Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski cukup sering digunakan, para ahli tidak merekomendasikan penggunaan dot pada bayi. Simak penjelasan berikut ini sebagaimana dikutip dari laman IDAI.
Dampak Negatif Punggunaan Dot pada Bayi
1. Bingung Puting
Bingung puting adalah kondisi di mana bayi lebih memilih mengisap cairan melalui botol dot ketimbang menyusu pada payudara ibu. Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) menjelaskan melalui laman resminya, bingung puting bisa terjadi karena menyusu melalui botol dot lebih mudah dan mekanismenya dibanding menyusu pada payudara ibu.
Menurut IDAI, saat menyusu langsung, dibutuhkan banyak kerja otot di bagian kepala dan lidah bayi untuk mengeluarkan ASI pada payudara. Gerakan gelombang lidahnya pun berbeda antara mengisap cairan dari dot dan mengisap ASI dari payudara ibu.
ADVERTISEMENT
Sementara ketika bayi mengisap atau minum melalui botol dot, aliran cairan yang ia peroleh lebih lancar. Untuk membuat cairan di dalam botol dot keluar, bayi cukup mengisap sedikit saja. Bayi tidak perlu 'berusaha keras' mengisap mengeluarkan cairan dengan gerakan peristaltik lidah seperti yang harus dilakukannya bila menyusu dari payudara. Hal ini membuat bayi mengenali adanya ‘aliran’ yang deras dari botol.
2. Risiko Penyapihan Dini pada Bayi
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dot mengakibatkan penyapihan dini pada bayi karena si kecil lebih nyaman minum lewat dot daripada menyusu langsung. Selain itu, penggunaan dot juga dapat mengganggu rangsangan isapan bayi ke puting ibu, sehingga produksi ASI pun menurun.
Namun, beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda. Menurut Howard, dkk (1999), menurunnya frekuensi menyusu secara langsung lebih berhubungan dengan menurunnya pemberian ASI daripada dot. Selain itu, menurut Kramer, dkk (2001), menyebutkan bahwa penggunaan dot dan hubungannya dengan penyapihan dini ternyata lebih berkaitan dengan adat kebiasaan, motivasi, dan faktor psikologis.
ADVERTISEMENT
3. Pemberian Dot Menimbulkan Infeksi
Penggunaan dot sering dihubungkan dengan meningkatnya kejadian infeksi pada bayi karena transmisi mikroorganisme patogen, antara lain otitis media atau gangguan telinga, diare, dan infeksi saluran napas. Selain itu, si kecil juga berisiko terpapar kuman dari dotnya.
4. Maloklusi dan Karies Gigi
Penggunaan dot yang berkepanjangan mempunyai korelasi kuat dengan timbulnya masalah gigi, seperti karies (gigi rusak) dan maloklusi (gigi berantakan). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan dot hingga anak berusia di atas 2 tahun dapat menimbulkan kerusakan gigi. Hal itu bisa bertambah parah jika penggunaan dot dilakukan sambil tidur.
Meski begitu, jika bayi hanya sesekali mengempeng sampai berusia 1 tahun, risiko kerusakan gigi mungkin dapat menurun. Sebaliknya, jika bayi aktif menggunakan dot sampai usianya di atas 1 tahun, risiko kerusakan gigi mungkin akan meningkat.
ADVERTISEMENT
5. Dot dapat Menurunkan Risiko SIDS
Sudden infant death syndrome (SIDS) atau sindrom kematian mendadak pada bayi umumnya dialami oleh bayi berusia di bawah 1 tahun. Hal itu disebabkan oleh belum sempurnanya peran kontrol autonomik sistem kardiorespirasi dan gagalnya respon bangun pada waktu bayi tidur. Penggunaan dot pada bayi disebut dapat menurunkan risiko SIDS.
Meski begitu, belum ada kejelasan tentang mekanisme peranan dot dalam mencegah terjadinya SIDS. American Academy Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar orang tua tidak perlu memasang lagi dot yang terlepas saat bayi tertidur.