Pentingnya Deteksi Dini untuk Cegah Preeklamsia pada Ibu Hamil

12 Oktober 2023 12:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pentingnya Deteksi Dini untuk Mengetahui Preeklamsia Pada Ibu Hamil. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Pentingnya Deteksi Dini untuk Mengetahui Preeklamsia Pada Ibu Hamil. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Preeklamsia saat hamil adalah kondisi yang harus diwaspadai. Ya Moms, dalam dunia medis, preeklamsia diartikan sebagai gangguan kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan disertai dengan gejala kerusakan ginjal yang ditunjukkan oleh tingginya kadar protein pada urine.
ADVERTISEMENT
Dokter Spesialis Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp.OG, Subsp. Onk., menyebut, kondisi ini umumnya terjadi pada usia kehamilan trimester kedua akhir sampai trimester ketiga.
Belum diketahui dengan jelas penyebab pasti beberapa wanita mengalami preeklamsia.
‘’Sebetulnya itu penyakitnya tidak tahu penyebabnya sampai sekarang, tapi kita bisa deteksi lebih dini,’’ ujar Dokter Fitriyadi dalam Media Interview bersama First Care di Jakarta, Rabu (11/10).
Oleh karena itu disarankan untuk ibu hamil melakukan deteksi dini untuk mengetahui adanya preeklamsia atau tidak. Deteksi dini ini bisa dilakukan pada usia kehamilan mulai dari 10 minggu.
"Jadi misalnya pada kehamilan 10 minggu, 11 minggu itu bisa dideteksi, nanti ada gambaran arus darahnya. Jadi nanti kita bisa prediksi, karena kita tahu penyebabnya jadi kita tidak bisa mencegah, tapi kita bisa mencegah untuk tidak jadi lebih berat.’’ kata Dokter Fitriyadi.
ADVERTISEMENT
Gejala preeklamsia saat hamil. Foto: Shutter Stock
Setiap wanita yang hamil, berisiko mengalami preeklamsia. Meski begitu, preeklamsia pada ibu hamil bukan indikasi untuk lahir dengan cara operasi caesar. Dokter Fitriyadi juga menjelaskan, kondisi preeklamsia ini hanya bisa diobati dengan cara bayi dilahirkan.
"Seorang wanita punya bakat preeklamsia, yang bila dibiarkan bisa mengakibatkan kejang. Misal 35 minggu sudah ketemu preeklamsia, bayinya sudah (siap) kita siapkan, kita induksi, kita lahirin normal.’’ katanya.
"Jadi misal pada hamil 28 minggu sudah terjadi preeklamsia perburukan, jangan dipaksa teruskan ya, kita indikasinya sudah ibunya, jadi sebaiknya dilahirkan.’’ sambungnya.
Lantas, apakah preeklamsia juga bisa terjadi pada kehamilan berikutnya?
Ya, Moms, bila kehamilan sebelumnya pernah mengalami preeklamsia, maka di kehamilan berikutnya punya peluang 37 persen mengalami hal serupa.
ADVERTISEMENT
‘’Recanci bisa 37 persen, tapi itu tidak selalu, karena itu perlu dipersiapkan sebelum kehamilan, mungkin perlu asam folat yang cukup, zinc yang cukup, vitamin.’’ pungkas Dokter Fitriyadi.