Penyebab Bayi Kembar Lebih Berisiko Lahir Prematur

2 April 2022 15:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bayi kembar. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi kembar. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Bisa hamil bayi kembar mungkin jadi impian beberapa pasangan suami istri. Meski begitu, hamil bayi kembar ternyata lebih berisiko daripada menjalani kehamilan tunggal. Salah satunya adalah memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, semakin tinggi kelipatan jumlah bayi kembar yang dikandung, maka semakin tinggi risiko ibu melahirkan secara prematur. Kelahiran prematur sendiri merupakan kondisi ketika bayi lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Dikutip dari Very Well Family, 50 persen bayi kembar lahir secara prematur dan kondisi ini bisa terjadi karena beberapa masalah kesehatan, baik yang terjadi pada ibu maupun bayi di dalam kandungan.
Nah Moms, berikut beberapa penyebab ibu yang hamil bayi kembar lebih rentan melahirkan prematur.

Beberapa Kondisi yang Bisa Sebabkan Ibu Hamil Bayi Kembar Rentan Melahirkan Prematur

1. Preeklamsia
Hamil bayi kembar dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi. Kondisi itu bisa menyebabkan preeklamsia atau gejala tekanan darah tinggi yang dikombinasikan dengan meningkatnya kadar protein dalam urine.
Tes darah ibu hamil. Foto: Thinkstock
Kondisi ini dapat merusak banyak organ pada tubuh, seperti ginjal, hati, otak, dan mata. Bahkan, preeklamsia dapat memburuk jika ibu hamil mengalami kejang, sehingga bisa mengakibatkan stroke.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, apabila ibu hamil mengalami preeklamsia, salah satu pilihan terbaik yang bisa dilakukan adalah segera melahirkan bayinya, meski prematur.
2. Masalah plasenta
Selain darah tinggi, ibu hamil bayi kembar juga berisiko mengalami gangguan plasenta. Misalnya saja, solusio plasenta dan plasenta previa.
American Pregnancy Association melansir, solusio plasenta merupakan kondisi medis di mana plasenta terlepas dari lapisan rahim sebelum ibu melahirkan. Sementara plasenta previa, adalah kondisi di mana letak plasenta bisa menutupi jalan lahir.
Kedua masalah plasenta tersebut berisiko menimbulkan pendarahan saat hamil dan melahirkan. Sehingga, jika ibu hamil mengalami pendarahan, maka dokter akan merekomendasikan untuk segera melahirkan kedua bayi dengan tindakan operasi caesar.
Ilustrasi solusio plasenta pada ibu hamil. Foto: Shutter Stock
Selain itu, masalah plasenta dapat memicu Twin-to-Twin Transfusion Syndrome (TTTS). Kondisi tersebut dapat terjadi ketika pembuluh darah abnormal berkembang dalam satu plasenta yang sama. Sehingga, mengakibatkan pertukaran aliran darah menjadi tidak merata.
ADVERTISEMENT
3. Ketuban pecah dini
Selama kehamilan, bayi di dalam kandungan terbungkus dalam kantung ketuban. Namun, terkadang kantung ketuban bisa pecah lebih awal sebelum usia kehamilan 37 minggu. Apalagi, bayi kembar bisa menyebabkan tekanan dalam kantung lebih besar. Ketika kantung ketuban pecah, maka bayi perlu segera dilahirkan.