Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Seiring bertambahnya usia, anak-anak akan memasuki fase pubertas. Menurut lembaga kesehatan Inggris, National Health Service (NHS), usia rata-rata anak perempuan mulai mengalami pubertas adalah 11 tahun, sementara anak laki-laki 12 tahun. Meski begitu, ada juga anak yang bisa mengalami pubertas lebih cepat atau disebut pubertas dini.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, terkadang anak perempuan bisa mengalami pubertas di usia 8 tahun, sedangkan anak laki-laki pada usia 9 tahun. Oleh karena itu, akan banyak perubahan yang terjadi pada dirinya. Misalnya saja mengalami menstruasi bagi anak perempuan dan pembesaran organ kelamin pada anak laki-laki.
Apa Penyebab Pubertas Dini pada Anak?
Dikutip dari Kids Health, pubertas dini biasanya dipicu oleh salah satu bagian otak yang disebut hipotalamus. Area otak ini memberi sinyal pada kelenjar pituitari–kelenjar sebesar kacang polong di dekat pangkal otak–untuk melepaskan hormon estrogen pada anak perempuan dan hormon testosteron pada anak laki-laki.
Jika sinyal yang dikirimkan lebih cepat dari biasanya, maka tanda-tanda pubertas dini, seperti timbul jerawat, tumbuh rambut di kemaluan dan ketiak, atau pertumbuhan tinggi badan yang cepat juga akan terjadi lebih awal pada anak.
Sementara itu, Mayo Clinic melansir, pubertas dini juga dapat dipicu oleh berbagai kondisi medis yang serius, seperti:
ADVERTISEMENT
Pubertas dini tidak hanya menyebabkan perubahan bentuk tubuh, tetapi juga menimbulkan efek samping lain. Ya Moms, anak yang mengalami pubertas dini biasanya memiliki masalah sosial dan emosi karena merasa tidak percaya diri akibat perubahan dalam tubuhnya atau merasa berbeda dengan teman sebaya lainnya. Sebab, anak yang mengalami pubertas dini biasanya awalnya tumbuh lebih tinggi dibanding anak seusianya, namun saat dewasa justru lebih pendek dari teman-temannya tersebut. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan tulang yang terlalu cepat dan berhenti sebelum waktunya.
ADVERTISEMENT