Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu langkah waspada, sebaiknya ibu hamil maupun pasangan atau keluarga tercinta tahu hal-hal apa saja menyebabkan janin di dalam kandungan menjadi lemah.
Nah Moms, yuk, simak penjelasan dari ahli mengenai hal ini.
Kata Dokter soal Penyebab Janin Lemah
Menurut dr. Gita Pratama, SpOG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi janin ibu hamil lemah. Beberapa di antaranya: adanya diabetes pada ibu, preeklamsia, anemia, infeksi virus, malnutrisi, hingga konsumsi alkohol dan rokok. Selain itu, adanya kelainan bawaan pada janin, seperti down syndrome juga dapat menyebabkan kondisi janin lemah. Namun pada umumnya, kondisi janin lemah disebabkan karena adanya gangguan pada perkembangan janin.
"Janin lemah biasanya tidak memiliki ciri spesifik saat kehamilan. Namun biasanya, janin lemah akan menimbulkan gejala berupa gerakan janin lemah, normalnya gerakan janin dapat dirasakan ibu sebanyak 10 kali dalam waktu 2 jam, detak jantung janin rendah, dan ukuran janin yang kecil sesuai masa kehamilan," ungkap dr. Gita kepada kumparanMOM belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Cara Atasi Kondisi Janin yang Lemah
Dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah Jakarta Selatan dan Klinik Yasmin RSCM Kencana, Jakarta Pusat ini lebih lanjut menjelaskan, penanganan janin yang lemah berbeda-beda. Hal ini karena tergantung dari kondisi janin di dalam kandungan dan ibu serta penyebab dari kondisi tersebut.
dr.Gita pun menyarankan hal terpenting yang harus Anda lakukan adalah melakukan pemantauan yang lebih ketat dari kehamilan pada umumnya.
"Dokter kandungan Anda mungkin akan menjadwalkan pemeriksaan antenatal lebih sering untuk memantau perkembangan janin. Ibu juga diharapkan untuk memperhatikan pergerakan janin dan juga menjaga pola hidup sehat untuk mencegah kemungkinan terjadinya perburukan kondisi janin," imbuhnya.
Selain itu, pertimbangan masalah persalinan pada kondisi janin lemah ini bergantung pada tingkat keparahan kondisi janin tersebut. dr. Gita menuturkan, bila kondisi ibu dan janin masih stabil. maka persalinan normal pervaginam dapat dilaksanakan.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, jika kondisi ibu dan janin tidak stabil --seperti adanya gawat janin, maka metode persalinan caesar lebih disarankan.