Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Pengapuran Plasenta di Usia Kehamilan 35 Minggu, Apa yang Perlu Diwaspadai?
11 Januari 2022 8:07 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 21 Januari 2022 15:14 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, ini merupakan kondisi penuaan fisiologis plasenta yang menandakan bahwa bayi sudah siap untuk dilahirkan. Tetapi, dalam beberapa kasus, plasenta justru bisa mengapur lebih awal atau yang disebut pengapuran plasenta dini. Jika sudah begini, maka pengapuran plasenta perlu diwaspadai karena bisa membahayakan ibu maupun bayi di dalam kandungan.
Pengapuran plasenta dini bisa terjadi di usia kehamilan yang berbeda-beda di bawah 37 minggu, misalnya sejak usia 28 hingga 35 minggu. Lantas, bila pengapuran plasenta terjadi usia kehamilan 35 minggu seperti apa ya kondisinya? Dan apa saja yang perlu diwaspadai?
Penjelasan soal Kondisi Pengapuran Plasenta pada Usia Kehamilan 35 Minggu
Pengapuran plasenta dini atau prematur yang terjadi di antara usia kehamilan 28 hingga 35 minggu dapat mengakibatkan komplikasi berbahaya bagi ibu hamil dan bayi di dalam kandungan. Hal ini dijelaskan oleh Dr. Sabiha Anjum, MBBS, DGO, Ahli Obstetri dan Ginekologi dari India seperti dikutip dari FirstCry Parenting.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr. Sabiha, ibu dengan kehamilan berisiko tinggi karena menderita tekanan darah tinggi, diabetes, gangguan ginjal, anemia kronis, masalah kardio, hingga plasenta previa lebih mungkin untuk mengalami pengapuran plasenta dini, terutama di usia kehamilan 28 hingga 35 minggu.
Pengapuran plasenta pada usia kehamilan tersebut perlu mendapatkan perawatan dan pemantauan serius dari dokter kandungan. Sebab, dalam kebanyakan kasus, kondisi ini membuat bayi terpaksa dilahirkan lebih awal atau prematur demi keselamatan ibu dan si kecil.
Padahal, bayi yang lahir secara prematur juga berisiko mengalami masalah kesehatan jangka panjang, termasuk cedera otak, serta masalah dengan penglihatan dan pendengaran yang menyebabkan tumbuh kembangnya terganggu. Selain itu, bayi juga mungkin mempunyai skor apgar dan berat badan lahir yang rendah, Moms.
ADVERTISEMENT