Najelaa Shihab: Keluarga adalah Pendidik Pertama dan Utama

6 April 2018 9:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Najelaa Shihab dan Relawan Keluarga Kita (Foto: Dok. Rangkul Keluarga Kita)
zoom-in-whitePerbesar
Najelaa Shihab dan Relawan Keluarga Kita (Foto: Dok. Rangkul Keluarga Kita)
ADVERTISEMENT
Pendidikan tak hanya soal anak atau seputar sekolah. Lebih dari itu, pendidikan sangat berkaitan dengan apa yang terjadi pada keluarga.
ADVERTISEMENT
Sadar betul akan pentingnya pendidikan dalam keluarga, pegiat pendidikan, Najelaa Shihab mendirikan Yayasan Keluarga Kita pada 2012. Keluarga Kita hadir karena menurut Najeela, setiap anggota keluarga perlu terus belajar.
Sejak mulai bergerak tahun 2012, Keluarga Kita telah melibatkan ratusan relawan yang tergabung dalam Rangkul (Relawan Keluarga Kita). Hingga saat ini, Rangkul telah tersebar di 64 kabupaten/kota dan telah menyelenggarakan ribuan kelas serta menyebarkan materi dengan topik pengasuhan ke penjuru nusantara.
Sesi Nonton Bareng Rangkul Keluarga Kita (Foto: Yufienda Novitasari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sesi Nonton Bareng Rangkul Keluarga Kita (Foto: Yufienda Novitasari/kumparan)
Salah satu kegiatan Rangkul diadakan Rabu (24/3) kemarin. Bertempat di RPTRA Mutiara, Kelurahan Marunda, Jakarta Utara, sesi 'Nonton Bareng Rangkul' digelar.
Pada sesi tersebut, para relawan dan ibu-ibu setempat menonton film dan berdiskusi seputar pengasuhan. Najelaa menjelaskan bahwa pengasuhan anak bukan menjadi tanggung jawab ibu saja, melainkan tanggung jawab bersama.
ADVERTISEMENT
Ibu juga butuh waktu istirahat dan bersenang-senang. Karenanya, berbagi peran di dalam keluarga penting dilakukan.
"Keluarga adalah pendidik pertama dan utama. Pengasuhan adalah urusan bersama, karena tidak ada orang tua yang sempurna," kata Najelaa Shihab kepada kumparanMOM (kumparan.com), Rabu (4/3).
Najelaa Shihab dan Relawan Keluarga Kita (Foto: Yufienda Novitasari/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Najelaa Shihab dan Relawan Keluarga Kita (Foto: Yufienda Novitasari/kumparan)
Ibu-ibu yang mengikuti sesi Keluarga Kita merasakan beragam manfaat. Tak hanya belajar masalah pengasuhan, tapi juga belajar menghargai diri sendiri dalam menjalankan perannya sebagai ibu.
"Jadi lebih tau cara menyikapi anak-anak. Terus sama bapaknya juga lebih tau harus bersikap gimana. Emosi juga makin terkontrol. Tadi juga di film ada contoh kan, rumahnya berantakan, udah gitu namanya ibu pasti langsung ingin beresin rumah kan, padahal lagi capek banget. Nah ternyata salah. Solusi yang bener itu ternyata biarin dulu aja rumahnya berantakan. Ibu juga butuh istirahat. Kalo enggak istirahat ujung-ujungnya malah sakit," kata Yuliana, salah satu peserta Nonton Bareng Rangkul.
ADVERTISEMENT
Manfaat yang sama juga dirasakan oleh relawan Keluarga Kita. Lewat berbagi dan diskusi, mereka berharap ibu-ibu bisa saling menginspirasi.
"Senang ya bisa berbagi dengan ibu-ibu di sini. Manfaatnya juga saya rasakan dalam pengasuhan dan hubungan rumah tangga di rumah. Misalnya saya sama suami itu sering berbeda pendapat. Kalo dulu beda pendapat sedikit rasanya mau marah, kalau sekarang lebih mencari tahu baik buruknya," kata Julaeha, salah seorang relawan Rangkul di Marunda, Jakarta Utara.
Pendidikan dari Keluarga Kita menggunakan pendekatan baru, yaitu belajar dan berefleksi dari pengalaman pengasuhan keluarga lain dengan berkelanjutan.
"Pendidikan keluarga yang dilakukan Rangkul melibatkan publik secara sukarela dan terbukti bisa dipraktikkan di berbagai kondisi, termasuk keluarga rentan yang dalam kemiskinan. Pendekatan ini juga efektif dalam jangka panjang untuk mencegah masalah pengasuhan orang tua," ujar Najelaa Shihab, pendiri Yayasan Keluarga Kita.
ADVERTISEMENT
Berbasis praktik, riset, dan data, Keluarga Kita menyusun kurikulum pengasuhan yang ditujukan untuk membantu proses belajar orang tua secara terstruktur, sebagai berikut:
1. Kurikulum Hubungan Reflektif
Setiap anggota keluarga berperan dan berkontribusi dalam menciptakan interaksi yang menyenangkan dan bermakna. Kekuatan individu akan menjadi kekuatan keluarga inti, kekuatan keluarga besar, dan kekuatan masyarakat untuk mendukung kebahagiaan setiap anak di lingkungan yang sehat.
2. Kurikulum Disiplin Positif
Disiplin diri adalah salah satu kompetensi dasar yang menjadi tujuan dalam pengembangan anak yang utuh. Menumbuhkan disiplin dengan memberdayakan anak dan menggunakan pendekatan yang baik adalah salah satu tugas utama pengasuhan.
3. Kurikulum Belajar Efektif
Proses belajar sepanjang hayat mutlak diperlukan anak dalam menghadapi tantangan masa depan. Pemahaman akan keterampilan dan sikap yang terkait pembelajaran –di setiap tahapan perkembangan– esensial dimiliki orangtua.
ADVERTISEMENT