Orang Tua Cerai seperti Gading dan Gisel, Bisakah Anak Tumbuh Bahagia?

Ilustrasi anak bersedih karena perceraian orang tua (Foto: Shutterstock)

Kabar Gisella Anastasia menggugat cerai Gading Marten membuat sedih banyak orang. Tidak hanya menyayangkan hubungan pasangan yang kerap tampak harmonis itu, mereka juga memikirkan tentang Gempita, anak Gisel dan Gading yang baru berusia 3 tahun itu memang punya tidak sedikit penggemar.

Apalagi selama ini, Gempita yang biasa disapa dengan panggilan Gempi, kelihatan dekat dengan kedua orang tuanya. Bagaimana ya, nasib Gempi bila orang tuanya jadi bercerai nanti? Bisakah dia tumbuh bahagia?

Mengutip laman Psychology Today, jawabannya: bisa saja!

Memang, idealnya anak-anak dibesarkan oleh dua orang tua yang menikah dan tinggal bersama. Namun hasil penelitian selama 40 tahun terakhir menunjukkan bahwa ini bukan yang anak butuhkan.

Penelitian membuktikan anak dari keluarga yang bercerai juga bisa bahagia (Foto: Shutterstock)

Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 80 persen anak-anak yang orang tuanya bercerai mampu beradaptasi dan dapat berkembang termasuk dalam hal melakukan penyesuaian sosial maupun memiliki kesehatan mental yang baik.

Temuan ini datang dari berbagai sumber, termasuk studi 20 tahun yang dilakukan oleh psikolog Constance Ahrons PhD, diterbitkan sebagai buku We're Still Family dan The Good Divorce. Ahrons terkenal sebagai terapis dan konsultan pernikahan yang selama puluhan tahun banyak membantu pasangan yang bercerai maupun anak-anak mereka.

Tidak hanya penelitian Ahrons, Mavis Hetherington, profesor psikologi dari Universitas Virginia, AS, juga melakukan studi pada 2.500 anak yang orang tuanya melalui perceraian. Hasilnya menunjukkan sekitar 80 persen anak-anak ini tetap berprestasi baik.

Momen kemesraan Gading Martin dan Gisella Anastasia bersama Gempi. (Foto: Instagram/@gisel_la)

Jadi, bisa saja Gempi juga kelak mencetak banyak prestasi meski kedua orang tuanya, Gisel dan Gading Marten benar-benar jadi bercerai.

Hasil ini senada dengan meta-survei tahun 2012 tentang tentang masa penyesuaian anak-anak pascaperceraian orang tua yang dilakukan oleh profesor yang juga ahli perkembangan anak dari Universitas Cambridge di Inggris, Michael Lamb.

Studi yang dilakukan Michael Lamb merangkum bahwa anak-anak dapat berprestasi ketika mereka memiliki hubungan baik dengan kedua orangtua yang memiliki hubungan harmonis dan akur, tetapi bukan berarti kedua orang tuanya harus menikah atau tinggal di rumah yang sama.

Selain itu, hasil studi menunjukkan bahwa anak-anak akan tumbuh bahagia bila kedua orang tuanya stabil secara emosional. Karena itu dalam kasus perceraian yang terpenting adalah orang tua perlu tetap fokus pada tugasnya mengasuh anak, termasuk membangun stabilitas, menerapkan disiplin yang adil, memberikan cinta dan responsif secara emosional.

Profesor Lamb juga menegaskan, kebutuhan dasar anak-anak seperti makanan, tempat tinggal yang aman, dan dukungan sosial yang memadai sangat berperan. Orang tua perlu memastikan pemenuhan kebutuhan ini meskipun sudah bercerai atau tidak lagi tinggal di rumah yang sama.

Ilustrasi anak yang tumbuh bahagia dan sejahtera (Foto: Shutterstock)

Kesimpulannya, pernikahan bukanlah hal yang sangat berarti bagi kesejahteraan anak. Melainkan hubungan yang penuh kasih dengan orang tua yang tidak terlibat konflik, dan kehidupan rumah tangga yang layak.

Semoga saja Gading Marten dan Gisel juga semua orang tua lain yang tengah menghadapi perceraian memahami hal ini ya, Moms. Agar Gempi atau anak-anak di mana saja yang mengalaminya tetap dapat tumbuh sehat, berprestasi dan bahagia.