Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 Ā© PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Ortu Mengalami Sindrom Kecemasan COVID, 3 Anak Diisolasi di Rumah Sejak 2021
9 Mei 2025 14:06 WIB
Ā·
waktu baca 5 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Seperti dialami sebuah keluarga di Spanyol, yang masih menerapkan isolasi ketat layaknya karantina di rumah mereka, meski status pandemi di negara tersebut sudah lama dicabut.
Pasangan suami istri bernama Christian Steffen (53) asal Jerman dan Melissa Ann Steffen (48) asal Amerika Serikat kini harus menanggung akibatnya, setelah mengurung tiga anak laki-laki mereka di rumah sejak Desember 2021.
Bagaimana Kasus Ini Terungkap?
Saat pandemi COVID-19 masih berlangsung, pasangan ini rupanya tinggal di Jerman. Menurut media lokal El EspaƱol, keduanya diduga telah memberi tahu pihak berwenang di Jerman agar memperbolehkan anak-anaknya belajar dari rumah selama pandemi tanpa harus ke sekolah. Namun, permintaan mereka ditolak dan pihak sekolah mengingatkan anak-anaknya bisa dikeluarkan dari sekolah. Diduga, hal itulah yang membuat keluarga ini pindah ke Spanyol saat puncak pandemi tahun 2021.
ADVERTISEMENT
Mereka kemudian menyewa sebuah rumah di Oviedo, sebuah daerah yang terletak di barat laut Spanyol. Setelah kepindahannya, ternyata gerak-gerik keluarga ini membuat curiga tetangganya. Misalnya, seorang wanita yang bernama Silvia memperhatikan beberapa aktivitas tidak biasa pada keluarga tersebut yang seakan mengisolasi diri di rumahnya yang luas, meski sebenarnya tidak mengganggu siapa pun sehingga tetangga lainnya mengabaikan mereka.
Selain itu, hanya terlihat sang ayah saja yang meninggalkan rumah, bahan-bahan kebutuhan rumah yang selalu dikirimkan hingga ke depan pintu, dan ketiga anaknya yang hanya terlihat di jendela dalam waktu singkat. Namun, satu aktivitas yang paling mencurigakan adalah aktivitas membeli popok yang terus-menerus, padahal Silvia mengetahui ketiga anak tersebut sudah berusia yang semestinya tidak lagi menggunakan popok. Diketahui, tiga anak tersebut adalah sepasang anak kembar berusia 8 tahun, dan kakaknya berusia 10 tahun.
Pengamatan Silvia yang terakhir jelas membuatnya curiga, karena ketiga anak itu jelas terlalu tua untuk menggunakan popok. Apalagi, paket-paket berisi popok dengan rutin dikirimkan ke rumah tersebut.
ADVERTISEMENT
Silvia pun memutuskan untuk melaporkan berbagai kejadian aneh tersebut kepada kepolisian setempat.
Anak-anak Diselamatkan, Kondisinya Memprihatinkan
Polisi pun mengunjungi rumah tersebut pada 14 April 2025, bertepatan dengan pemadaman listrik serentak di Spanyol. Dikutip dari Times of India, petugas bertemu sang ayah dengan kondisi bertelanjang kaki, pakaian yang kumal, dan menolak siapa pun masuk. Steffen juga bersikeras agar semua petugas mengenakan masker.
Selanjutnya, petugas kepolisian pun masuk ke dalam rumah dan melihat tiga anak yang masing-masing mengenakan tiga lapis masker.
Dalam beberapa foto yang diterbitkan media Spanyol memperlihatkan kondisi di dalam rumahnya yang begitu memprihatinkan. Terdapat tumpukan sampah di mana-mana, bekas popok dan pembalut ibunya berada di bawah tempat tidur, hingga beberapa kotoran hewan peliharaan. Tidak hanya itu, pasangan ini kedapatan menyuruh anak-anak mereka di boks bayi sambil mengenakan popok. Di sudut boks bayi tersebut bahkan terdapat sebuah gambar monster, yang tidak diketahui siapa yang menggambarnya.
ADVERTISEMENT
Dalam foto lain, ketiga anak itu diajak keluar rumah dengan masih mengenakan masker. Polisi menceritakan, setelah melangkahkan kakinya keluar, anak-anak itu menunjukkan reaksi ekstrem terhadap dunia luar, tampak terkejut dan ketakutan.
"Begitu kami mengeluarkan mereka, ketiga anak ini mulai bernapas dalam-dalam, seolah-olah mereka belum pernah keluar sebelumnya," cerita seorang penyidik.
Anak-anak ini lalu dibawa ke halaman depan rumahnya. Mereka terlihat terengah-engah, kemudian mencoba berbaring di rumput dan menyentuhnya dengan rasa takjub.
"Mereka ketakutan, ketika kami membawa mereka ke luar rumah, ke tamannya, mereka kemudian melihat seekor siput dan menjadi ketakutan," ucap petugas tersebut.
Tidak hanya itu, penyidik juga menemukan beberapa obat untuk ADHD, yang diduga bersumber dari pasar gelap. Namun, pejabat kepolisian belum merinci apakah anak-anak tersebut pernah didiagnosis menderita ADHD.
ADVERTISEMENT
Seorang petugas menggambarkan anak-anak itu terlihat kotor dan sama sekali terputus dengan dunia luar. Namun, ketiganya tidak mengalami kekurangan gizi dan masih diberi makanan yang layak. Meski begitu, laporan dokter mencatat ketiganya mengalami sembelit parah yang diakibatkan penggunaan toilet yang dibatasi.
Ya Moms, rupanya mereka hanya diizinkan untuk buang air pada waktu-waktu yang sudah ditentukan. Selama di rumah pun, mereka harus menggunakan popok. Jadi, ketiga anak ini harus buang air besar di popok, dan membuat mereka menahan buang air selama mungkin.
Alasan Orang Tua Mengisolasi Anak-anaknya Seperti Pandemi COVID-19
Pihak kepolisian menduga pasangan ini mengisolasi tiga putranya karena masih takut terhadap COVID-19. Sebab, Steffen dan Melissa masih mempercayai bahwa anak-anaknya akan meninggal jika terinfeksi COVID-19. Itulah mengapa mereka mengisolasi ketiga anaknya di rumah dan memaksa untuk hidup seakan sedang karantina ketat selama beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, kepolisian juga mendapat laporan bahwa ketiga anaknya tidak bersekolah dan hanya tinggal di dalam rumah saja.
Keduanya kini telah ditahan dan bisa menghadapi hukuman 7 tahun penjara jika terbukti bersalah atas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan penelantaran anak.
Apa Itu Sindrom Kecemasan COVID?
Sindrom Kecemasan COVID (COVID Anxiety Syndrome) adalah kondisi psikologis di mana seseorang terus mengalami peningkatan rasa takut dan kecemasan terkait COVID-19, sekalipun ancaman virus ini sudah berkurang.
Seseorang yang mengalami sindrom ini ditandai dengan:
Tindakan ekstrem ini sering kali didorong oleh rasa takut berlebihan pada infeksi virus corona, sehingga menyebabkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu.
ADVERTISEMENT