Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
bernapas lewat hidung memberikan banyak perlindungan bagi kesehatan tubuh seseorang. Dikutip dari laman Parents, bulu hidung merupakan pertahanan pertama melawan virus, bakteri, jamur, hingga kotoran agar tidak masuk.
Selain itu, hidung dapat membantu menghangatkan dan melembabkan udara yang dihirup. Dan terakhir, hidung menghasilkan oksida nitrat, yang merupakan senyawa penting dalam membantu meningkatkan sistem kardiovaskular dan kekebalan tubuh Anda. Saat bernapas lewat hidung, maka oksida nitrat akan dibawa ke paru-paru dan aliran darah. Para peneliti juga menemukan oksida nitrat ini dapat mengurangi infeksi saluran pernapasan, lho!
Namun, bagaimana bila Anda maupun anak Anda terlihat kerap bernapas dengan mulut?
Apakah Bernapas Lewat Mulut Berbahaya Bagi Anak?
Nah Moms, seorang dokter gigi bernama Dr. Mandeep Johal, dilansir Today's Parent, mengungkapkan bernapas lewat mulut sesekali karena pilek disertai hidung tersumbat masih terbilang normal. Namun, jika Anda memperhatikan si kecil terlalu sering bernapas lewat mulutnya, bisa jadi ada masalah kesehatan serius.
ADVERTISEMENT
Anak bernapas lewat mulut kerap dikaitkan dengan beberapa kondisi medis, termasuk sleep apnea (gangguan tidur ketika pernapasan berhenti sementara selama beberapa kali), hingga kerusakan gigi. Pernapasan mulut juga ternyata meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe dua di kemudian hari.
Terlebih lagi, bila dilakukan dalam jangka waktu lama, maka berisiko mempengaruhi perkembangan wajah, seperti rahang melemah. Itu juga bisa menunjukkan jalan napas yang sempit.
Secara umum, dikutip dari Parents, penyebab anak bernapas lewat mulut bisa disebabkan karena:
1. Alergi, yang bisa terjadi karena batuk, hidung tersumbat, atau sakit tenggorokan,
2. Pembesaran amandel,
3. Sleep apnea, yang gejalanya adalah mendengkur, napas berat, tidur gelisah, hingga sering mengantuk di siang hari.
Pada kondisi sleep apnea, bila tidak segera diatasi, dikhawatirkan bisa menyebabkan masalah perilaku. Seperti anak jadi hiperaktif atau sulit fokus.
ADVERTISEMENT
Sementara masalah kesehatan gigi juga bisa menyebabkan erosi gigi, penyakit periodental (gusi), gangguan pada sendi rahan, Bruxism (menggeretakkan gigi secara tidak sadar), gingivitis, hingga impaksi (kondisi gigi terjebak di dalam gusi). Anak juga bisa mengalami kekeringan pada mulutnya.
Adakah Cara Untuk Mengatasinya?
Nah Moms, Anda bisa mencoba melatih anak untuk bernapas dengan benar. Seperti misalnya, latihan otot pernapasan dan wajah, serta gerakan mengencangkan lidah dan bibir.
Sebagai tambahan, Anda mungkin juga bisa membantu membersihkan hidung dengan cairan salin dengan teknik irigasi nasal, untuk melegakan saluran hidungnya apabila tersumbat. Jika tidak kunjung mengalami perubahan, Anda bisa kembali berkonsultasi dengan dokter spesialis THT atau dokter gigi.