Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Penyebab Batuk Rejan pada Bayi Baru Lahir, Salah Satunya Terlalu Sering Dijenguk
10 Desember 2024 14:02 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kondisi batuk yang berbahaya bagi bayi adalah pertusis atau batuk rejan. Dikutip dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, batuk rejan merupakan penyakit sangat menular dan bisa mematikan bagi bayi.
Bayi dengan batuk rejan biasanya akan mengalami batuk sambil mengeluarkan suara teriakan yang khas seperti kehabisan napas.
Bayi berisiko tinggi mengalami komplikasi batuk rejan pada usia 6 bulan pertamanya meski mereka dalam keadaan sehat. Hal ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuhnya yang masih lemah. Apalagi, bayi di bawah usia 2 bulan hanya memiliki antibodi yang mereka dapatkan dari ibunya untuk membantu melindungi mereka.
WebMD melansir, batuk rejan sedang kembali mewabah di Amerika Serikat dengan jumlah kasus melonjak hingga 4,5 kali lipat pada tahun ini, jika dibandingkan dengan tahun lalu. Dan salah satu penyebabnya adalah kurang memahami etika menjenguk bayi.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, terkadang beberapa orang mengunjungi ibu dan bayi yang baru lahir, seperti kakek-nenek, teman, atau orang-orang terkasih lainnya. Namun, perlu diingat bahwa imunitas tubuh si kecil yang masih rentan, membuat Anda perlu menetapkan batasan sejauh mana mereka bisa berinteraksi dengan bayi. Karena tidak jarang, orang dewasa yang datang berkunjung sedang dalam kondisi yang kurang sehat. Sehingga, rentan menularkan penyakit yang dialami kepada bayi.
"Bayi sangat rentan dalam enam bulan pertama kehidupannya. Itulah mengapa perlu adanya perlindungan berlapis di sekeliling mereka," ungkap Direktur Medis Penyakit Menular Anak di St. Louis Children’s Hospital, Rachel C. Orscheln, MD.
Pencegahan Bayi Baru Lahir Terkena Batuk Rejan
Risikonya akan lebih tinggi ketika bayi terpapar Bordetella pertussis, --bakteri penyebab batuk rejan. Ini dikarenakan bakteri tersebut mudah tersebar melalui droplet di udara, dan sering kali tampak seperti gejala flu biasa.
ADVERTISEMENT
Lantas, apa yang perlu kita lakukan?
CDC dan American Academy of Pediatrics merekomendasikan agar orang tua, anggota keluarga termasuk anak-anak, remaja, dan pihak lainnya yang akan sering berkontak dengan bayi baru lahir, agar mendapat vaksin pertusis. Vaksin ini bekerja dengan meningkatkan kekebalan terhadap batuk rejan sekitar dua minggu setelah suntikan.
Dikutip dari laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, seseorang yang telah mendapatkan vaksin pertusis masih tetap memiliki kemungkinan terkena penyakit tersebut. Akan tetapi, gejalanya akan lebih ringan daripada yang belum mendapatkan vaksinasi sama sekali. WHO mengusulkan pemberian tiga dosis vaksin pertusis pada bayi, dan satu dosis booster pada anak-anak berusia 1-6 tahun.
"Karena pertusis memiliki risiko paling serius pada bayi di bawah satu tahun, maka siapa pun yang berkontak dekat dengan bayi harus mendapatkan vaksin tersebut. Ini demi melindungi bayi dengan cara mengurangi risiko kontak yang berpotensi menularkan penyakit pada mereka. Sebab, sekitar sepertiga bayi yang terkena pertusis perlu mendapat perawatan di rumah sakit. Dan hampir semua kematian akibat pertusis terjadi pada bayi yang berusia kurang dari satu tahun," jelas Kepala Divisi Penyakit Menular dari University of California, Dean Blumberg, MD.
ADVERTISEMENT
Dan yang tidak kalah penting adalah siapa pun yang memiliki gejala flu atau batuk seharusnya tidak menjenguk bayi. Meski begitu, Blumberg mengingatkan agar Anda dapat menjelaskan batasan mengunjungi bayi baru lahir dengan sopan namun tetap tegas.
"Menjelaskan aturan apa saja yang perlu orang lain terapkan demi melindungi bayi Anda yang baru lahir. Bisa jadi sulit, karena tidak semua orang memiliki pandangan yang sama terkait kesehatan, risiko infeksi, dan perlindungan terhadap infeksi," tutur Blumberg.
"Namun, orang tua wajib bertanggung jawab untuk melindungi bayi mereka. Jadi, saya harap Anda dapat merasa nyaman untuk mengambil keputusan yang masuk akal bagi mereka. Serta, mengharapkan orang lain untuk menghormati peran mereka sebagai orang tua," tutup dia.
ADVERTISEMENT