Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Patuhi Kemendikbud, Sekolah Internasional Juga Akan Terapkan Kurikulum Merdeka
2 Maret 2023 8:59 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dibandingkan dengan Kurikulum 2013, Kurikulum Merdeka dinilai lebih fleksibel, sehinga bisa disesuaikan dengan kondisi sekolah. Pembelajaran pun dilakukan berbasis poyek dengan pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila. Meski begitu, pelaksanaan Kurikulum Merdeka ini bersifat opsional bagi setiap sekolah.
Respons Sekolah SPK terhadap Implementasi Kurikulum Merdeka
Menyikapi hal itu, Perkumpulan Sekolah SPK (Satuan Pendidikan Kerja Sama) Indonesia (PSSI), akan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka ke dalam sistem pengajarannya. Sekolah SPK merupakan status yang diberikan pemerintah pada sekolah yang bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan Asing dan menggunakan kurikulum internasional. Masyarakat umum mengenalnya dengan istilah sekolah internasional .
PSSI bekerja sama dengan Global Jaya School mengadakan roadshow yang salah satunya bertujuan untuk sosialisasi implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah SPK di Jabodetabek.
ADVERTISEMENT
Acara tersebut turut dihadiri oleh Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemendikbudristek Dzulfikri Anas, pejabat dari Dinas Pendidikan Tangerang Selatan, serta ketua Perkumpulan Sekolah SPK Indonesia Haifa Segeir.
Di samping menerapkan kurikulum internasional, sekolah SPK akan menyelenggarakan tiga mata pelajaran wajib, yaitu Bahasa Indonesia, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Pancasila. Hal ini dilakukan sebagai bentuk implementasi Kurikulum Merdeka.
“Sesi ini harapannya bisa membantu sekolah-sekolah SPK memahami sebenarnya yang diharapkan dari implementasi Kurikulum Merdeka itu seperti apa,” ungkap Oscarina Dewi Kusuma, perwakilan PSSI sekaligus Indonesian Primary Principal Global Jaya School saat ditemui kumparanMOM di Global Jaya School, Tangerang Selatan, Selasa (28/2).
Meski dianggap sebagai kurikulum yang fleksibel, wanita yang akrab disapa Dewi itu mengakui bahwa pelaksanaan Kurikulum Merdeka menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah SPK, terutama dalam segi teknis. Karena itulah acara ini diselenggarakan untuk memberikan sosialisasi sekaligus menjadi ruang diskusi bagi para pengelola sekolah SPK bersama perwakilan Kemendikbud yang hadir.
ADVERTISEMENT
“Karena baru [kurikulumnya] mungkin ya, jadi banyak hal-hal yang memang masih menjadi kebingungan beberapa sekolah SPK. Justru kita mengadakan ini salah satunya untuk memberikan kejelasan. Jadi, sekolah SPK-nya juga bisa lebih jelas,” kata Dewi.
Meski begitu, Dewi dan perwakilan sekolah SPK lainnya tetap menyambut kebijakan ini dengan positif. Mereka akan beradaptasi dengan Kurikulum Merdeka secara bertahap dan menyesuaikan dengan konteks sekolah mereka.
“Harapannya sih kita memang mendapatkan lebih banyak klarifikasi terkait dengan implementasi Kurikulum merdeka ini dalam konteks sekolah SPK. Kami berharap juga teman-teman sekolah SPK lain pun mendapatkan hal yang sama dalam hal ini. Intinya sih kita positif ya, perubahan ini kita sambutnya positif,” ujarnya.
Selain roadshow dan sosialisasi, PSSI bersama Global Jaya School juga melakukan workshop atau pengimbasan pada sekolah-sekolah negeri di Tangerang Selatan. Beberapa topik yang disampaikan yaitu terkait komunitas belajar profesional hingga implementasi smart classroom pada Kurikulum Merdeka. Workshop ini juga menjadi sesi diskusi antara sekolah negeri dan sekolah SPK dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.
ADVERTISEMENT
“Karena menurut saya, itu juga penekanan yang diberikan juga oleh implementasi Kurikulum Merdeka ini untuk kita saling berbagi, belajar, dan terus-menerus mencoba memperbaiki kualitas pendidikan,” pungkas Dewi.