Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Pentingnya Memahami Tiga Fase Kritis DBD, Bisa Cegah Kematian pada Anak!
28 Februari 2024 14:10 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Kasus demam berdarah dengue (DBD ) di Indonesia sedang mengalami peningkatan. Ya Moms, musim pancaroba di mana kelembapan udara (humadity) yang meningkat dapat mempengaruhi perkembangan jentik Aedes aegypti.
ADVERTISEMENT
DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui nyamuk Aedes aegypti. Menurut Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), DR. Dr. Moh. Adib Khumaidi, SpOT, setiap tahunnya kasus DBD banyak terjadi mulai awal hingga pertengahan tahun.
"Dan kalau lihat dari tahun ke tahun, dimulai awal tahun sampai Juni-Juli, peaknya itu bulan Maret-April. Sehingga, penting untuk menyiapkan masyarakat dengan lingkungan dan menggerakkan lagi partisipasi bersama," ungkap Dr. Adib dalam seminar media bertajuk ‘Tata Kelola Integratif Demam Berdarah Dengue’ secara daring, Selasa (27/2).
Dalam data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan per 18 Februari 2024, Kota Kendari di Sulawesi Tenggara menempati posisi pertama kasus DBD terbanyak di Indonesia, yakni sebanyak 564 kasus.
ADVERTISEMENT
Beberapa kota/kabupaten lain yang juga memiliki kasus DBD terbanyak, antara lain: Kutai Kertanegara (403 kasus), Kota Bogor (388 kasus), Subang (373 kasus), dan Bandung Barat (356 kasus).
Jika tidak dilakukan pencegahan, kasus DBD juga bisa semakin bertambah. Dan bila anak menunjukkan gejala-gejala DBD, maka harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dan yang tidak kalah penting adalah memahami fase-fase DBD, termasuk fase kritis, agar tidak sampai menyebabkan komplikasi atau bahkan kematian pada keluarga Anda yang sedang mengalaminya.
Memahami Fase Demam Berdarah Dengue (DBD) untuk Mencegah Kematian
Moms, terdapat tiga fase berlangsungnya DBD pada tubuh Anda, yakni fabrile atau demam (hari ke-1 sampai ke-3), critical atau kritis (hari ke-3 sampai hari ke-6), dan fase recovery atau pemulihan (hari ke-6 sampai hari ke-10).
ADVERTISEMENT
Pada fase demam, biasanya akan muncul gejala berupa demam tinggi hingga 40 derajat celcius selama lebih dari dua hari. Gejala lain yang bisa muncul antara lain: sakit kepala, nyeri otot, mual dan muntah, sakit tenggorokan, hingga muncul bintik-bintik merah di kulit.
Setelah itu, masuklah ke dalam fase kritis. Namun, fase inilah yang sering menimbulkan kesalahpahaman orang tua.
Biasanya, pada fase kritis, demam tinggi yang dialami akan berangsur-angsur mereda. Kondisi ini banyak yang mengira tubuh sudah mulai membaik, padahal penurunan suhu tubuh bukanlah pertanda penderitanya sudah sembuh.
"Anak-anak demam 2-3 hari dibawa ke RS harus dirawat. Setelah itu dirasa demamnya sudah turun, dibawa pulang, itu justru bahaya. Karena dia ada di fase kritis," jelas Dokter Spesialis Dalam - Konsultan Penyakit Tropik Infeksi, Brigadir Jenderal TNI (Purn.) Dr. dr. Soroy Lardo, Sp.PD., K.PTI., FINASIM, yang juga dari Bidang Advokasi Lembaga Pemerintah PB IDI.
ADVERTISEMENT
Begitu juga anak berisiko mengalami dehidrasi, bila pada fase demam hari ke-1 sampai ke-3 tidak mendapatkan cairan yang cukup. Sebab, bisa berakibat fatal bila saat memasuki fase kritis tubuh justru mengalami dehidrasi.
Sedangkan ketika masa pemulihan, kondisi tubuh perlahan mulai membaik dan kadar trombosit juga akan meningkat pesat hingga mencapai kadar normalnya. Selama masa recovery, cairan yang keluar dari pembuluh darah dapat masuk kembali ke pembuluh darah. Maka dari itu, penting untuk menjaga cairan yang masuk ke dalam tubuh agar tidak berlebihan.
"Tapi masa recovery itu berbeda-beda tiap individual. Biasanya saya sarankan istirahat lima hari karena virus masih nyisa dan setelah tiga minggu kadang tubuh masih lemah," tutur dia.
Penanganan Khusus pada Anak-anak yang Alami DBD
Perlu dipahami bahwa anak-anak yang sedang mengalami DBD memerlukan perhatian khusus. Sebab, imunitas tubuhnya belum berkembang secara maksimal dibandingkan orang dewasa.
ADVERTISEMENT
dr. Soroy juga menekankan pentingnya orang tua memahami tiga fase kritis DBD. Misalnya, fase pertama anak yang sudah menunjukkan gejala DBD harus diperiksa darah lengkap. Jika trombositnya sudah menurun, maka langsung harus dibawa ke fasilitas kesehatan.
"Yang menjadi masalah kalau ibu-ibu tidak mengerti, di rumah dia tangani sendiri anaknya demam pakai paracetamol, hari ketiga sudah turun demamnya. Padahal, menurut WHO itu fase critical. Itulah senantiasa digaungkan hati-hati pada fase kritikal pasien dengan DBD," tegas dr. Soroy.
Ia juga menekankan pentingnya mewaspadai bila ada anggota keluarga yang sedang mengalami demam, baik orang dewasa maupun anak-anak. Sebab, virus DBD dapat menimbulkan kebocoran pada pembuluh darah dan berujung komplikasi. Sehingga, demam yang disertai satu atau lebih gejala DBD perlu segera diperiksakan.
ADVERTISEMENT
"Mewaspadai anak-anaknya atau keluarga yang demam. Demam ini adalah suatu kondisi yang ada virus di dalam darah dan berefek pada gejala klinis. Kalau sudah demikian, maka kita memahami fase-fase kritis DBD," pungkasnya.