Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Di usia tujuh bulan itu dokter memperlihatkan jadi dia melintang, sedangkan posisinya harusnya (kepalanya) sudah ke bawah," kata Anissa dalam video bertajuk 'Persiapan Punya Bayi' yang diunggah Raditya Dika di saluran Youtube-nya, Minggu (24/3).
Lalu, Raditya Dika mengatakan pada istrinya agar lebih rajin bergerak, supaya bayi di dalam kandungan berubah posisi.
"Posisi bayi itu bisa sempurna kalau kita sering gerak, kan?" kata Raditya kepada Anissa.
Anissa pun mengakui dirinya memang jarang olah raga. Lalu, keduanya baru-baru ini mengikuti kelas persiapan persalinan. Lewat kelas ini, mereka mengakui banyak hal-hal positif yang mereka dapatkan, Moms.
"Yang tadinya Annisa mungkin masih takut untuk bayangin bayi keluar, gara-gara kelas itu kita diajarin banyak hal. Bukan hanya soal teknis nanti melahirkannya gimana, tapi secara filosofi bahwa yang namanya melahirkan adalah proses yang natural," ungkap Raditya .
ADVERTISEMENT
Anissa juga menambahkan, kini mereka merasa lebih siap mental dan tengah mempersiapkan diri agar persalinannya dapat berjalan lancar. Ia juga mengaku, semakin yakin harus olah raga agar posisi bayi sebagaimana mestinya.
kepada kumparanMOM, Dokter Spesialis Obgyn Konsultan Fetomaternal Brawijaya Hospital Antasari, Dr. dr. Ali Sungkar, SpOG (K), menjelaskan, posisi melintang terjadi ketika kepala bayi berada pada salah satu sisi dan kaki bayi berada di posisi satunya lagi (horisontal), alih-alih posisi kepala dekat leher rahim maupun dekat jantung.
Posisi ini sangat mungkin dialami tiap calon bayi, yaitu saat usia kandungan masih sangat muda, Moms. Lalu seiring bertambah usia, bayi akan bergerak menuju posisi siap lahir, namun memang beberapa di antaranya justru ada yang menetap di posisi tersebut, sehingga tergolong sebagai 'kelainan letak'.
ADVERTISEMENT
Kemungkinannnya bisa karena ukuran atau bentuk rahim ibu hamil yang memiliki dua sisi, bisa juga karena cairan ketuban yang sedikit sehingga mempersempit gerak bayi, ukuran bayi yang besar, dan penyebab-penyebab lainnya.
Jadi apa yang dikatakan Raditya Dika agar sang istri rajin olah raga demi mengupayakan posisi bayi sudah benar, Moms. Selain itu, dokter juga mungkin akan melakukan intervensi berupa prosedur external cephalic version (ECV), yaitu mengarahkan kepala bayi agar ke arah bawah dengan panduan USG, sebelum waktunya bersalin.
Tapi terkait hal itu, dr Ali menambahkan, bisa dilakukan dengan syarat tertentu. Di antaranya ibu hamil tak mengalami hipertensi, tidak terjadi lilitan, ari-ari tidak menutupi, dan dokter yang menangani mesti sangat berhati-hati karena bisa berisiko pecah ketuban maupun plasenta terlepas.
ADVERTISEMENT
Upaya-upaya di atas masih mungkin mengubah posisi bayi, namun dokter akan mengecek lagi saat cek kehamilan berikutnya.
"Jadi, penting untuk mengetahui apa yang sebenarnya sebabkan posisi bayi mengalami kelainan letak tersebut, karena pada tiap ibu hamil bisa saja berbeda penyebabnya. Selanjutnya dokter baru bisa menilai, masih bisa dilakukan intervensi atau tidaknya. Karena beberapa penyebab yang membuat posisi bayi melintang, itu tidak bisa dilakukan intervensi karena justru berisiko. Maka jalan keluarnya melalui operasi (caesar). Bila terdapat kontraksi, juga tak boleh dilakukan intervensi ECV," jelasnya.