Penyebab Netizen Suka Beri Komentar Negatif ke Ibu di Medsos

10 Maret 2024 15:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyebab Netizen Suka Beri Komentar Negatif ke Ibu di Medsos. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Penyebab Netizen Suka Beri Komentar Negatif ke Ibu di Medsos. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pernahkah Anda melihat seseorang mengomentari atau membanding-bandingkan anak satu dengan anak lainnya di media sosial? Misalnya, berkomentar soal warna kulit, tinggi atau berat badan anak.
ADVERTISEMENT
Di era saat ini, orang tak hanya bisa berkomentar secara langsung, tapi bisa lewat media sosial ke ibu mana pun, bahkan yang tidak ia kenal sekali pun. Padahal, komentar tersebut bisa berdampak buruk pada kesehatan mental ibu.
Kira-kira kenapa ya, masyarakat saat ini lebih berani dan terkesan tak memiliki empati saat berkomentar di media sosial?

Alasan Netizen Suka Kasih Komentar Negatif ke Ibu di Medsos

Antropolog UI, Sri Murni, M.Kes, Ph.D menyebut, perilaku seseorang di media sosial sebenarnya dapat memperlihatkan tipikal kepribadian yang bersangkutan.
Ilustrasi ibu membaca komentar netizen. Foto: Shutterstock
Artinya, apabila netizen itu orang yang bijak, dewasa serta luas wawasannya biasanya akan berhati-hati berkomentar di media sosial. Sebab, komentarnya pasti akan berdampak terhadap orang yang dikomentari. Apalagi setiap komentar dapat terbaca warganet lainnya dalam hitungan detik.
ADVERTISEMENT
Komentar seseorang dapat ditulis dengan nada mencaci, menyalahkan serta menghakimi, apabila seseorang bermain medsos tanpa diimbangi kedewasaan berpikir, bertindak, mengendalikan emosi dan tanpa memahami dengan baik permasalahan yang sesungguhnya.
"Usia, status sosial, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, budaya kadang tidak berpengaruh signifikan," ujar Sri Murni kepada kumparanMOM.
Ilustrasi media sosial. Foto: Shutterstock
Sri Murni juga menjelaskan, bahwa seorang yang berpendidikan tinggi dan berwawasan luas semestinya akan santun bertutur di dunia nyata maupun maya. Namun, dalam praktiknya kadang hal tersebut tidak demikian.
Menurut Sri Murni, media sosial adalah era baru yang kadang membuat gegar budaya penggunanya. Seorang individu bisa membuat serta memiliki banyak akun medsos dan tidak perlu bertemu langsung untuk mengomentari orang lain. Kondisi itu membuat pelaku merasa aman dan cenderung sulit dicari.
ADVERTISEMENT
"Sehingga ini salah penyebab netizen yang tidak bertanggung jawab dengan mudah menyalahkan orang lain, mencaci dan mencela lewat chat karena merasa toh orang yang dicacinya tidak dia kenal atau tidak akan mengetahui siapa dirinya, " pungkas Sri Murni.