Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Penyebab Balita Gampang Rewel dan Suka Minta Gendong seperti Bayi
24 Maret 2025 11:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal ini mungkin tak sekali atau dua kali Anda temui, tapi beberapa kali. Ya, balita bisa saja bertingkah rewel, menangis, minta digendong, atau bahkan minta minum dari dot lagi layaknya bayi.
Wah, kalau sudah begini harus bagaimana, ya? Dan kira-kira apa yang membuat anak balita bertingkah seperti itu? Yuk, simak penjelasannya di sini.
Alasan Anak Balita Suka Bertingkah seperti Bayi
Alison Mitzner, MD, Dokter Anak yang berdomisili di New York menjelaskan, sebagian besar anak balita memang akan mengalami fase ini alias bertingkah seperti bayi lagi.
"Meski hal ini bisa saja membuat Anda frustasi, regresi pada anak balita adalah hal yang wajar dan normal terjadi," ujar Alison seperti dilansir Romper.
Selain itu, kondisi ini pada umumnya juga akan kembali seperti semula seiring berjalannya waktu. Namun, Anda perlu mengetahui beberapa hal yang bisa jadi penyebab balita bertingkah seperti bayi dan cara menanganinya.
ADVERTISEMENT
1. Adanya Saudara Baru
Kelahiran sang adik dapat menimbulkan emosi yang besar pada si kecil. Ya Moms, inilah yang bisa jadi penyebab balita bertingkah seperti bayi lagi.
"Balita belajar banyak dari mengamati. Jadi, ketika mereka melihat tingkat perhatian yang diberikan kepada adik kandung lebih banyak, mereka mungkin kembali bertingkah seperti bayi atau gaya bicaranya seperti bayi karena mereka pikir itu akan menarik perhatian," kata Amy Nasamran, PhD., Psikolog yang berdomisili di Michigan, AS, sekaligus pendiri Atlas Psychology.
Untuk itu, sebagai orang tua Anda diharapkan dapat memberikan banyak pelukan pada si kecil dan bantulah mereka untuk memahami betapa pentingnya perannya sebagai kakak. Tunjukkan pula padanya bahwa rasa cinta dan kasih sayang Anda sama seperti sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Anda bisa memuji balita Anda karena telah menjadi penolong dan memberikan contoh yang baik untuk adiknya, misalnya," tutur Nasamran.
2. Ingin Mendapat Perhatian
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kehadiran bayi atau sang adik di tengah keluarga kecil Anda mungkin membuat anak balita Anda merasa kurang diperhatikan. Ketika itu, bisa saja balita bertingkah seperti bayi dengan merengek misalnya.
Apabila si kecil bertingkah seperti itu, Anda bisa memberikan pemahaman dengan bahasa yang sederhana bahwa mereka sudah bukan bayi lagi dan jangan bersikap seperti bayi. Jangan lupa, untuk beri pelukan atau ciuman sebagai tanda Anda mencintainya.
Atau bisa saja di waktu luang, saat adik sedang tidur misalnya, sempatkan waktu bermain bersama anak balita Anda. Sehingga, ia merasa tetap mendapatkan perhatian yang sama seperti sang adik.
ADVERTISEMENT
3. Stres dan Cemas
Menjadi dewasa adalah hal yang sulit bagi siapa pun. Begitu pula dengan anak balita yang seolah harus bersikap dewasa saat kehadiran saudara barunya. Tak heran bila si kecil tiba-tiba mungkin akan mengalami gangguan tidur atau mengoceh seperti bayi.
Selain itu, rasa takut atau kecemasan juga bisa terjadi ketika ia mengalami perubahan besar dan harus beradaptasi kembali. Misalnya, saat pindah rumah ke lingkungan baru atau mulai sekolah.
Ilustrasi ibu memeluk anak yang sedih dan kecewa.zoom-in-white
Perbesar
Ilustrasi ibu memeluk anak yang sedih dan kecewa. Foto: Shutter Stock
"Tetaplah membuat anak merasa aman dan dicintai. Selalu luangkan waktu untuk mereka dan pertahankan waktu yang berkualitas," tutur Mitzner.
Meski beberapa hal di atas wajar terjadi pada anak balita. Tapi Anda patut waspada bila hal ini disertai dengan hal lainnya, seperti ia sudah pandai makan sendiri pakai sendok tapi kini seperti kembali belajar memegang sendok. Hal ini bisa tanda si kecil tengah mengalami gangguan motorik, Moms. Untuk itu, Anda dapat segera ke dokter untuk konsultasikan masalah tersebut, ya!
ADVERTISEMENT