Penyebab Anak Berbohong dan Cara Menyikapinya

13 Maret 2024 14:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang tua berbohong. Foto: siro46/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang tua berbohong. Foto: siro46/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Moms, apakah Anda pernah mendapati si kecil berbohong? Berbohong sebetulnya tak selalu berkaitan dengan tindakan kejahatan. Bahkan anak-anak sering kali berbohong karena berbagai alasan lain, salah satunya menghindari pertentangan dengan orang di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Namun sebagai orang tua, penting bagi kita untuk menunjukkan kejujuran pada anak. Sebab orang tua adalah role model bagi anak, sehingga apa pun yang kita lakukan akan ditiru oleh si kecil.

Lantas Kenapa Ya, Anak-Anak Berbohong?

Menurut American Academy of Child & Adolescent Psychiatry, anak-anak dan orang dewasa berbohong untuk alasan yang sama, yakni untuk keluar dari masalah, keuntungan pribadi, mengesankan atau melindungi seseorang, atau untuk bersikap sopan. Anak-anak juga mungkin lebih cenderung berbohong jika orang tuanya berbohong kepada mereka semasa kecil.
Ilustrasi ketegangan hubungan antara anak dan orang tua Foto: Shutterstock
Profesor di Departemen Psikologi Pendidikan dan Konseling di McGill University di Montreal, Kanada, Victoria Talwar, mengatakan ketika orang tua berbohong kepada anak-anak mereka, memiliki risiko lebih tinggi untuk tumbuh sebagai sosok yang mudah menyalahkan dan berbohong.
ADVERTISEMENT
“Mengajari anak-anak tentang pentingnya kejujuran sejak dini dan mengajari mereka cara menyelesaikan situasi sehingga mereka tidak perlu bergantung pada kebohongan," kata Victoria, dikutip dari Parents.

-Balita dan Anak Prasekolah (2-4 Tahun)

Karena kemampuan berbahasa anak balita baru saja muncul, mereka belum memiliki gambaran yang jelas tentang kebenaran. Psikiater anak dan penulis Raising Kids with Character, Elizabeth Berger, mengatakan di usia ini balita juga memiliki pemahaman yang lemah tentang perbedaan antara kenyataan, lamunan, keinginan, fantasi dan ketakutan.
“Emosi yang kuat dapat membuat anak berusia 2 atau 3 tahun bersikeras, seperti 'Dia memakan kue ku!' padahal adik laki-lakinya jelas-jelas tidak melakukan hal semacam itu,” kata Berger.
Ilustrasi anak bersama ayah dan ibu. Foto: Shutter Stock
Ingatlah bahwa balita sedang berusaha menunjukkan kemandiriannya dan mereka dapat melakukan perebutan kekuasaan karena banyak hal. Apalagi, balita masih terlalu muda untuk dihukum karena berbohong. Kendati demikian, Anda dapat secara halus mulai mengajarkan arti kejujuran, Moms.
ADVERTISEMENT

-Anak Usia Sekolah (5-8 Tahun)

Anak-anak berusia antara 5 dan 8 tahun akan lebih banyak berbohong untuk menguji apa yang bisa mereka lakukan. Mereka bisa berbohong terutama yang berkaitan dengan sekolah seperti kelas, pekerjaan rumah, guru dan teman.
Pakar menyebut, aturan dan tanggung jawab yang dipukul anak-anak pada usia ini terlalu berat. Akibatnya, mereka sering kali berbohong untuk menenangkan diri. Namun, untungnya sebagian besar kebohongan relatif mudah dideteksi.
Bicaralah secara terbuka kepada anak-anak. Perhatikan juga saat anak bersikap jujur dan berikan pujian serta masukan yang positif. Anak usia sekolah merupakan 'pengamat yang tajam', sehingga orang tua harus terus menjadi panutan yang baik.
Ilustrasi anak dan ibu. Foto: Shutterstock

Konsekuensi Jika Anak Berbohong

Sering kali kita menghukum anak saat kedapatan melakukan perbuatan buruk, termasuk berbohong. Namun ternyata cara tersebut kurang tepat dan kurang efektif, lho! Sebaiknya pertimbangkan kondisi tersebut sebagai kesempatan untuk mengajari anak tentang pentingnya kejujuran dibandingkan mengandalkan hukuman.
ADVERTISEMENT
Hukuman tidak memberikan pelajaran kepada anak tentang cara memperbaiki dan menghindari perilaku tertentu. Penelitian menunjukkan bahwa menghukum anak dengan kekerasan dan rasa malu dapat menimbulkan konsekuensi psikologis negatif yang besar.
Coba gunakan konsekuensi logis untuk membantu anak Anda belajar tentang berbohong. Misalnya, jika anak Anda berbohong dan mengatakan bahwa mereka membersihkan kamar padahal sebenarnya belum, konsekuensi logisnya adalah meminta mereka untuk memulai kembali dan menyimpan barang-barang mereka di tempatnya.