Pendarahan Setelah Melahirkan? Waspadai Sindrom Sheehan, Moms

25 Mei 2021 17:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil yang akan melahirkan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil yang akan melahirkan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Setelah bertaruh nyawa melahirkan si kecil ke dunia, ibu masih harus berjuang melewati berbagai tantangan lain usai bersalin. Salah satunya adalah kemungkinan mengalami pendarahan.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, pendarahan saat melahirkan memang bisa berbahaya bagi kesehatan ibu. Salah satu yang perlu diwaspadai adalah munculnya sindrom sheehan. Pernah dengar sebelumnya?
Sindrom sheehan adalah suatu kondisi medis yang dialami ibu karena kehilangan banyak darah saat melahirkan atau memiliki tekanan darah rendah selama atau setelah melahirkan. Dilansir Parenting Firstcry, kondisi ini dapat menghilangkan banyak oksigen dari tubuh ibu yang menyebabkan kerusakan pada kelenjar pituitari atau kelenjar utama yang terletak di dasar otak.
Ilustrasi menjelang persalinan di RS Foto: Shutterstock
Menurut ahli patologi Inggris, Harold Leeming Sheehan, orang yang pertama kali menjelaskan kelainan ini pada tahun 1937 mengatakan bahwa sindrom sheehan disebut juga dengan hipopituitarisme pascapartum. Menurutnya, kondisi ini berkembang akibat nekrosis hipofisis iskemik setelah perdarahan uterus. Nah, kehilangan banyak darah setelah melahirkan menyebabkan kematian jaringan di kelenjar pituitari.
ADVERTISEMENT
Ketika tekanan darah menurun selama atau setelah persalinan, kelenjar pituitari kekurangan darah dan oksigen yang seharusnya dibutuhkan menjalankan fungsinya. Kelenjar pituitari yang merupakan bagian dari sistem endokrin, yang bertugas untuk mengeluarkan hormon tertentu yang mempengaruhi organ lain seperti ginjal, tiroid dan rahim.
Nah Moms, selama kehamilan, kelenjar ini akan tumbuh menjadi dua kali lipat lebih besar dari ukuran aslinya. Inilah yang menyebabkan kelenjar pituitari lebih rentan terhadap cedera atau mengalami syok saat melahirkan. Jika sel kelenjar pituitari rusak atau mati (nekrosis), jumlah hormon yang diproduksi olehnya dapat berkurang sehingga menimbulkan hipopituitarisme.

Gejala Sindrom Sheehan yang Harus Diwaspadai Setelah Melahirkan

Ilustrasi ibu hamil yang akan melahirkan. Foto: Shutter Stock
Mengutip Mayo Clinic, tanda dan gejala sindrom sheehan terjadi karena kekurangan hormon yang diproduksi kelenjar pituitari. Ibu yang mengalami sindrom sheehan setelah melahirkan dapat mengalami gejala tertentu seperti, kesulitan menyusui atau kehilangan kemampuan untuk menyusui bayinya, hingga tidak adanya periode menstruasi usai melahirkan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mereka juga akan mengalami penurunan fungsi mental yang menjadi lebih lambat dan penambahan berat badan yang signifikan. Padahal, umumnya ibu justru akan kehilangan berat badannya secara perlahan setelah melahirkan karena harus menyusui.
Ilustrasi persalinan. Foto: Shutter Stock
Tanda lainnya adalah, ibu akan mengalami tekanan darah rendah, gula darah rendah, mudah kelelahan, detak jantung yang tidak teratur dan penyusutan payudara. Jika ibu merupakan orang yang rutin mencukur bulu kemaluannya, maka saat mengalami sindrom ini bulu kemaluannya tidak kunjung tumbuh setelah dicukur dalam waktu yang lama.
Beberapa wanita biasanya menganggap gejala ini hanya sebagai efek dari aktivitas barunya sebagai seorang ibu yang kian sibuk. Bahkan dalam beberapa kasus, mereka baru menyadari mengalami sindrom sheehan setelah sekian lama sampai harus memerlukan perawatan khusus.
ADVERTISEMENT
Jadi Moms, bila Anda mengalami beberapa gejala di atas, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut, ya.