Penyebab Skoliosis, Kelainan Tulang Belakang pada Anak yang Perlu Diwaspadai

7 Juli 2021 12:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sakit punggung atau skoliosis pada anak. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sakit punggung atau skoliosis pada anak. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berbagai masalah kesehatan dapat menyerang anak yang sedang berada dalam masa tumbuh kembangnya. Salah satu kondisi yang mungkin menyerang si kecil dan perlu diwaspadai adalah kelainan tulang, Moms.
ADVERTISEMENT
Ada banyak kelainan tulang yang bisa terjadi pada anak. Namun, kondisi yang paling sering terjadi adalah skoliosis. Ya Moms, skoliosis merupakan kondisi kelainan di mana tulang belakang bengkok atau melengkung ke samping. Kondisi ini dapat terjadi pada segala usia termasuk anak-anak.
Mengutip Raising Children, sebagian besar kasus skoliosis berkembang pada anak-anak yang sehat dan bersifat idiopatik, artinya tidak ada penyebab yang jelas. Kondisi ini terjadi pada 2-3 persen anak-anak dan remaja yang masih dalam masa pertumbuhan.
Lantas, kenapa skoliosis bisa terjadi pada anak-anak?

Penyebab Skoliosis pada Anak

Ilustrasi sakit punggung atau skoliosis pada anak. Foto: Shutter Stock
Menurut Stanford Children’s Health, dalam kebanyakan kasus, skoliosis pada anak-anak tidak diketahui pasti penyebabnya. Seorang anak mungkin dilahirkan dengan kondisi skoliosis karena faktor genetik atau keturunan.
ADVERTISEMENT
Namun dalam beberapa kasus, skoliosis pada anak disebabkan oleh adanya kelainan pada sistem saraf seperti cerebral palsy atau distrofi otot. Selain itu, ketidakseimbangan pertumbuhan dan gangguan pembentukan tulang belakang juga bisa menjadi penyebabnya, Moms.
Kemudian beberapa kondisi juga dapat menyebabkan skoliosis, seperti perbedaan panjang kaki, cidera, infeksi dan tumor. Skoliosis pada anak lebih banyak terjadi pada mereka yang berusia 10 hingga 18 tahun. Menurut penelitian, kondisi ini mempengaruhi lebih banyak anak perempuan daripada anak laki-laki.
Anak-anak dengan skoliosis biasanya memiliki gejala seperti, perbedaan tinggi bahu, perbedaan tinggi pinggul dan perbedaan posisi lengan saat anak berdiri tegak. Kondisi skoliosis pada anak dapat didiagnosis dengan sinar X, MRI dan CT-scan untuk mendapatkan hasil yang pasti.
ADVERTISEMENT
Apabila si kecil mengalami skoliosis, penting bagi orang tua untuk segera memberikan pengobatan atau terapi sejak dini. Jika tidak, skoliosis dapat menyebabkan masalah dengan fungsi jantung dan paru-paru pada anak di masa depan, Moms.
Penulis: Hutri Dirga Harmonis