Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Selain kesehatan, salah satu komponen penting yang dipikirkan orang tua terkait anak mereka adalah pendidikan. Ya Moms, orang tua mana sih yang tak ingin memberikan pendidikan terbaik untuk si kecil? Dengan pendidikan yang baik, diharapkan anak memiliki wawasan luas hingga meningkatkan taraf hidupnya di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, tak jarang orang tua selalu mendorong anak untuk giat belajar, hingga melakukan berbagai cara agar proses belajar menyenangkan dan membuat si kecil bersemangat. Namun terkadang dukungan berlebihan dari orang tua bisa membuat si kecil merasa dipaksa untuk belajar. Bahkan, You Are Mom melansir, banyak orang tua yang terlalu menuntut anak berprestasi di bidang akademik hingga membuat mereka stres.
Dampak Memaksa Anak Belajar
Beberapa orang tua merasa perlu menjejali anak dengan berbagai macam les sebagai bekal kemampuannya di kemudian hari. Seperti mendaftarkan les musik, vokal, melukis, olahraga, dan beragam kegiatan ekstrakurikuler lain.
Awalnya anak mungkin akan bersemangat mencoba hal baru. Namun beberapa saat kemudian mereka mulai bosan dan tak lagi menikmati kegiatan tersebut. Tetapi karena telanjur membayar, biasanya anak akan tetap diminta menyelesaikan les yang awalnya mereka setujui tersebut. Sayangnya, menurut psikolog yang juga psikoterapis María Alejandra Castro Arbeláez, kondisi itu justru bisa menimbulkan masalah pada si kecil, Moms. Seperti:
ADVERTISEMENT
- Anak kehilangan motivasi untuk bersekolah.
- Rutinitas anak seperti jadwal makan dan tidur jadi tidak seimbang.
- Anak tidak tertarik mengerjakan PR.
- Hubungan dengan teman sekelas jadi tidak dekat.
- Anak jadi mudah tersinggung.
- Beberapa menunjukkan gejala hiperaktif.
3 Hal yang Perlu Dihindari Orang Tua
Hindari Mengerjakan PR Anak
Sebagai orang tua, wajar jika ingin memastikan anak selalu mengerjakan pekerjaan rumah (PR) dengan baik. Namun jika si kecil kesulitan, hindari mengambil alih PR-nya, Moms. Anda bisa membantunya menganalisa hingga ia bisa menjawabnya sendiri, namun hindari untuk langsung memberikan jawaban yang benar.
Arbeláez mengingatkan, jika orang tua terbiasa mengambil alih tugas anak, justru bisa membuat anak selalu bergantung pada orang lain dan tak mampu memecahkan masalahnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Biarkan Anak Belajar Sesuai Kemampuannya
Setiap anak adalah unik, dan memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Oleh karena itu tak perlu memaksa anak menguasai semua bidang akademik di sekolah. Jika ia tampak tak menyukai matematika, misalnya, bukan berarti ia bodoh. Bisa jadi, ia lebih suka hal-hal yang bersifat seni dan mungkin bisa jadi ahli di bidang tersebut jika diasah dengan baik!
Hindari Beri Hadiah Setiap Saat
Memberi hadiah kepada anak saat ia berprestasi memang tidak ada salahnya. Namun jika terlalu sering dilakukan justru bisa berdampak buruk, lho. Sebab menurut Arbeláez, anak hanya akan belajar dan berusaha sebaik mungkin hanya untuk mendapatkan hadiah. Jika mereka tidak mendapat nilai bagus, mereka akan merasa gagal.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, lebih baik memberikan pujian saat anak menyelesaikan UTS dengan baik, misalnya. Sebaliknya, jika anak mendapat nilai buruk saat UTS, beri tahu mereka apa yang harus dilakukan lain kali. Sehingga anak bisa mengambil pelajaran atas apa yang terjadi saat itu.
Biarkan Anak Nikmati Masa Kecilnya
Moms, belajar memang penting. Namun bukan hanya itu yang seharusnya menjadi fokus anak. Jika orang tua terlalu memaksa anak untuk belajar, justru bisa membuatnya frustrasi.
Oleh karena itu, beri kesempatan anak menikmati masa kecil mereka dengan beberapa hal berikut ini:
- Berlibur
Liburan sangat penting, karena membantu anak mengembangkan imajinasi dan keingintahuannya untuk mempelajari hal-hal baru. Manfaatkan momen itu untuk mengajari sesuatu yang belum mereka pahami, Moms. Di momen tersebut, anak justru akan mendengarkan penjelasan Anda, karena ia dalam kondisi senang dan tidak tertekan.
ADVERTISEMENT
- Olahraga
Melakukan olahraga yang disukai bisa membantu anak-anak melepaskan stres dari sekolah dan akademisi. Tapi ingat Moms, jangan memaksa anak untuk selalu berprestasi di bidang olahraga, ya. Sebaliknya, tanamkan padanya bahwa olahraga adalah hal yang menyenangkan. Biarkan ia memilih sendiri apa olahraga yang diinginkan agar semangat menjalaninya!
- Pastikan anak punya waktu bermain dengan teman
Dengan begitu, mereka akan belajar menjalin hubungan yang baik dengan orang lain.
Sering kali, orang tua percaya bahwa kurangnya minat anak-anak mereka untuk belajar berkaitan dengan gangguan psikologis. Padahal belum tentu demikian, karena mungkin anak hanya kehilangan motivasi atau tidak tertarik.
Oleh karena itu penting untuk menumbuhkan keinginan anak untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru. Dengan begitu mereka rela dan bahagia mengerjakan PR meski tidak diawasi orang tua.
ADVERTISEMENT
Dengan menerapkan beberapa tips di atas, anak justru bisa lebih tulus belajar dan mengerjakan PR mereka sendiri, tidak lagi meminta orang lain mengerjakannya.
"Kesimpulannya, memaksa anak untuk belajar bukanlah hal terbaik untuk dilakukan. Kuncinya terletak pada menemukan keseimbangan yang sehat," tutup Arbeláez.