Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Parenting Islami: Anak Tak Menghabiskan Makanan, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?
2 Juli 2021 15:58 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:54 WIB

ADVERTISEMENT
Beberapa orang tua pernah menghadapi momen anak susah makan. Apakah Anda termasuk salah satunya, Moms? Ya, alasan si kecil susah atau tidak mau lagi makan pun beragam. Mulai dari ia tak menyukai makanan yang disantapnya itu, bosan, adanya distraksi dari gadget atau televisi, malas mengunyah, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Bila sedang menghadapi situasi seperti itu, orang tua perlu mengelus dada alias butuh kesabaran ekstra. Alih-alih ingin anak menghabiskan makanannya segera, bisa saja hal ini membuat Anda kesal karena si kecil tak juga membuka mulutnya alias GTM (gerakan tutup mulut).
Jika bicara soal anak tidak menghabiskan makannya atau menyisakan makanan di piring, kira-kira bagaimana hukumnya dalam Islam, ya? Berikut penjelasannya.
Penjelasan soal Anak Tak Menghabiskan Makan dalam Islam
Terkait soal makanan yang menyisa atau tidak habis, sebenarnya ada beberapa surat di dalam Al-Quran yang membahasnya. Salah satunya Surat Al-Baqarah ayat 172 yang bunyinya adalah sebagai berikut:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
ADVERTISEMENT
(Yā ayyuhallażīna āmanụ kulụ min ṭayyibāti mā razaqnākum wasykurụ lillāhi ing kuntum iyyāhu ta'budụn)
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah." (QS: Baqarah: 172)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa kita sebagai umat muslim dianjurkan untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Makanan sendiri merupakan rezeki yang telah diberikan oleh-Nya. Maka dari itu, anak maupun orang dewasa diharapkan tidak menyia-nyiakan pemberian dari Allah SWT.
Namun perlu diingat, dalam sisi psikologis, orang tua tidak boleh memaksa anak saat ia tak menghabiskan makanannya. Sebab, ini bisa membuat sesi makan jadi tak menyenangkan bagi si kecil.
Untuk itu, sebaiknya jangan berikan porsi berlebihan di piring anak. Hal ini demi menghindari makanan yang terancam terbuang sia-sia.
ADVERTISEMENT
Ada pun hal ini juga terkandung dalam surat Al-A'raf ayat 31 yang bunyinya sebagai berikut:
يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ
(Yā banī ādama khużụ zīnatakum 'inda kulli masjidiw wa kulụ wasyrabụ wa lā tusrifụ, innahụ lā yuḥibbul-musrifīn)
Artinya: "Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS: A'raf:31)
Jadi, sebaiknya Anda mengambil makanan sesuai porsi anak sehari-hari. Atau, bisa juga mengambil dalam porsi yang sedikit dulu, setelah itu, bila anak masih ingin makan, Anda bisa menambahkan porsinya lagi.