Pendarahan atau Flek Saat Hamil: Kapan Harus Khawatir?

17 Januari 2018 15:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Ibu Hamil (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu Hamil (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Saat mengalami pendarahan atau flek saat hamil, banyak ibu hamil yang langsung merasa khawatir. takut atau panik. Apa yang terjadi dan apa artinya ini? Apakah berbahaya bagi janin saya? Apakah saya akan kehilangannya?
ADVERTISEMENT
Pssst... tenang dulu, Moms. Menurut Chris A.Beard seorang bidan asal Portland, Oregon, pendarahan atau flek umum dialami ibu hamil. Namun memang, pendarahan atau flek saat hamil ini ada yang normal dan ada pula yang berbahaya. Hal itu bergantung pada banyak darah yang dikeluarkan, berapa lama pendarahan tersebut, warna darahnya seperti apa, dan berapa usia kehamilan Anda saat mengalaminya.
Chris mengatakan warna darah yang lebih terang, dikhawatirkan menjadi tanda masalah yang serius pada kandungan Anda dibandingkan dengan darah yang berwarna kecokelatan. Bila mengalaminya, Chris menyarankan Anda segera menghubungi dokter atau bidan terdekat.
Pendarahan selama hamil, pada kasus-kasus tertentu bisa jadi merupakan tanda akan terjadinya keguguran, bisa jadi akibat masalah pada plasenta, atau awal mula tanda akan melahirkan secara prematur. Hal ini tentu harus diwaspadai.
ADVERTISEMENT
Cara mewaspadainya antara lain dengan mengetahui tanda-tandanya. Tanda-tanda jika Anda mengalami pendarahan serius saat hamil rasa sakitnya sama dengan seperti Anda mengalam menstruasi yaitu menglami kram atau demam.
Selain pendarahan, sebagian wanita juga mengalami flek darah saat hamil. Flek tersebut terjadi akibat darah yang dilepas saat telur hasil pembuahan melekatkan diri ke dinding rahim. Gejala ini biasanya terjadi pada awal kehamilan. Meskipun flek kehamilan memang banyak terjadi, Anda tetap harus waspada dan berkunjung ke dokter kandungan.
Berikut ada 4 kemungkinan penyebab pendarahan atau flek saat hamil:
1. Pap Smear
Pada umumnya hampir semua wanita mengalami flek atau bercak darah usai melakukan pemeriksaan pap smear. Flek atau bercak darah tersebut tidak berbahaya. Biasanya flek akan menghilang usai 24 jam dari pemeriksaan.
ADVERTISEMENT
2. Berhubungan Seksual
Selama trimester pertama dan kedua, serviks Anda akan bengkak. Hal ini disebabkan akibat suplai darah meningkat di area tersebut. Akibatnya terjadi pendarahan atau flek ketika berhubungan seksual saat hamil.
3. Infeksi
Pendarahan pada serviks mungkin bisa terjadi akibat infeksi. Infeksi tersebut disebabkan akibat penyakit menular seksual seperi klamida. Jika Anda mengalami hal penyakit tersebut saat hamil, Anda perlu mendapatkan perawtan dan obat-obatan khusus dari dokter.
4. Plasenta Previa
Jika Anda mengalami pendarahan akibat plasenta previa, kondisi dimana plasenta menutupi mulut rahim Anda. Gejala utamanya adalah pendarahan vagina berawarna merah terang tanpa rasa sakit selama paruh kedua kehamilan. Kondisi ini juga dapat menyebabkan pendarahan hebat sebelum atau selama persalinan.
ADVERTISEMENT
Saat Anda mengalami ini, doter akan menganjurkan Anda untuk beristirahat. Biasanya dokter juga menyaranakan Anda melahirkan melalui operasi caesar. Operasi caesar tersebut dilakukan saat usia kehamilan Anda pada 38 atau 39 minggu. Namun, jika Anda mengalami plasenta previa pada trimester ketiga, operasi caesar bisa dilakukan lebi awal.
5. Pendarahan Implantasi
Pendarahan implantasi terjadi pada awal kehamilan Anda. Ini umum terjadi. Hampir sepertiga wanit mengalmi hal ini. Hal ini tejrdi setelah pembuahan. Banyak wanita menganggap pendarahan ini permulaaan siklus menstruasi baru padahal tidak.
Saat terjadi pendarahan implantasi, tidak banyak darah yang keluar melalui vagina dan biaisanya hanya terjadi beberapa jam. Anda tidak perlu mengkhawatirkannya.