Penting, Moms! Salah Tekstur MPASI Bisa Bikin Anak GTM

19 Februari 2025 16:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Press Conference: SUN Ajak Ibu Lawan GTM dengan Metode GLM (Gerakan Lahap Makan) di The Gallery Cibis Park, Jakarta Selatan, Selasa (18/2/2025). Foto: Eka Nurjanah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Press Conference: SUN Ajak Ibu Lawan GTM dengan Metode GLM (Gerakan Lahap Makan) di The Gallery Cibis Park, Jakarta Selatan, Selasa (18/2/2025). Foto: Eka Nurjanah/kumparan
ADVERTISEMENT
Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan ketika bayi sudah mencapai umur enam bulan. Proses MPASI ini terkadang memunculkan cerita yang unik. Mulai dari ekspresi lucu anak saat pertama kali makan, lahapnya anak makan, hingga momen anak melepeh.
ADVERTISEMENT
Ya, melalui tahap MPASI memang tak selamanya mulus. Tapi, tentu saja ini perjalanan yang harus dilalui dan dinikmati ya, Moms. Orang tua juga perlu terus belajar dan memahami apa yang dibutuhkan anak.

Pengaruh Tekstur Makanan pada Nafsu Makan Bayi

Dari proses memberi makan anak, tekstur makanan menjadi satu hal yang juga perlu menjadi perhatian orang tua. Hal itu disampaikan Dokter Spesialis Anak, dr. Dimple Nagrani, Sp.A, BMedSc, dalam Acara Press Conference: SUN Ajak Ibu Lawan GTM dengan Metode GLM (Gerakan Lahap Makan) di The Gallery Cibis Park, Jakarta Selatan, Selasa (18/2).
Dokter Spesialis Anak, dr. Dimple Nagrani, Sp.A, BMedSc, dalam Acara Press Conference: SUN Ajak Ibu Lawan GTM dengan Metode GLM (Gerakan Lahap Makan) di The Gallery Cibis Park, Jakarta Selatan, Selasa (18/2/2025). Foto: Eka Nurjanah/kumparan
"Tekstur makanan itu perlu banget kita pastikan, jangan sampai kita terlalu cepat menaikkan dan menurunkan tekstur. Sekali tekstur sudah naik, pastikan teksturnya naik terus," kata dr. Dimple.
ADVERTISEMENT
Nah, menurut dr. Dimple, di sinilah biasanya momen anak-anak GTM, yakni saat memasuki usia tujuh hingga delapan bulan. Sebab di usia tersebut, bayi sudah bosan dengan tekstur makanan berbentuk bubur, sementara orang tuanya belum menaikkan tekstur MPASI. Di periode ini mereka sudah ingin makan dengan cara mengunyah.
"Yang ingin mereka lakukan ialah mengunyah, tapi kita kasihnya bubur bubur bubur bubur terus. Dan yang paling sering dikeluhkan oleh orang tua, 'Dok macem-macem dia makan, jari saya digigitin, pulpen digigitin, tapi kalau makan enggak ada yang mau sama sekali'," tutur dr. Dimple.
Press Conference: SUN Ajak Ibu Lawan GTM dengan Metode GLM (Gerakan Lahap Makan) di The Gallery Cibis Park, Jakarta Selatan, Selasa (18/2/2025). Foto: Eka Nurjanah/kumparan
Bila bayi suka menggigit banyak hal, namun menolak makan, tandanya tekstur MPASI-nya harus naik. Sebab, mereka tidak bisa mengunyah bubur yang masuk ke mulut dan dampaknya membuat malas atau menolak makan. Di sisi lain, mulut bayi sudah siap untuk mengunyah.
ADVERTISEMENT
"Jadi, pastikan dari awal sudah teksturnya halus dan kental. Tapi halus dan kental itu buburnya jangan kayak krim sup. Kalau buburnya kayak krim sup, air liur si kecil banyak banget, krim sup plus air liur itu bleber-bleber semua jadinya berantakan," ujarnya.

Tekstur yang Tepat untuk MPASI Bayi

Orang tua bisa memberi bubur dengan tekstur yang lebih kental namun halus untuk bayi. Contohnya seperti mashed potato. Yakni buburnya bisa dicolek lalu apabila jari dibalik ke bawah, bubur tidak jatuh ke lantai.
"Kemudian memasuki usia 9-12 bulan itu sudah padat dan lembut, di atas 12 bulan kita bisa berikan si kecil makanan keluarga," pungkas dr. Dimple.