Peneliti Kembangkan KB Berbentuk Gel Buat Pria, Tinggal Dioles ke Bahu

6 Juni 2024 20:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peneliti Kembangkan KB Berbentuk Gel Buat Pria, Tinggal Dioles ke Bahu. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Peneliti Kembangkan KB Berbentuk Gel Buat Pria, Tinggal Dioles ke Bahu. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kontrasepsi untuk mencegah kehamilan pada wanita begitu beragam jenisnya. Sementara pilihan alat kontrasepsi bagi pria tidak sebanyak itu, seperti kondom, suntik testosteron, hingga vasektomi yang bersifat permanen.
ADVERTISEMENT
Namun, baru-baru ini, ilmuwan tengah mengembangkan inovasi alat kontrasepsi terbaru bagi pria, yaitu berbentuk gel. Uji coba klinis gel kontrasepsi berlangsung beberapa waktu lalu, dan hasilnya cukup baik.
Dalam konferensi Endocrine Society’s yang berlangsung di Boston, Amerika Serikat, Minggu (2/6), peneliti bersama National Institutes of Health’s Contraceptive Development Program mempresentasikan hasil uji coba fase dua. Uji coba tersebut melibatkan 222 pria berusia 18-50 tahun, yang diminta untuk mengoleskan 5 ml gel (sekitar satu sendok teh) ke area tulang belikat --area belakang bahu atau punggung bagian atas-- mereka sekali dalam sehari.
Dikutip dari NBC, setelah 12 minggu mereka menggunakan gel tersebut setiap hari, 86 persen peserta uji coba mencapai penekanan jumlah sperma, yaitu hingga 1 juta sperma per milimeter air mani. Jumlah ini dianggap efektif oleh peneliti untuk digunakan sebagai kontrasepsi dan mencegah kehamilan.
ADVERTISEMENT
Sebagai perbandingan, jumlah sperma normal tanpa alat kontrasepsi berkisar 15 juta hingga 200 juta per milimeter.
"Waktu yang lebih cepat dari perkiraan untuk menekan sperma ini adalah sesuatu yang menggembirakan. Terutama karena upaya di masa lalu membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai jumlah sperma [1 juta] tersebut," tutur Kepala Program Pengembangan Kontrasepsi NIH, Diana Blithe, dalam rilisnya.
Pada upaya pengembangan sebelumnya yang memanfaatkan hormon testosteron saja memerlukan dosis hormon yang lebih tinggi. Sehingga, menimbulkan efek samping pada beberapa orang.
Namun, pada gel kontrasepsi ini hanya memerlukan testosteron dengan jumlah yang lebih sedikit, serta dipadukan dengan Nestorone atau sejenis hormon sintetis yang disebut progestin yang selama ini sudah digunakan pada alat kontrasepsi cincin vagina.
ADVERTISEMENT
Penggabungan testosteron dan Nestorone dalam gel kontrasepsi terbaru ini bertujuan untuk mencegah pria memproduksi sperma, tanpa memengaruhi gaya seks mereka atau pun menyebabkan efek samping.
Untuk mencari tahu lebih jauh soal efektivitas gel tersebut, peneliti meminta para peserta untuk melanjutkan hubungan seks dengan komitmen bersama pasangannya. Ya Moms, pasangan juga harus setuju menggunakan gel sebagai satu-satunya alat kontrasepsi, dan melakukan hubungan seks setidaknya sebulan sekali selama setahun.
Sepanjang penelitian, jumlah sperma pria akan diuji secara berkala yang merupakan indikator kesuburan yang baik. Namun, jika jumlah sperma tetap rendah, maka kemungkinan untuk hamilnya lebih kecil.

Kata Peserta Uji Coba Kontrasepsi Gel

Logan Whitehead (24) merupakan salah satu peserta uji coba yang setiap pagi selama 1,5 tahun belakangan mencoba gel bening ini ke bahunya. Ia menunggu hingga kering, lalu menjalani hari seperti biasa.
ADVERTISEMENT
"Pada dasarnya ini seperti gel pembersih tangan, begitu juga dengan baunya," ucap pria yang tinggal di Torrance, California, itu.
Ia telah menjadi sukarelawan dalam uji coba fase dua untuk gel hormonal yang bekerja dengan memproduksi sperma pemakainya.
Jika Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat menyetujui gel ini, maka Whitehead mengaku akan terus menggunakannya. Ini dikarenakan ia melihat pasangannya cukup kesulitan memilih jenis kontrasepsi yang cocok.
Whitehead sejauh ini tidak merasakan efek samping setelah menggunakan gel kontrasepsi tersebut, selain muncul beberapa jerawat di punggung atas dan sedikit penambahan berat badan. Namun, ia menduga ini juga berkaitan dengan pekerjaan baru Whitehead yang tidak membuatnya banyak bergerak.