Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pentingnya Jaga Kesehatan Pencernaan Anak untuk Optimalkan Tumbuh Kembangnya
21 Desember 2024 19:34 WIB
·
waktu baca 6 menitADVERTISEMENT
Salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada anak adalah gangguan pencernaan, seperti diare dan sembelit atau konstpasi. Bahkan menurut riset yang dipublikasikan di National Library of Medicine pada 2018, 29,6% anak di dunia pernah mengalami konstipasi.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di Indonesia, presentasenya lebih tinggi. Mengutip Kemenkes, 1 dari 3 anak disebut pernah mengalami konstipasi. Dari seluruh kasus anak yang dirujuk dengan konstipasi ini, 95% kasus merupakan konstipasi fungsional.
Masalah konstipasi yang dialami oleh si kecil disebabkan oleh banyak faktor, Moms. Seperti pergerakan usus yang lambat, perubahan pola makan, menunda buang air besar (BAB) karena sedang bermain, menahan BAB karena punya pengalaman buruk saat proses toilet training, hingga perubahan lingkungan toilet atau takut menggunakan toilet umum.
Oleh karena itu, dalam rangka memperingati Constipation Awareness Month, Bebelac berupaya mengajak para ibu untuk mencegah konstipasi dan menjaga kesehatan saluran cernanya dengan asupan nutrisi yang tepat dan memonitor saluran cerna pencernaan si kecil, untuk mendorong tumbuh kembang yang optimal.
ADVERTISEMENT
“Kurangnya asupan serat prebiotik akan membuat feses yang dihasilkan oleh saluran pencernaan menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan oleh tubuh. Sayangnya, 9 dari 10 anak tidak mampu memenuhi asupan serat prebiotik hariannya" kata Dokter Anak Konsultan Gastrohepatologi, dr. Ezy Barnita Sp.A(K).
dr Ezy menyebut, orang tua sering mengasumsikan bahwa konstipasi akan menghilang dengan sendirinya. Padahal menurut studi, prevalensi konstipasi tidak berkurang secara signifikan seiring beranjak dewasa. Banyak anak-anak yang masih mengalami konstipasi hingga remaja dan dewasa.
"Sekitar 43% anak mengalaminya selama lebih dari 5 tahun. Sementara itu, 26% dewasa muda mengalami konstipasi sejak masa kanak-kanak. Oleh karena itu penting mencukupi asupan harian serat prebiotik si Kecil agar kesehatan pencernaannya terjaga dan mencegahnya dari masalah gangguan pencernaan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut dr. Ezy Barnita Sp.A(K) mengatakan, konstipasi pada anak-anak tidak dapat dianggap sepele. Saat awal, keluhan konstipasi menimbulkan gejala seperti sakit perut, anak menolak makan, tidur terganggu karena anak lapar, serta menjadi lebih rewel.
Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memicu perubahan perilaku seperti mudah tersinggung, agresif, kasar, bahkan tantrum akibat anak tidak lancar buang air besar. Masalah ini juga dapat menyebabkan gejala fisik seperti kelesuan serta nafsu makan yang buruk pada anak. Jika terus berlanjut, masalah konstipasi pada anak dapat menghambat dan mempengaruhi tumbuh kembang si kecil.
"Oleh karena itu, konstipasi perlu dicegah dengan asupan serat prebiotik yang cukup dan monitor pup si Kecil setiap hari. Monitoring pup si Kecil secara rutin akan membuat orang tua menyadari saat ada gejala mendekati konstipasi, misalnya tekstur pupnya mulai keras meskipun masih BAB rutin, atau BAB mulai jarang meskipun tekstur pupnya masih lunak," katanya.
ADVERTISEMENT
Moms, perkembangan saluran cerna yang sehat sejak dini sangat penting bagi kesehatan holistik (tumbuh kembang optimal). Asupan nutrisi yang adekuat merupakan faktor kunci dalam membentuk dan mempertahankan ekosistem mikroba usus yang seimbang, khususnya kebutuhan serat prebiotik.
Prebiotik berperan dalam mendukung pertumbuhan dan aktivitas mikrobiota usus (bakteri baik), yang kemudian dapat memberikan dampak positif pada perbaikan konsistensi feses, jumlah waktu buang air besar, dan kembung.
dr. Ezy menjelaskan, untuk mendukung pencernaan selalu sehat dan terbebas dari gangguan pencernaan seperti sembelit atau konstipasi, salah satunya bisa dilakukan dengan pemberian pola makan bergizi seimbang dengan serat prebiotik yang cukup. Selain dari makanan alami seperti buah-buahan, sayur-mayur, kacang-kacangan, serta beberapa jenis sayuran akar seperti umbi-umbian dan wortel, prebiotik juga bisa diperoleh dari susu pertumbuhan yang terfortifikasi khusus dengan rasio prebiotik yang tepat.
