Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Penyebab dan Gejala Depresi Antepartum pada Ibu Hamil
14 September 2022 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tak jarang, ibu hamil mengalami kesedihan, kesepian, hingga perasaan putus asa selama kehamilannya. Hal ini sebenarnya bagian dari kehamilan yang sehat, namun perubahan suasana hati yang ekstrem saat hamil juga bisa mengindikasikan kondisi serius seperti depresi antepartum.
Mengutip Very Well Family, depresi antepartum atau depresi selama kehamilan dapat menyebabkan ibu merasa terisolasi dan sendirian. Ibu hamil yang depresi akan mengalami perubahan dalam tidur, nafsu makan, dan emosi yang naik turun sehingga dapat mempengaruhi kesehatan dirinya dan bayi di dalam kandungan.
Lantas, apa penyebab depresi antepartum pada ibu hamil dan seperti apa gejalanya?
Penyebab Depresi Antepartum pada Ibu Hamil
Penyebab dan faktor risiko yang terkait dengan depresi antepartum berasal dari berbagai gangguan medis, sosial, dan psikologis. Meski sulit untuk menentukan penyebab pastinya, ada beberapa faktor risiko yang perlu diwaspadai sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Gejala Depresi Antepartum pada Ibu Hamil
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) memperkirakan bahwa 14-23 persen ibu akan mengalami beberapa gejala depresi selama kehamilan. Ini merupakan hal wajar bila ibu mengalami pasang surut emosi selama kehamilan sehingga menyebabkan kecemasan atau sedih berlebihan.
Kendati demikian, jika kondisi ini bertahan lama dan terus memburuk setiap harinya, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter kandungan ya, Moms. Berikut ini beberapa gejala umum bila Anda mengalami depresi antepartum:
ADVERTISEMENT
Ya Moms, itulah penyebab dan gejala umum depresi antepartum yang bisa dialami ibu saat hamil. Ini merupakan masalah kesehatan yang berbahaya bagi ibu dan janin, namun depresi antepartum sebenarnya bisa diatasi dengan terapi, obat-obatan, dan perawatan diri. Oleh karenanya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter apabila Anda mengalami gejala tersebut.
ADVERTISEMENT