Pendarahan Subkorionik pada Ibu Hamil, Apa Maksudnya?

2 Desember 2022 19:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil alami pendarahan. Foto: Motortion Films/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil alami pendarahan. Foto: Motortion Films/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kehamilan berjalan dengan lancar dan sehat hingga melahirkan merupakan harapan semua ibu. Namun, setiap ibu hamil biasanya mengalami tantangan dan hambatannya yang berbeda-beda saat mengandung. Salah satu yang paling umum adalah ketika terjadinya pendarahan.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, pendarahan selama kehamilan kerap menimbulkan kekhawatiran. Pasalnya, kondisi ini sering kali dikaitkan dengan risiko keguguran. Namun tidak semua jenis pendarahan ada hubungannya dengan keguguran, seperti pendarahan subkorionik misalnya.
Lantas, apa yang dimaksud dengan pendarahan subkorionik?

Pendarahan Subkrionik yang Bisa Dialami Ibu Hamil

Ilustrasi ibu hamil pendarahan. Foto: Shutter Stock
Moms, pendarahan subkorionik merupakan salah satu penyebab munculnya bercak ringan atau berat pada trimester pertama kehamilan. Mengutip What to Expect, pendarahan subkorionik juga dikenal dengan hematoma subkorionik yaitu, kondisi adanya akumulasi darah di antara plasenta dan selaput janin luar (korion) sehingga menyebabkan pendarahan.
Pendarahan subkorionik terjadi pada 1 persen kehamilan, namun lebih sering ditemukan pada ibu yang hamil dengan metode bayi tabung (IVF). Sebagian besar pendarahan subkorionik akan sembuh dengan sendirinya dan kehamilan bisa dilanjutkan dengan aman tanpa komplikasi.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, dokter spesialis maternal-fetal di University of Washington, Dr. Alyssa Stephenson-Famy, MD, mengimbau agar semua jenis pendarahan pada trimester pertama kehamilan termasuk hematoma subkorionik dipantau dengan baik untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan.
“Sebagian besar pendarahan subkorionik tidak berbahaya dan sembuh dengan sendirinya. Tetapi, hal itu membuat ibu hamil berisiko lebih tinggi untuk mengalami komplikasi lain seperti persalinan prematur,” jelas Dr. Alyssa seperti dikutip dari Parents.
Tak hanya itu, pendarahan subkorionik juga bisa menyebabkan plasenta terlepas dari dinding dalam kasus yang jarang terjadi. Bila ini terjadi, maka risiko komplikasi lain seperti persalinan prematur hingga keguguran bisa meningkat.
Hematoma subkorionik biasanya juga sulit dikenali karena tidak selalu menimbulkan gejala yang nyata, terutama jika bercak yang muncul hanya berukuran kecil. Apalagi, tidak semua kasus pendarahan dianggap tidak berbahaya. Oleh sebab itu, yang terbaik adalah segera berkonsultasi pada dokter bila Anda mengalami pendarahan yang mengkhawatirkan selama kehamilan ya, Moms.
ADVERTISEMENT