Moms, Ternyata Ada Penjelasan Ilmiahnya Lho Kenapa Anak Sering Menangis

1 Oktober 2023 10:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak menangis. Foto: DONOT6_STUDIO/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak menangis. Foto: DONOT6_STUDIO/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua terkadang kita bingung dan bertanya-tanya, kenapa ya, anak sering sekali menangis? Mungkin jika dibandingkan anak lain seusianya, dia tidak tergolong cengeng. Tapi tetap saja terkadang sulit bagi orang tua untuk memahami kenapa anak sering menangis.
ADVERTISEMENT
Nah ternyata ada penjelasan ilmiahnya kenapa anak sering menangis. Untuk lebih lengkapnya, simak dalam penjelasan berikut.

Penjelasan Kenapa Anak Sering Menangis

Todays Parent melansir, menurut seorang pakar ilmu perkembangan dan konselor klinis di Vancouver, Kanada, Deborah MacNamara, hal pertama yang harus dipahami adalah bahwa semua mamalia menghasilkan air mata sepanjang waktu untuk memastikan mata mereka tidak mengering.
Air mata juga merupakan respons terhadap iritasi, tetapi air mata "psikis" —jenis yang dihasilkan sebagai bagian dari respons emosional yang mengarah pada menangis — eksklusif hanya ada pada manusia. Ya Moms, pada manusia susunan kimiawinya bahkan berbeda yaitu meliputi leucine-enkephalin, endorfin dan pembunuh rasa sakit alami. Inilah yang menyebabkan anak (juga orang dewasa) merasa lebih baik, nyaman, lega, senang, atau berkurang sakitnya dengan menangis.
anak balita menangis Foto: Shutterstock
Hal lain yang perlu kita pahami adalah, menangis dimulai dari sistem limbik, yang merupakan bagian dari otak kita yang mengelola emosi melalui sistem saraf otonom dan mengendalikan respons yang tidak disengaja. Sistem itu dibagi menjadi dua bagian: simpatik, yang menghasilkan respons agresif; dan parasimpatis, yang membantu kita memproses emosi kita dan akhirnya beristirahat.
ADVERTISEMENT
“Perhatikan saja saja, (saat anak menangis) biasanya dimulai sebagai bagian dari respons simpatik — 'Aku tidak bisa mendapatkan mainan itu' atau 'Aku masih mau nonton dan enggak mau tidur' —jadi anak akhirnya menangis sebagai bagian dari respons parasimpatis,” kata Deborah.
Ia menjelaskan, saat seorang anak menangis sedih, otak mereka sebenarnya telah bergeser dari rasa sedihnya, dan sudah memproses bahwa apa yang mereka harapkan sia-sia belaka. Setelah itu, baru otak bergerak menuju penerimaan dan adaptasi.
Sementara saluran air mata yang sebenarnya adalah produk dari kelenjar lakrimal kita, yang berada di samping setiap mata dan keduanya merupakan sekretori (artinya ia menciptakan air mata), dan ekskresi (artinya ia menghilangkannya).
Ilustrasi anak menangis. Foto: Shutter Stock
Sederhananya, ketika kita menangis, mata kita seperti penjaga pintu tempat bermain di mal yang penuh sesak di mana ia mencoba mengeluarkan anak satu per satu dari dalam. Beberapa anak yang tidak sabar, bahkan mengambil jalan keluar belakang (alias keluar dari rongga hidung!) sehingga air matapun bercampur dengan lendir dan menghasilkan ingus.
ADVERTISEMENT
Jadi, tidak usah bingung lagi, Moms. Pahamilah bahwa air mata yang anak keluarkan merupakan sinyal bahwa proses untuk membuat semuanya jadi lebih baik sedang berlangsung. Deborah mengatakan, saat anak menangis, ingat saja bahwa ini merupakan respons terhadap amarah dan frustrasi yang dirasakannya.
Bila anak menangis sampai tersedu, mungkin anak memang membutuhkan transisi atas apa yang telah terjadi. Bisa jadi ia bahkan memiliki tujuan saat menangis tersedu, yaitu memberi isyarat kepada orang-orang terdekat bahwa ia merasa kewalahan dengan emosinya dan membutuhkan kenyamanan.