news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Pahami Moms! Ini Bedanya Gumoh dan Muntah pada Bayi

4 Maret 2025 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi gumoh. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi gumoh. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Meski sama-sama memuntahkan sesuatu dari mulut, gumoh dan muntah yang dialami bayi adalah 2 hal yang berbeda, Moms. Gumoh adalah kondisi yang normal dialami bayi dan cenderung tidak berbahaya.
ADVERTISEMENT
Tapi beda halnya dengan muntah. Biasanya muntah menandakan ada masalah kesehatan yang sedang dialami si kecil.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui perbedaan gumoh dan muntah agar dapat memberikan penanganan yang tepat.
Lantas, apa yang membedakan gumoh dan muntah?

Perbedaan Gumoh dan Muntah pada Bayi

Ilustrasi Bayi Gumoh Foto: Sage Ross/Flickr
Gumoh
IDAI melansir, gumoh merupakan keluarnya sebagian susu saat atau setelah bayi menyusu yang biasanya berlangsung selama kurang dari 3 menit. Biasanya, gumoh seringkali terjadi pada bayi di usia 1 tahun. Volumenya bisa sekitar 1-3 sendok makan.
Meski begitu, bayi yang mengalami gumoh seringkali masih terlihat aktif, nyaman, hingga masih bisa mengalami peningkatan berat badan yang baik. Jika pun ada dampak, biasanya hanya berupa gejala ringan berupa rewel dan menangis.
ADVERTISEMENT
Penyebab gumoh, terkait ukuran lambung bayi yang masih terbilang kecil yaitu seukuran bola pingpong dengan katup lambung yang belum cukup kuat. Hingga usia 4 bulan, bayi belum dapat menampung volume susu yang banyak, sementara katup juga belum bisa menutup rapat.
Gumoh bisa juga terjadi saat bayi terlalu cepat menyusu atau ia menangis hingga menelan terlalu banyak udara. Selain itu, gumoh juga bisa terjadi setelah bayi bersendawa.
Penanganan pada gumoh cukup perlu dibersihkan dengan kain bersih agar tidak terjadi iritasi kulit, posisikan bayi tegak selama 30 menit, tekan perutnya perlahan hingga ia bersendawa dan tidak membutuhkan pengobatan khusus.
Gumoh pun akan hilang dengan sendirinya ketika bayi mencapai usia 18-24 bulan ketika ukuran lambung membesar dan katup semakin sempurna.
ADVERTISEMENT
Kecuali, jika gumoh disertai dengan gejala seperti tersedak, batuk, volume gumoh yang terus meningkat, muncul bunyi yang tidak biasa, hingga penurunan berat badan yang drastis. Maka, segera bawa ke dokter.
Muntah
Ilustrasi bayi muntah. Foto: Shutter Stock
Berbeda dengan gumoh yang mengalirkan susu dengan sendirinya, maka pada bayi muntah tampak ada usaha mengedan untuk mengeluarkan.
Kebanyakan, muntah bayi merupakan hal yang tidak normal. Muntah bisa juga sebagai gejala penyakit refluks (gastroesphageal refluks disease), sumbatan usus, infeksi telinga hingga otak serta alergi protein.
Tak jarang, ketika muntah bayi menjadi begitu rewel. Dalam tingkat tertentu bahkan, muntah bisa disertai dengan penurunan berat badan, menangis terus menerus, menolak makan, mencret, demam, kembung, muntahan berwarna kuning atau hijau yang menyemprot, hingga gangguan pernapasan kronis.
ADVERTISEMENT
Satu hal yang juga perlu diwaspadai pada bayi yang muntah adalah ancaman dehidrasi pada bayi. Gejalanya, mata tampak cekung, menangis tapi tak mengeluarkan air mata, kulit dan mulut kering, lemas dan urin berkurang.
Bila ini yang terjadi, pastikan Anda memberi bayi asupan cairan atau oralit dan segera membawanya ke dokter ya, Moms!