Pekan Menyusui Sedunia 2022: Pemberian ASI Jadi Kunci Pembangunan Pascapandemi

1 Agustus 2022 11:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu menyusui. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu menyusui. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Setiap pekan pertama (tanggal 1-7) bulan Agustus diperingati sebagai World Breastfeeding Week (WBW) atau Pekan Menyusui Sedunia. Peringatan yang digagas WHO dan Unicef sejak tahun 1990 ini merupakan salah satu bentuk dukungan untuk para ibu menyusui di seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, menyusui adalah proses penting yang memberi begitu banyak manfaat bagi bayi dan juga ibu. Namun kelancaran proses menyusui tak hanya bergantung pada ibu dan bayi, tetapi juga membutuhkan dukungan semua pihak. Keluarga, lingkungan, tempat kerja, hingga pemerintah, punya andil penting dalam kelancaran proses menyusui sesuai kapabilitas masing-masing.
Dengan latar belakang itulah WHO dan UNICEF menggelar Deklarasi Innocenti di Florence, Italia, pada tahun 1990. Deklarasi ini merupakan cikal bakal peringatan Pekan Menyusui Sedunia. Sejak 2016, Pekan Menyusui Sedunia diselaraskan dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Kemudian pada tahun 2018, resolusi Majelis Kesehatan Dunia mengesahkan Pekan Menyusui Dunia sebagai strategi promosi menyusui yang penting.
Ibu menyusui. Foto: Thinkstock
Setiap tahunnya, Pekan Menyusui Sedunia mengangkat tema khusus. Mengutip laman World Breastfeeding Week, pada tahun 2022 ini, peringatan Pekan Menyusui Sedunia difokuskan pada penguatan kapasitas seseorang yang harus melindungi, mempromosikan dan mendukung proses menyusui di berbagai lapisan masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Pemerintah, sistem kesehatan, tempat kerja, dan masyarakat akan diberi informasi, dididik, dan diberdayakan untuk memperkuat kapasitas mereka dalam menyediakan dan mempertahankan lingkungan yang ramah menyusui bagi keluarga di dunia pascapandemi,” seperti dikutip dari worldbreastfeedingweek.org.

Pentingnya ASI Bagi Bayi

Ilustrasi ibu menyusui obesitas Foto: Shutterstock
ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Oleh karena itu, WHO dan Unicef merekomendasikan pemberian ASI eksklusif untuk bayi selama 6 bulan, dan melanjutkannya hingga 2 tahun dengan tambahan makanan pendamping ASI (MPASI).
Bagi bayi dan balita, ASI adalah sumber gizi yang sangat baik dan sudah terbukti keampuhannya dalam menyelamatkan kehidupan. ASI membantu melindungi si kecil dari berbagai penyakit yang banyak dialami anak-anak, seperti diare dan pneumonia. Proses menyusu juga menjadi momen yang menenangkan bagi bayi karena membuatnya merasa hangat dan nyaman berada di dalam pelukan ibu.
Ilustrasi ibu menyusui bayi Foto: Shutterstock
Selain itu, beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa anak yang mendapatkan ASI memperlihatkan hasil tes kecerdasan yang lebih baik, memiliki kemungkinan lebih kecil terhadap obesitas, dan tidak rentan mengalami penyakit-penyakit yang tidak menular di masa dewasa.
ADVERTISEMENT
Peningkatan pemberian ASI secara global berpotensi menyelamatkan lebih dari 820.000 nyawa dan mencegah pertambahan sebanyak 20.000 kasus kanker payudara pada perempuan setiap tahunnya.
World Breastfeeding Week menyebut, menyusui adalah kunci menentukan strategi pembangunan berkelanjutan pascapandemi. Karena menyusui bisa meningkatkan gizi, memastikan ketahanan pangan, dan mengurangi ketidaksetaraan di berbagai negara di dunia.