Penyebab Si Kecil Alami Dermatitis Atopik, seperti Bayi Mona Ratuliu

28 Agustus 2020 17:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi Mona Ratuliu alami dermatitis atopik Foto: Instagram/@monaratuliu
zoom-in-whitePerbesar
Bayi Mona Ratuliu alami dermatitis atopik Foto: Instagram/@monaratuliu
ADVERTISEMENT
Bayi memang lebih rentan terkena berbagai penyakit, misalnya saja masalah kulit. Ya Moms, hal ini disebabkan karena kulitnya yang masih sensitif sehingga mudah menimbulkan iritasi, alergi, atau bahkan infeksi. Kondisi ini rupanya juga tengah dialami oleh anak bungsu dari salah satu selebriti Tanah Air Mona Ratuliu, Numa Kamala Srikandi. Cerita tersebut dibagikan Mona lewat salah satu unggahan di akun Instagram pribadinya.
ADVERTISEMENT
Lantas, masalah kulit apa yang dialami bayi Mona Ratuliu, ya, Moms? Simak kisahnya berikut.
Penyebab Si Kecil Alami Dermatitis Atopik, seperti Bayi Mona Ratuliu. Foto: Instagram/@monaratuliu

Cerita Mona Ratuliu soal Kondisi Bayinya yang Alami Dermatitis Atopik

Dalam unggahannya, Mona bercerita bahwa bayi perempuannya yang baru berusia 3 bulan tersebut tengah mengalami dermatitis atopik. Di foto yang dibagikannya itu terlihat bagian wajah dan sekitar dahi Numa muncul bintil-bintil kemerahan.
Menurut istri Indra Brasco itu, hal ini bukan karena si kecil sering dicium atau bahkan karena ASI. Tapi, ia mengatakan bahwa pemicu munculnya ruam bisa disebabkan oleh alergi.
"Kalau ada yang bayinya kulitnya mirip Numa begini, ini namanya: Dermatitis Atopik. Biasa dikenal juga dengan eksim. Pemicu munculnya ruam merah ini biasanya karena alergi. Alergi ini biasanya karena keturunan," tulis Mona Ratuliu dalam unggahan tersebut.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, ibu empat anak ini tak merasa kaget saat melihat anaknya mengalami masalah kulit tersebut. Sebab, anak ketiganya Syanala Kania Salsabila atau Nala juga pernah mengalami hal serupa ketika bayi.
"Lebih parah dari Numa. Bahkan kalau Nala ada satu waktu kulitnya sampai bernanah," katanya.
Pemain sinetron 'Pelangi di Matamu' ini menambahkan, tak ada obat khusus untuk mengatasi masalah kulit tersebut. Namun, hal ini dapat dicegah dengan cara mencari faktor alerginya. Selain itu, kondisi dermatitis atopik yang dialami bayi satu dengan lainnya kemungkinan besar akan berbeda. Jadi, cara mengatasinya pun juga tentu berbeda, tak bisa disamakan.
Lebih lanjut, Mona juga tetap menjalani berbagai upaya sebagai bentuk pencegahan, seperti menjauhkan barang-barang yang jadi pemicu tersimpannya debu, mencari sabun dan lotion yang cocok dengan kulit si kecil, hingga mulai menghindari konsumsi seafood maupun produk olahan susu. Sebab, apa yang ibu makan nantinya akan tersalurkan ke bayi melalui ASI.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya ada salep untuk meredakan kemerahan dan gatalnya, tapi itu pun sekali lagi enggak berani kasih rekomendasi karena mesti resep dokter. Ada risiko dari penggunaan salep dalam jangka panjang soalnya," pungkasnya.
Ilustrasi bayi mengalami dermatitis atopik atau eksim susu. Foto: Shutter Stock

Penyebab Dermatitis Atopik pada Bayi

Dermatitis atopik atau eksim susu merupakan suatu masalah kulit yang sebenarnya kerap kali dialami oleh bayi maupun anak. Kondisi ini biasanya ditandai dengan munculnya kemerahan, kulit kering, bersisik, dan disertai rasa gatal pada satu atau beberapa anggota tubuh seperti wajah, leher, siku, lutut, dan pergelangan kaki.
Mengutip laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), faktor penyebab dermatitis atopik ini belum diketahui secara pasti. Namun, seperti apa yang dikatakan Mona, hal ini memang benar dapat terjadi karena faktor alergi turunan dalam keluarga. Selain itu, kelainan kulit juga dapat terjadi karena alergi. Misalnya, alergi terhadap makanan tertentu (susu sapi, telur ayam, ikan laut, kacang-kacangan, dan lain-lain) atau mungkin saja alergi terhadap debu, serbuk sari, dan bulu binatang.
ADVERTISEMENT

Cara Mencegah Dermatitis Atopik pada Bayi dan Anak

Bayi atau anak yang terkena dermatitis atopik kulitnya akan cenderung kering, mudah gatal, dan lebih peka terhadap bahan iritan. Untuk itu, penting bagi orang tua untuk menyingkirkan sementara barang-barang yang dapat memicu rasa gatal. Misalnya saja pakaian berbahan kasar, berenda, ataupun panas.
IDAI pun memberikan beberapa cara pencegahan agar dermatitis atopik pada bayi atau anak Anda tak semakin parah. Berikut tipsnya.
Bayi Baru Lahir Mandi. Foto: Shutter Stock
1. Mandikan bayi menggunakan sabun dengan pH netral dan mengandung pelembap. Hindari pembersih antibacterial.
2. Usahakan, bayi atau anak mandi dengan air hangat 1-2 kali dalam sehari. Durasi mandi pun setidaknya 10 menit setiap kalinya.
3. Oleskan krim steroid (biasanya sesuai dengan resep dokter) usai mandi. Bila bagian kemerahan tersebut sudah membaik, kulit harus tetap dijaga kelembapannya dengan mengoleskan pelembap segera setelah mandi.
ADVERTISEMENT
4. Pakaian baru sebaiknya dicuci terlebih dulu sebelum dipakaikan ke bayi atau anak.
pakaian bayi Foto: Shutterstock
5. Mencuci pakaian dengan deterjen harus dibilas dengan baik.
6. Apabila bayi atau anak berenang, setelah selesai segera mandikan untuk membilas sisa klorin.
7. Jangan terlalu sering memandikan bayi atau anak Anda. Cukup 2 kali sehari dan jangan menggosok bagian kulit bayi terlalu kuat.
8. Hindari penggunaan pakaian terlalu tebal, ketat, atau yang bersifat iritan (wol atau sintetik). Bahan katun pun lebih direkomendasikan.
Ilustrasi bayi ganti pokok. Foto: Shutterstock
9. Selalu perhatikan kebersihan daerah popok bayi. Selalu cek kondisi popok bayi 2-3 jam sekali apakah sudah terisi penuh atau belum. Jika sudah, segera ganti popoknya.
10. Hindari makanan yang dicurigai bisa memicu terjadinya alergi. Biasanya hal ini juga atas saran dokter.
ADVERTISEMENT
Jika beberapa cara di atas tak efektif menyembuhkan dermatitis atopik pada bayi Anda, maka segera konsultasikan dengan dokter terkait untuk penanganan yang lebih tepat, Moms.