Pengapuran Plasenta di Usia Kehamilan 37 Minggu, Bagaimana Kondisinya?

21 Januari 2022 8:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi plasenta pada ibu hamil. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi plasenta pada ibu hamil. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengapuran plasenta adalah kondisi alami dan normal yang akan terjadi pada semua ibu hamil menjelang waktu kelahiran bayi. Tapi, pengapuran plasenta bisa menjadi berbahaya jika terjadi lebih awal terutama sebelum usia kehamilan menginjak 37 minggu.
ADVERTISEMENT
Hal ini biasanya disebut dengan pengapuran plasenta dini atau prematur. Pada kondisi ini, plasenta dipenuhi oleh endapan kalsium yang membuat oksigen dan nutrisi tidak bisa tersalurkan dengan baik ke bayi di dalam kandungan. Tak jarang, pengapuran plasenta dini menyebabkan berbagai risiko seperti hambatan pertumbuhan janin, kelahiran prematur, hingga komplikasi pada ibu.
Lantas, bagaimana jika pengapuran plasenta terjadi tepat pada usia kehamilan 37 minggu?

Penjelasan soal Pengapuran Plasenta di Usia Kehamilan 37 Minggu

Ilustrasi pengapuran plasenta pada ibu hamil. Foto: Shutter Stock
Pengapuran plasenta yang terjadi di usia kehamilan 37-42 minggu adalah kondisi yang normal dan aman bagi ibu serta bayi di dalam kandungan. Hal tersebut dijelaskan oleh Ahli Obstetri dan Ginekologi dari India Dr. Sabiha Anjum, MBBS., DGO., seperti dikutip dari FirstCry Parenting.
ADVERTISEMENT
Pada usia kehamilan tersebut, janin dianggap sudah berada dalam usia yang matang sehingga tidak akan mengalami risiko apa pun bila plasenta mengapur. Umumnya, bayi akan terlahir dalam kondisi sehat dengan berat badan yang normal. Ibu hamil juga tidak terancam mengalami komplikasi termasuk pendarahan usai persalinan.
Meski begitu, bila plasenta sudah mulai mengapur, bayi harus segera dilahirkan maksimal pada minggu ke 42 kehamilan. Sebab, plasenta yang telah mengapur tidak mampu memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup lagi untuk bayi di dalam kandungan. Pasokan oksigen dan nutrisi yang tidak memadai dapat menimbulkan risiko kerusakan pada otak bayi.
Oleh sebab itu, bila ibu hamil masih juga belum menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan seperti kontraksi atau pecah ketuban pada minggu ke 42 kehamilan, mungkin dokter akan segera mengambil tindakan operasi caesar demi keselamatan ibu dan bayi.
ADVERTISEMENT