Penyebab dan Cara Atasi Anak yang Suka Marah-marah

22 Januari 2020 10:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
anak balita marah - potrait - NOT COV Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
anak balita marah - potrait - NOT COV Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tak masalah sebenarnya dalam membiarkan anak ungkapkan emosi, seperti menangis, tersenyum bahagia maupun marah ketika ia sedang kecewa.
ADVERTISEMENT
Namun bila marahnya terlalu berlebihan, hal itu justru bisa berakibat buruk bagi perkembangan emosi anak, Moms. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua sebaiknya mampu untuk meredakan dan membantu si kecil dalam mengelola emosinya tersebut.
Berikut ini adalah kiat-kiat dalam menanganinya, dikutip dari Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia:
Anak kesal Foto: Shutterstock
Pertama, perhatikanlah masalah makanan dan kesehatan si kecil. Anda perlu mengetahui, apabila anak dalam kondisi lapar maka sangat wajar jika ia marah. Kemarahan juga bisa dipicu oleh tubuhnya yang kurang sehat.
Kedua, anak yang marah bisa jadi karena ia mengalami masalah. Misalnya ia sedang bertengkar dengan temannya atau mengalami sesuatu di sekolah. Untuk itu, Anda perlu mencari tahu penyebabnya sehingga akan mudah bagi Anda dalam mencari solusi.
ADVERTISEMENT
Ketiga, dengarkanlah keluhannya. Salah satu sifat anak adalah selalu ingin diperhatikan. Oleh karena itu, ketika ia marah, sebaiknya orang tua mendengarkan keluhan dari anak. Dengan pendekatan kasih sayang, kemungkinan besar si kecil akan mengungkap yang dia rasakan dan alasan mengapa ia marah.
Ibu sedang menasihati anak. Foto: shutterstock
Keempat, Carilah waktu yang tepat untuk menasihatinya. Banyak orang tua yang kurang tepat dalam mengambil momen untuk menasihati. Misalnya ketika si kecil sedang berada di puncak kemarahannya, ia tentu tidak akan mendengarkan Anda, Moms.
Jadi biarkan dia mengungkapkan kemarahannya hingga tenang, setelah itu barulah Anda tanyakan perasaannya, Moms. Selain itu, usahakan berikan nasihat dengan cara lembut. Jawablah pertanyaan-pertanyaan anak dengan nada bicara yang tidak meremehkan sehingga ia merasa Anda perhatikan.
ADVERTISEMENT
Kelima, lebih pekalah terhadap perasaan si kecil, Moms. Anak yang berada pada masa pertumbuhan biasanya memiliki keingintahuan dan kemampuan yang sangat tinggi. Namun kemampuannya itu seringkali tidak sekuat keinginannya. Hal itulah yang menyebabkan ia merasa kecewa dan marah.
Ilustrasi Kebersamaan Ibu dan Anak Foto: Shutterstock
Bila ia merasakan hal ini, jangan biarkan anak berlarut terlalu lama. Berikan si kecil semangat bahwa kegagalan bisa saja menghampirinya. Namun itu bukan akhir dari segalanya, yakinkan dia bahwa kemampuannya akan meningkat seiring berjalannya waktu.
Keenam, kenali kesukaannya, Moms. Dengan mengenali kebiasaan dan kesukaannya, Anda akan lebih mudah menggali potensi yang dimiliki anak. Ia pun akan merasa disayangi dan diperhatikan oleh Anda.