ADVERTISEMENT
"Salah satu serat prebiotik yang sudah teruji klinis untuk mendukung kesehatan pencernaan adalah FOS:GOS 1:9,” tambah dr. Ezy.
Memahami pentingnya asupan serat prebiotik untuk mencegah konstipasi, Danone Specialized Nutrition (SN) menghadirkan prebiotik FOS:GOS 1:9.
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK., Medical & Scientific Affairs Director Danone Indonesia mengatakan, manfaat kesehatan dari FOS:GOS 1:9 (termasuk untuk kesehatan saluran cerna) telah diteliti dengan lebih dari 40 studi ilmiah dan menghasilkan lebih dari 90 publikasi internasional di lebih dari 10 Negara Asia dan Eropa.
"Serat prebiotik dengan kombinasi FOS:GOS 1:9 ini telah teruji klinis mampu menjaga kesehatan pencernaan si kecil sehingga konsistensi feses anak tetap lunak, mendukung kebiasaan buang air besar menjadi lebih teratur, sehingga si kecil bebas dari masalah pencernaan seperti konstipasi untuk mendukung tumbuh kembang serta kreativitasnya,” ujar dr. Ray.
ADVERTISEMENT
Orang tua juga perlu memahami konsistensi BAB anak yang ideal, tidak keras atau kering, serta tidak terlalu lembek atau encer. Penggunaan alat bantu berupa gambar peraga dapat membantu dokter lebih memahami kondisi BAB anak yang sebenarnya. Namun kadang luasnya variasi bentuk, konsistensi dan warna BAB tidak selalu dapat diandalkan.
Cara lain adalah apabila orangtua mendokumentasikan setiap kali anak BAB, sehingga dapat diperlihatkan pada dokter saat kontrol.
Pakai AI Poop Tracker untuk Pantau Kesehatan Pencernaan Anak
Selain itu, memahami pentingnya monitoring pup secara rutin, Nutricia Research mengembangkan model Artificial Intelligence (AI) yang dapat membantu orang tua untuk melakukan monitoring pup dengan lebih mudah.
dr. Ray menjelaskan, tim Nutricia di Eropa dan Asia sudah mengembangkan model AI yang dapat mengecek pupatau feses si kecil dengan akurasi lebih dari 95%. Hasil riset ini sudah dipresentasikan dalam forum ilmiah kesehatan pencernaan internasional, seperti The European Society for Paediatric Gastroenterology Hepatology and Nutrition (ESPGHAN), dan sudah dipublikasikan di jurnal ternama The Journal of Pediatric Gastroenterology and Nutrition (JPGN) dan Acta Paediatrica.
ADVERTISEMENT
"Hasil riset ilmiah tersebut telah menjadi landasan pengembangan tools di Indonesia dan divalidasi oleh dokter anak konsultan gastroenterologi di Indonesia,” tambah dr. Ray.
Oleh karena itu, Danone SN Indonesia menghadirkan Bebelac GoGreat+ produk bernutrisi dengan FOS:GOS yang sudah teruji klinis. Lebih jauh lagi, Danone SN Indonesia yang didukung oleh Nutricia Research di Eropa dan Asia juga berkomitmen untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dapat digunakan untuk skrining kesehatan pencernaan si kecil.
Inovasi yang telah dikembangkan tersebut adalah ‘Bebejourney AI Poop Tracker’ yang merupakan tools berbasis AI pertama di Indonesia dengan fitur canggih untuk membantu para orang tua memantau kesehatan pencernaan si kecil secara mandiri di rumah. 'Bebejourney AI Poop Tracker’ ini telah teruji secara memiliki akurasi lebih dari 95%15
ADVERTISEMENT
“Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), fitur AI Poop Tracker yang terdapat di website Bebeclub dapat menganalisis kondisi feses anak secara lebih akurat dan cepat," kata Brand Manager Bebelac, Ceasyalya Tahara.
Anda dapat mengunggah foto feses anak dan AI akan menganalisis warna, tekstur, serta frekuensi buang air besar si kecil. Hasil analisis keluar hanya dalam waktu 60 detik dan akan memberikan informasi mengenai kondisi pencernaan si kecil, sehingga ibu bisa lebih tenang dan segera berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan.
"Inisiatif dan inovasi yang kami hadirkan tersebut diharapkan dapat mendukung para orang tua untuk menjaga kesehatan pencernaan anak, yang pada akhirnya bisa mendukung tumbuh kembang dan kecerdasan setiap anak Indonesia secara optimal agar tumbuh jadi Anak Hebat,” tutup perempuan yang akrab disapa Alya ini.
ADVERTISEMENT