitas Halo Ibu.
Acara ini akan digelar pada Sabtu, 23 Desember 2023 pukul 10.00-12.00 WIB berlokasi di The Park Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tepatnya di lantai UG MSU.
ADVERTISEMENT
Selain talkshow, ada bermain bersama, dan birthday bash atau merayakan ulang tahun anak. Spesial di bulan ini, akan ada perayaan Hari Ibu bersama, di mana Ayah dan si kecil akan memberikan kado spesial kepada ibu.
Jangan lupa pakai dresscode nuansa putih untuk Anda sekeluarga, ya!