Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Penyakit Stroke Bergeser ke Usia Produktif, Mungkinkah Dicegah Sejak Dini?
25 September 2024 17:05 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat 15 juta orang di seluruh dunia mengidap stroke setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia, Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 mengungkapkan sekitar 638.178 orang menderita stroke, dan menjadi penyebab kematian tertinggi setelah penyakit jantung.
Yang perlu menjadi sorotan adalah stroke kini tidak hanya dialami orang tua, tetapi juga orang-orang usia produktif seperti anak-anak muda termasuk anak-anak. Mengapa bisa terjadi?
Menurut Dokter Spesialis Neurologi dr. David Pangeran, Sp.N, stroke timbul karena sebagian besar dipengaruhi oleh gaya hidup yang kurang sehat.
"Untuk usia muda belakangan ini trennya makin bertambah, mungkin karena pola makan dan hidup kita. Dulu, 30-40 tahun lalu, mobil belum semua punya jadi relatif jalan kaki lebih banyak, makan lebih sehat. Tapi sekarang kita kurang terpapar sinar matahari, kurang vitamin D. Pola hidup sekarang memang menambah kenyamanan, di sisi lain ada yang berkurang juga," kata dr. David kepada awak media dalam acara Sania Royale di Rumah Sakit Universitas Indonesia, Rabu (25/9).
ADVERTISEMENT
Ya Moms, gaya hidup dianggap berkontribusi signifikan dalam meningkatkan faktor risiko seseorang mengalami stroke. Contohnya, konsumsi garam dan gula berlebihan, obesitas, konsumsi lemak dalam jumlah banyak, merokok, hingga mengonsumsi alkohol.
Padahal, dengan menerapkan pola hidup sehat, Anda tidak hanya terhindar dari faktor risiko penyebab stroke, tetapi juga menurunkan risiko berat badan berlebih, kadar kolesterol, hingga tekanan darah tinggi.
Bagaimana dengan Anak-anak, Bisakah Terkena Stroke?
Jawabannya, bisa. dr. David menjelaskan, gejala stroke pada anak pun tidak berbeda dengan orang dewasa. Namun, anak mengalami stroke sebagian besar bukan disebabkan oleh pola hidup, melainkan adanya faktor keturunan ataupun memiliki kelainan pada katup jantung atau pembuluh darah sejak lahir.
"Kalau orang dewasa lebih banyak pada faktor risiko yang dapat dimodifikasi, sedangkan kalau anak-anak relatif biasanya sudah ada bakat strokenya kuat, gangguan katup jantung atau pembuluh darah dari lahir," jelas dokter yang praktik di RSUI itu.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, ia mengakui stroke yang diidap orang tua tidak selalu langsung diturunkan kepada anak-anaknya. dr. David pun menyarankan agar ayah atau ibu dengan riwayat penyakit stroke untuk turut memeriksakan anak-anaknya ke dokter. Sehingga, dapat meminimalisir munculnya gejala stroke pada anak.
Namun, bukan berarti Anda dapat menyepelekan bila keluarga tidak memiliki riwayat stroke. Gaya hidup yang tidak baik sejak usia dini pun bisa mempengaruhi timbulnya gejala stroke, Moms.
"Jadi, misalnya cucunya bilang 'Ayah saya enggak stroke', anaknya lalu jadi makan sembarangan, itu bisa menjadi stroke. Jadi, kalau kita enggak tahu punya keturunan stroke atau tidak, yang terbaik adalah menjaga pola makan dan pola hidup," tutur dia.
Inovasi Gamma Oryzanol dari Sania Royale untuk Mencegah Stroke
Merespons masih tingginya penderita stroke di Indonesia, Sania Royale mengeluarkan Sania Royale Rice Bran Oil yang tinggi antioksidan. Sehingga, diharapkan bisa menjadi cara baru menurunkan risiko stroke, serta memberi manfaat kesehatan lainnya.
ADVERTISEMENT
Sania Royale Rice Bran Oil terbuat dari 100 persen rice bran (bekatul) murni berkualitas, dengan gamma oryzanol sebanyak 10.000 ppm. Gamma oryzanol adalah senyawa dengan aktivitas antioksidan yang tinggi dan penting untuk memelihara kesehatan pembuluh darah, jantung, dan otak. Dan antioksidan tertinggi dari gamma oryzanol ditemukan pada rice bran oil, lho!
Jadi, Sania Royale Rice Bran Oil cocok bagi Anda yang punya concern khusus untuk mencegah atau menurunkan faktor risiko terjadinya stroke.