Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Atau saat Anda sedang memasak menggunakan blender di rumah, anak Anda yang usianya sudah lebih besar tiba-tiba berlari menjauh seperti takut mendengar suara bising dari blender tersebut. Hmm, kira-kira kenapa, ya? Apakah kondisi ini wajar dialami oleh anak? Simak penjelasannya di sini, yuk!
Penjelasan soal Anak yang Sering Merasa Takut
Parents melansir, ketakutan terhadap suara keras, orang asing, atau benda dan kejadian lain merupakan bagian alami dari masa kanak-kanak. Ya Moms, ini adalah bagian dari perkembangan yang normal alias wajar dialami si kecil.
Ketakutan yang dirasakan anak merupakan tanda bahwa dirinya punya kesadaran akan dunia dan tengah mencoba memahami hal di sekitarnya. Nah, sebagai orang tua, Anda pun tak perlu cemas. Sebab, kondisi ini secara perlahan akan menghilang dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Anda bisa mencoba mengatasinya dengan melakukan beberapa cara sehingga si kecil pun tumbuh percaya diri. Lebih lanjutnya, baca terus artikel ini sampai habis, ya!
Ketakutan pada Bayi
Bayi baru lahir umumnya memiliki dua ketakutan: takut dengan suara keras dan benda atau sesuatu yang tiba-tiba jatuh. Ari Brown, MD, Dokter Anak yang berdomisili di Texas, Amerika Serikat sekaligus penulis Baby 411 menjelaskan, otak dan saraf bayi tumbuh pesat dalam dua tahun pertama kehidupannya. Tapi saat bayi baru lahir, sistem sarafnya itu belum berkembang secara matang.
"Ini artinya, mereka (bayi) tidak dapat menangani input sensorik tertentu, seperti suara keras atau benda yang jatuh," ujarnya.
Namun perlu diketahui bahwa saat sistem saraf bayi akan matang, yakni sekitar usia 8-10 bulan, ketakutan tersebut pun secara perlahan menghilang dengan sendirinya.
ADVERTISEMENT
Kecemasan atau Ketakutan karena Berpisah
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bayi bisa saja menangis saat digendong orang lain dan Anda tidak ada disampingnya, misalnya. Kehadiran orang asing yang ada bersama anak, juga wajar terjadi dialaminya. Bahkan, menurut psikolog, Mona Delahook, PhD., ini merupakan pertanda yang baik untuk bayi.
"Itu artinya, bayi mulai bisa membedakan antara wajah yang dikenal dan tidak dikenalnya," papar Delahook.
Cara Atasi Ketakutan pada Anak
1. Bermain Cilukba
Salah satu cara sederhana yang dapat Anda lakukan adalah dengan sering bermain cilukba bersama anak, utamanya si kecil yang masih bayi. Sebab selain menyenangkan, bermain cilukba juga membantu merangsang otak bayi. Si kecil perlahan-lahan belajar bahwa sesuatu yang menghilang tidak selamanya menghilang. Elemen kejutan ini merangsang otak mereka dan membuat mereka bahagia.
ADVERTISEMENT
2. Percaya Diri
Bila anak teriak saat ditinggal, yakinlah bahwa pengasuh atau keluarga Anda di rumah bisa menanganinya dengan baik. Anak harus belajar bahwa berpisah memang tidak menyenangkan. Belajar mengatasi perasaan juga bagian dari tugas perkembangan yang harus dijalani anak, Moms. Yakinkan saja pada si kecil, bahwa Anda hanya pergi sebentar dan akan bertemu lagi dengannya beberapa jam ke depan.
3. Bila Takut dengan Binatang, Bagaimana?
WebMD melansir, langkah sederhana yang dapat Anda lakukan agar anak dapat berani dengan hewan peliharaan adalah dengan mengenalkan atau memperlihatkan berbagai jenis hewan yang ada di dalam buku cerita, video atau tayangan di televisi atau film. Anda pun bisa memulai dengan memilih buku atau tontonan yang memperlihatkan hewan yang ditakuti si kecil, Moms. Dengan begitu, ia secara tak langsung dapat 'akrab' dengan hewan tersebut.
ADVERTISEMENT
Memberikan anak mainan bentuk hewan, bermain peran (role play), hingga memberi contoh pada anak bahwa Anda tidak takut dengan hewan seperti kucing misalnya, dapat membuat dirinya secara perlahan juga percaya diri dan berani pada hewan tersebut. Anda bisa mengelus lembut bulu halus kucing dan biarkan anak memperhatikan yang Anda lakukan itu.