Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Pembelajaran Autentik: Belajar Lewat Pengamatan hingga Penulisan Jurnal
13 Februari 2025 21:03 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pembelajaran autentik sangat penting agar siswa dapat belajar melalui proses pengamatan langsung, merasakan, dan menyimpulkan tanpa tergantung sepenuhnya pada opini atau teknologi.
Dalam rangka implementasi model pembelajaran autentik, Kolese Kanisius menyelenggarakan acara tahunan Canisius Exhibition of Learning Experience (C-XLENCE) 2025 pada 10-12 Februari.
Kegiatan ini mempersembahkan hasil karya dan penelitian ilmiah dari siswa kelas 9 dan 12, yang telah menyelesaikan Research Paper sebagai bagian dari kurikulum Kolese Kanisius.
C-XLENCE adalah puncak dari proses pembelajaran para siswa, dengan melakukan penelitian dan penulisan artikel jurnal sebagai syarat kelulusan dan untuk nilai ujian praktik mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS.
Tahun ini, dengan tema "Learning Through Authenticity," para siswa diharapkan untuk tetap belajar melalui berbagai media dan sumber informasi tanpa kehilangan ciri khas individu, terutama dalam menghadapi kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI).
ADVERTISEMENT
Para siswa mempresentasikan hasil penelitian dan melakukan sesi tanya jawab dengan para guru penguji.
Proses presentasi ini tidak hanya mengasah kemampuan komunikasi, tetapi juga melatih kemampuan berpikir kritis dalam mempertanggungjawabkan hasil riset ilmiah secara konkret.
Direktur Kolese Kanisius, Thomas Gunawan, mengungkapkan fakta dari survei McGee (dalam Yu, 2023), yang menyebutkan 89% mahasiswa di Amerika menggunakan ChatGPT untuk menyelesaikan tugas mereka, dengan 53% di antaranya menggunakan alat ini untuk menulis esai.
Meskipun hasilnya menunjukkan peningkatan nilai, Gunawan menekankan pentingnya berpikir kritis dan riset yang mendalam yang tidak bisa digantikan oleh kecerdasan buatan.
Dengan IQ ChatGPT yang diperkirakan mencapai 155, Gunawan mengingatkan teknologi ini tidak boleh mengurangi kualitas pendidikan yang mengutamakan human excellence, yang melibatkan kedalaman intelektual dan spiritual.
ADVERTISEMENT
"Maka penting proses penulisan riset yang ilmiah, terstruktur,dan holistik. Para siswa dapat mengasah keterampilan kepemimpinan, presentasi, dan kemampuan berpikir kritis, yang akan membantu mereka menjadi pribadi otentik dan pemimpin yang siap menghadapi tantangan di masa depan," jelasnya.
Sementara itu, Kasudin Pendidikan Wilayah 1 Jakarta Pusat, Ujang Hermawan, mengapresiasi kontribusi Kolese Kanisius dalam dunia pendidikan di Jakarta.
Ujang memuji penelitian yang dilakukan para siswa, karena setara dengan tingkat pendidikan S1. Ia berharap penelitian ini dapat menghasilkan temuan yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti penemuan obat untuk penyakit diabetes.
Pada C-XLENCE 2025, sebanyak 179 siswa kelas 9 terbagi dalam 55 kelompok, dengan 25 kelompok memilih tema seputar sosial-humaniora dan 30 kelompok memilih tema terkait sains.
ADVERTISEMENT
Sementara, sebanyak 273 siswa kelas 12 terbagi dalam 88 kelompok, dengan 59 kelompok memilih topik saintek, 21 kelompok memilih soshum, dan 8 kelompok memilih kombinasi saintek-soshum. Tema penelitian mencakup bidang seperti teknologi energi, psikologi, mikrobiologi, dan banyak lagi.
Penelitian para siswa ini bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi mitra seperti Universitas Atma Jaya, i3L, UGM, dan Pertamina, yang telah menyediakan fasilitas laboratorium dan staf laboran untuk mendukung kegiatan riset para siswa.
Harapannya,kegiatan ini dapat memberikan pengalaman belajar yang autentik bagi para siswa. Juga mendorong mereka untuk menjadi pemimpin yang autentik serta siap menghadapi tantangan di masa depan.