Moms, Si Kecil Berusia 2 Tahun dan Sering Tantrum? Ini Tips Menghadapinya

27 April 2023 11:30 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kenali Fase Terrible Two pada Anak dan Bagaimana Menghadapinya. Foto: maroke/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kenali Fase Terrible Two pada Anak dan Bagaimana Menghadapinya. Foto: maroke/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Melihat anak bertumbuh kembang dengan baik tentu membuat Anda sebagai orang tua bahagia. Misalnya, ketika anak beranjak usia dua tahun, itu berarti dia telah selangkah meninggalkan statusnya sebagai bayi.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, saat anak berusia dua tahun, dia akan menunjukkan lebih banyak perkembangan. Tapi di sisi lain, si kecil juga bisa lebih sering tantrum atau mengalami perubahan suasana hati dengan cepat. Mengapa ini bisa terjadi?
Ternyata ada istilah khusus yang menggambarkan kondisi si kecil ini, yaitu terrible two. Bila diartikan secara harfiah dari bahasa Inggris, terrible two artinya 'umur 2 tahun yang sangat buruk'. Atau menurut para psikolog, istilah terrible two bisa juga diganti dengan kata yang lebih positif yakni teachable two. Sebab pada dasarnya, meski kerap tantrum, anak-anak di usia tersebut sedang belajar menghadapi dirinya sendiri dan lingkungan di sekitarnya.
Lantas, apa makna sebenarnya?
Dikutip dari What To Expect, terrible two atau teachable two adalah fase perkembangan yang dilalui semua anak pada usia dua tahun. Pada fase ini anak-anak mengalami perubahan perilaku yang signifikan. Mulai dari lebih sering marah, hiperaktif, rewel, hingga perilaku impulsif seperti suka memukul.
ADVERTISEMENT
Fase terrible two dimulai pada awal atau akhir usia dua tahun, atau sekitar usia 18 hingga 30 bulan. Si kecil akan mengalami perkembangan yang pesat pada kemampuan kognitif dan emosinya. Orang tua akan melihat anak yang sangat lincah, lebih cerewet, sering melakukan kesalahan, rewel dan suka merengek terus.
Selama fase ini, anak secara alami ingin mengeksplorasi lingkungannya dan melakukan apa pun yang diinginkan dengan caranya sendiri. Tetapi, keterampilan verbal, fisik, dan emosional yang belum berkembang sepenuhnya dapat membuat anak jadi frustrasi. Sebab, ia merasa kesulitan berkomunikasi tentang hal-hal yang ingin disampaikan ke orang lain.
Orang tua perlu memahami jenis-jenis tantrum pada anak Foto: Shutterstock
Dikutip dari Healthline, beberapa hal bisa menjadi tanda anak memasuki fase terrible two, seperti:
1. Anak Terlihat Frustrasi
ADVERTISEMENT
Anak akan merasa kecewa, putus asa, atau bahkan marah karena sesuatu yang sebenarnya bisa dilakukannya. Dan seringkali alasannya tidak terlalu jelas.
2. Emosi yang Berlebihan
Tantrum bisa terlihat saat anak merengek hingga berteriak histeris. Selain menangis saat tantrum, si kecil juga bisa melibatkan fisiknya seperti memukul, menendang, hingga melempar barang.
3. Ingin Melakukan Pekerjaan Sendiri
Semakin bertambah usia, anak akan lebih banyak belajar keterampilan baru. Sehingga, wajar bila si kecil ingin melakukan hal-hal baru tersebut dan jadi menolak kebiasaan yang mereka lakukan. Jadi, tidak perlu banyak melarangnya bila dia ingin melakukan lebih banyak hal baru sendiri, karena sebenarnya ia tengah mengembangkan kemandiriannya lho, Moms!
4. Perubahan Suasana Hati
Jangan kaget bila saat anak sedang terlihat senang, lalu beberapa menit kemudian ia akan berteriak dan menangis histeris. Ini merupakan caranya mengungkapkan rasa frustrasi karena tidak bisa melakukan apa yang ingin dilakukan, dan sesuatu yang belum bisa terucapkan.
ADVERTISEMENT
Setelah memasuki usia tiga tahun, tantrum masih bisa terjadi namun frekuensinya cenderung berkurang. Namun, perhatikan tanda-tanda kecenderungan fase terrible two ini menunjukkan kondisi kesehatan mentalnya, seperti:
- Tantrum dalam waktu lama, termasuk memukul, menggigit, atau kekerasan fisik lainnya. Waspadai bila ia terlihat ingin melukai dirinya sendiri
- Sangat sering mengamuk, sekitar 10 hingga 20 kali sehari
- Amukan berlangsung lebih dari 25 menit
- Anak tidak mampu menenangkan dirinya sendiri

Menghadapi Anak yang Sedang di Fase Terrible Two

Ilustrasi anak tantrum merengek di lantai. Foto: leungchopan/Shutterstock
Bila anak sedang berada di dalam fase terrible two, cara yang terpenting untuk dilakukan adalah tetap tenang dan berpikir positif. Anda juga bisa melakukan tips ini untuk menghadapinya:
1. Tetap Lakukan Rutinitas
ADVERTISEMENT
Ya Moms, sebisa mungkin tetap pertahankan jadwal makan, tidur, dan bermainnya secara teratur. Perilaku yang tidak terkendali lebih mungkin terjadi saat anak lelah atau lapar.
2. Waspadai Kelelahan
Seperti disebutkan sebelumnya, anak cenderung menjadi rewel saat lelah atau lapar. Jadi, pastikan dia mendapatkan makanan yang cukup dan beri camilan sehat. Selain itu, cobalah agar anak tidur siang agar tidak kelelahan.
3. Alihkan Perhatian
Cobalah mencari hal-hal yang bisa mengalihkan perhatian si kecil yang senang menangis atau mengamuk. Seperti, ajaklah dia ke tempat bermain atau menunjukkan sesuatu yang lucu.
4. Jangan Kabulkan Semua Permintaan
Saat anak mengamuk agar permintaannya dipenuhi, kebiasaan itu dikhawatirkan bisa berlanjut. Jadi, katakan 'tidak' pada setiap permintaan yang dikatakan anak dan jangan menyerah dengan alasan apa pun.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, Anda sebisa mungkin mendengarkan apa yang ingin diungkapkan anak dan biarkan dia memilih dari berbagai pilihan yang diberikan. Misalnya, tawarkan anak, "Kalau mau main di luar, coba pilih ya mau memakai kaos kaki dan sepatu atau sendal?"
5. Jangan Ikut Emosi
Dan terakhir, sebisa mungkin janganlah ikut emosi, memarahi, dan berteriak saat anak sedang tantrum. Justru anda harus memberikan pujian saat anak berhasil mengatasi rasa emosinya.
Namun bila semua cara telah dilakukan dan tidak ada perubahan dari amukannya, atau bahkan perilakunya masih tidak terkendali, maka cobalah untuk berbicara dengan dokter anak. Perhatikan juga tanda-tanda ini untuk segera mencari bantuan profesional bagi anak:
ADVERTISEMENT
****
Dapatkan informasi terupdate seputar dunia parenting dan motherhood setiap hari hanya di Moms Update! Cari tahu informasi lengkapnya di media sosial kumparanMOM! Klik di sini