Moms, Kesehatan Mental Ayah Saat Ibu Hamil Juga Bisa Pengaruhi Janin, Lho!

7 Desember 2022 19:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kesehatan Mental Ayah Saat Ibu Hamil Juga Bisa Pengaruhi Janin. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Kesehatan Mental Ayah Saat Ibu Hamil Juga Bisa Pengaruhi Janin. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Banyak perubahan yang akan dialami pasangan ketika sang istri tengah hamil. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menjaga dirinya tetap sehat agar janin tumbuh kembang janin juga baik.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, kesehatan mental ibu hamil juga tetap harus dijaga karena dapat memengaruhi perkembangan bayinya, termasuk permasalahan perilaku di kemudian hari. Namun, sebuah studi menunjukkan bahwa bukan hanya kondisi mental ibu yang penting dan bisa mempengaruhi perkembangan janin, tetapi juga sang suami alias calon ayah.
Apa maksudnya, ya? Agar lebih jelas, simak penjelasan berikut ini, Moms.

Studi tentang Kesehatan Mental Ibu dan Ayah Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Bayi

ibu hamil dan suami bahagia. Foto: Shutterstock
Sebuah studi tahun 2011 yang dikutip dari laman Time, menemukan ada kemungkinan seorang anak mengalami masalah perilaku atau emosional yang meningkat hingga 11 persen ketika ayahnya menunjukkan tanda depresi saat ibunya masih mengandung. Penelitian ini melibatkan anak-anak yang tumbuh dalam rumah yang dengan satu atau lebih orang dalam satu rumah mengalami depresi.
ADVERTISEMENT
Penelitian lain yang dilakukan Norwegian Mother and Child Cohort Study terhadap 31.663 anak, yang mencakup informasi kesehatan mental dari para ayahnya saat usia kehamilan ibu berkisar 17-18 minggu. Para ilmuwan menemukan sekitar usia kehamilan 4,5 bulan, 3 persen calon ayah melaporkan tingkat tekanan psikologis dan kecemasan yang tinggi. Kondisi ini ternyata bisa berkaitan dengan masalah perilaku anak ketika usia si kecil setidaknya 3 tahun.
"Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa risiko masalah emosi dan perilaku anak di masa depan dapat diidentifikasi selama kehamilan. Dengan demikian, penting bagi tenaga profesional untuk memperhatikan kesehatan mental calon orang tua pada periode prenatal," tulus penulis studi tersebut.
Hal senada juga diungkapkan studi lain yang dipublikasikan dalam Development & Psychopathology. Studi dilakukan dengan melakukan pengamatan pada 440 calon ibu dan ayah, kemudian ditindaklanjuti lagi ketika anaknya sudah berusia 4, 14, dan 24 bulan setelah lahir.
suami mencium perut ibu hamil Foto: Shutterstock
Setelah dianalisis, peneliti menemukan kesehatan dan kesejahteraan ibu sejak masa kehamilan akan berdampak langsung pada perilaku anak-anaknya pada usia dua tahun. Bila sang ibu mengalami stres dan cemas pada periode prenatal, maka anaknya nanti cenderung akan menunjukkan masalah perilaku seperti gelisah, mudah marah, dan dengki.
ADVERTISEMENT
Dan bila pasangan memiliki masalah saat sang istri hamil, termasuk sering bertengkar atau terjadi konflik lainnya, maka bisa menimbulkan efek pada anak ketika sudah bertambah usianya. Termasuk muncul masalah emosional seperti rasa khawatir, sedih, sering menangis, dan mudah ketakutan.
"Sudah terlalu sering pengalaman pria yang baru pertama kali jadi ayah dikesampingkan, atau tidak diperlakukan sama seperti ibu. Hal ini perlu diubah karena kesulitan hubungan awal anak-anak dengan ibu ayahnya bisa memiliki efek jangka panjang," kata seorang profesor sekaligus penulis utama penelitian tersebut, Claire Hughes, dari Cambridge's Center for Family Research, dilansir The Bump.
Maka dari itu, sebisa mungkin para calon ibu dan ayah menghindari stres dan masalah kesehatan mental lainnya, agar tidak berdampak pada si kecil kelak. Lakukan hal-hal yang menyenangkan dan bisa memperkuat hubungan Anda berdua. Bisa dimulai dari rencana membesarkan anak, hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum dan setelah bayi lahir, hingga menjadikan keluarga prioritas dalam hidup.
ADVERTISEMENT