Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Penyebab Hasil Positif pada Alat Tes Kehamilan Bisa Salah
1 Februari 2018 15:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Test Pack atau alat tes kehamilan merupakan alat umum yang digunakan untuk mengetahhui apakah Anda hamil atau tidak. Selain harganya terjangkau dan mudah didapatkan, alat tes kehamilan sangat praktis untuk digunakan.
ADVERTISEMENT
Anda hanya perlu menyelupkan alat tes kehamilan ke dalam urine, dan menunggunya beberapa saat. Alat tersebut akan mendetiksi human chorionic gonadotropin (hCG), hormon yang diproduksi pada awal kehamilan.
Jika muncul dua garis merah, artinya Anda hamil. Tapi jika hanya ada satu garis merah yang muncul, berarti sebaliknya.
Setelah melakukan tes kehamilan dengan alat seperti ini, umumnya Anda membutuhkan pemeriksaan memastikan lagi kehamilan Anda pada bidan atau dokter. Pasalnya, ada beberapa faktor yang membuat hasil alat tes kehamilan tidak akurat. Apa saja?
Pertama, Anda mungkin menyelupkan alat tes kehamilan di urine terlalu lama.
Dikutip dari laman Boldsky , hal ini bisa menyebabkan alat tes jadi melembab sehingga tidak bisa bekerja dengan baik. Untuk hasil yang lebih akurat, Anda hanya perlu mencelupkan alat tes kehamilan selama 3-6 detik saja.
ADVERTISEMENT
Selain itu, jangan biarkan urine menunggu terlalu lama. Mendiamkan urine terlalu lama juga buat hasil tes Anda ‘berbohong’ alias tidak akurat. Keluarkan urine dan segera gunakan untuk melakukan tes kehamilan.
Kedua, Anda baru saja mengalami keguguran atau aborsi.
Dilansir Health Line , Selama kehamilan, kadar hCG terus meningkat sebanyak dua kali lipat setiap beberapa hari dan memuncak sekitar 10 minggu saat plasenta tumbuh. Ketika kehamilan berakhir, kadar hCG mulai surut, tapi ini proses yang lambat.
Hormon ini bisa tetap berada dalam darah dan air kencing hingga enam minggu setelah hilangnya kehamilan Anda. Ini yang menyebabkan ada kemungkinan Anda mendapat hasil tes positif yang tidak benar atau 'palsu' sampai tingkat hCG Anda kembali ke keadaan pra-kehamilan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Ketiga, salah penggunaan.
Alat tes kehamilan memang bisa dikatakan akurat, namun jika Anda tidak mengikuti petunjuk penggunaannya, maka kemungkinan besar hasil yang ditunjukan akan salah.
Salah satu kesalahan yang paling umum adalah melakukan tes terlalu dini selama siklus Anda.
Selain itu, sebaiknya Anda melakukan tes kehamilan di pagi hari tepat setelah Anda bangun dan sebelum sarapan. Kenapa? Karena air urine yang Anda hasilkan belum bercampur dengan air dan menjadi lebih baik untuk digunakan.
Keempat, adanya kehamilan Ektopik.
Terkadang telur yang dibuahi bisa ditanamkan sendiri di luar rongga utama rahim. Hal ini menyebabkan kehamilan ektopik. Kehamilan Ektopik terjadi ketika telur yang dibuahi tidak menempel dan tumbuh dalam rahim seperti umumnya, tetapi tidak menempel dan tumbuh di tempat lain.
ADVERTISEMENT
Kehamilan ektopik biasanya terjadi jika sel telur yang dibuahi terjebak dalam tuba falopi selama perjalanannya ke rahim. Hal ini bisa terjadi jika tabung memiliki jaringan parut, radang, atau jika ada riwayat infeksi rahim masa lalu. Jenis kehamilan ektopik ini juga dikenal sebagai kehamilan tuba.
Kehamilan ektopik juga bisa terjadi di serviks, ovarium, atau rongga perut. Kehamilan ektopik tidak bisa berlanjut menjadi kehamilan normal karena embrio tidak ada tempat untuk tumbuh atau berkembang di luar rahim. Embrio akan tetap menghasilkan hCG, meski sudah ditanamkan di tempat yang salah. Itu bisa menyebabkan hasil positif palsu.
Kelima, adanya kehamilan Molar.
Kehamilan molar atau yang dikenal sebagai mola hidatisoda -adalah tumor non-kanker yang berkembang dalam rahim. Kehamilan molar disebabkan oleh kelainan genetik pada saat pembuahan dan mengakibatkan kehamilan abnormal.
ADVERTISEMENT