Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Moms, Ayo Cegah Anak Bully Atlet Asian Games yang Kalah
24 Agustus 2018 15:59 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
![Jonatan Christie di semifinal vs Jepang. (Foto: FOTO ANTARA/INASGOC/Puspa Perwitasari)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1534945059/oi20aadu4pd9oyr6snls.jpg)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski belum berhasil, Jonatan Christie telah berjuang mati-matian untuk Indonesia dan sudah sepatutnya tetap diberikan apresiasi. Sayangnya, tak sedikit mayarakat Indonesia yang kecewa akan permainannya dan malah menghujatnya dengan kata-kata yang tidak pantas didengar.
Alhasil akun Instagram Jojo banjir komentar negatif netizen. Tak hanya itu, menyaksikan pertandingan olahraga juga bisa berpengaruh pada emosi penonton. Penonton yang kecewa karena Jojo kalah bertanding, akhirnya melampiaskan emosi dengan mengeluarkan teriakan-teriakan yang merendahkan dirinya.
Anda tentu tidak ingin hal tersebut didengar dan ditiru oleh anak. Oleh karena itu, menurut psikolog anak dan remaja, Anna Surti Ariani, sebagai orang tua Anda perlu mengajarkan pada anak cara menjadi penonton yang baik dan cara mengelola emosi saat penampilan tim jagoan tidak sesuai harapan.
ADVERTISEMENT
"Kita bisa bertanya pada anak dan mengajaknya diskusi. Pantas enggak sih orang-orang itu menghina seperti itu. Ada orang yang sudah berjuang dan tidak berhasil lalu dihina, apakah pantas? Kalau kamu jadi dia bagaimana? Ajak anak berpikir, jangan hanya memberikan nasihat," ujar Anna Surti Ariani dari Lembaga Psikologi UI kepada kumparanMOM, Kamis (23/8).
![Ilustrasi ibu dan anak nonton pertandingan. (Foto: Shutterstock)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1535091124/ccsl5lffgfmfrhzd8ixi.jpg)
Menikmati jalannya pertandingan dapat dilakukan dengan menjaga tutur kata dan berperilaku baik. Memberikan semangat pada tim jagoan boleh saja, tapi jangan sampai melakukan tindakan yang menggambarkan penghinaan dan merendahkan pihak lain.
"Coba lihat pertandingan kemarin. Lawan dari pihak China saja yang menang tetap memberikan semangat kepada atlet Indonesia yang kalah. Itu menunjukkan cara bijak seseorang menghadapi kemenangan," tambah Anna Surti Ariani.
![Ilustrasi ibu dan anak. (Foto: Thinkstock)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1528012477/noro0xyaoo7oynoatyqr.jpg)
Tekankan pula pada anak untuk tidak menunjukkan kekecewaan yang berlebihan ketika tim jagoan kalah. Kekalahan mengajarkan bagaimana seseorang dapat berefleksi terhadap diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Ajak anak berdiskusi tentang sikap atlet yang menunjukkan keteladanan atau bahkan berdiskusi membahas pelanggaran atau kesalahan yang dilakukan atlet.
"Coba ajak anak berdiskusi. Apa kelebihan dari tim lawan sehingga dia menang. Atau apa yang kurang tim kita sehingga belum berhasil. Oh, mungkin harus berlatih lebih giat lagi," tambah Anna Surti.
Intinya sering-seringlah mengajak anak berdiskusi saat menonton pertandingan olahraga. Mengajak si kecil diskusi memang bukan perkara mudah dan bisia menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang tua. Oleh karena itu, agar anak terbiasa berpikir sebelum bertindak, sering-seringlah mengajak si kecil berdiskusi, Moms.