Penyebab Kehamilan Kimiawi

16 April 2022 9:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi calon ibu mengalami kehamilan kimiawi. Foto: Kwangmoozaa/Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi calon ibu mengalami kehamilan kimiawi. Foto: Kwangmoozaa/Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Untuk memeriksakan tanda awal kehamilan, beberapa wanita biasanya menggunakan test pack. Umumnya, bila test pack menunjukkan dua garis, maka kemungkinan besar positif hamil, Moms.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, ada juga beberapa ibu yang mengalami tanda positif hamil di test pack, namun beberapa hari kemudian justru haid. Bila mengalami kondisi tersebut, bisa jadi Anda sedang mengalami chemical pregnancy atau kehamilan kimiawi. Ya, jika tidak melakukan tes kehamilan sebelumnya, Anda bisa saja mengira bahwa hanya mengalami haid biasa.
Ilustrasi perempuan menstruasi. Foto: Shutter Stock
Kehamilan kimiawi adalah keguguran dini yang biasanya terjadi sekitar minggu ke-5 kehamilan. Sehingga pada pemeriksaan USG kantung kehamilannya belum terlihat. Gejala yang ditunjukkan mirip seperti haid, yakni keluar darah dari vagina, jadi sering salah diartikan sebagai haid kembali.

Penjelasan Kehamilan Kimiawi yang Bisa Terjadi pada Wanita

Menurut ahli kesehatan di majalah Woman and My Weekly Special, Dr. Philippa Kaye, terlalu dini memang untuk menyatakan positif hamil di usia kandungan itu, karena saat pemeriksaan USG bisa saja tidak ditemukan hasil apa pun.
ADVERTISEMENT
“Hanya tes kehamilan yang menunjukkan Anda positif hamil, tetapi akan terlalu dini untuk melihatnya pada pemindaian ultrasound,” jelas Kaye, seperti dikutip dari Made For Mums.
Selain keluar darah seperti haid, gejala kehamilan kimiawi benar-benar bisa bervariasi. Beberapa gejala yang dirasakan sangat mirip dengan gejala saat ingin menstruasi, seperti payudara terasa nyeri, mood swing, dan sakit perut.
Ilustrasi perempuan sakit perut akibat kehamilan kimiawi. Foto: Shutterstock
“Gejala kehamilan kimiawi sama seperti haid normal, atau bahkan sedikit lebih berat,” kata Kaye.
Saat Anda mengalami kehamilan kimiawi, hormon hCG dalam tubuh tetap ada, sehingga hasil test pack menunjukkan hasil positif. Namun, kadar hormon itu akan turun dalam beberapa minggu atau setelah haid.
Lantas, apakah bisa hamil lagi setelah mengalami kehamilan kimiawi?
Jawabannya bisa, Moms. Menurut Kaye, tidak ada alasan tertentu yang menyebabkan tidak bisa hamil lagi setelah mengalami kehamilan kimiawi. Jika Anda dan suami ingin segera memiliki momongan, silahkan mencoba kembali.
Ilustrasi hasil USG. Foto: Shutterstock
“Kehamilan kimiawi tidak memengaruhi kesuburan Anda. Mungkin, Anda akan berovulasi seperti biasa, atau bisa saja siklusnya sedikit lebih lama dari sebelumnya. Anggap saja hari pertama pendarahan sebagai hari pertama haid Anda,” tutur Kaye.
ADVERTISEMENT
Tapi, apa penyebab terjadinya kehamilan kimiawi?

Penyebab Kehamilan Kimiawi

Sebenarnya, sekitar 50 sampai 60 persen kehamilan kimiawi terjadi pada kehamilan pertama wanita. Namun, sering kali tidak terdeteksi.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan kehamilan kimiawi. Misalnya saja, kelainan kromosom, sel telur yang ditanam di luar rahim, masalah hormon, dan lapisan rahim yang tidak memadai.
Kaye menambahkan, sebagian besar kehamilan kimiawi disebabkan oleh masalah susunan genetik embrio, sehingga tidak dapat dicegah.
Ilustrasi ibu hamil menerapkan pola hidup sehat dengan olahraga. Foto: Pixel-Shot/Shutterstock
Salah satu cara termudah untuk menghindari kehamilan kimiawi adalah menerapkan pola hidup sehat. Misalnya dengan tidak merokok, tidak minum alkohol dan obat-obatan terlarang, olahraga, dan memiliki berat badan yang ideal.
Nah Moms, jika hasil test pack Anda positif, jangan lupa untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis kandungan, ya. Hal itu penting untuk memastikan kantung kehamilan dan calon janin terdeteksi melalui pemeriksaan USG.
ADVERTISEMENT