Penyebab Tingkat Kematian Bayi Baru Lahir di Indonesia Masih Tinggi

22 Mei 2024 18:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu dan bayi baru lahir. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan bayi baru lahir. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tingkat kematian bayi baru lahir di Indonesia ternyata masih tergolong tinggi. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, penyebab kematian bayi di Indonesia didominasi oleh kondisi berat badan lahir rendah, sulit bernapas, dan infeksi.
ADVERTISEMENT
"Indonesia merupakan negara dengan angka kematian neonatal atau bayi berusia kurang dari 28 hari, yang cukup tinggi. Data tahun 2021, angka kematiannya mencapai 11,3 per 1000 kelahiran hidup," kata Dokter Spesialis Anak Subspesialis Neonatologi saat dijumpai kumparanMOM di Healthcare Scientific Meeting: Caring for The First 1000 Days of Life - China Indonesia Expert Scientific Seminar” di Beijing, China pada 14 Mei 2024.
Salah satu penyebab tingginya kematian bayi baru lahir berkaitan dengan fasilitas kesehatan di Indonesia yang kurang memadai. Bahkan, dokter anak subspesialis neonatologi hanya ada 85 di Indonesia.

Penyebab Lain Tingkat Kematian Bayi Baru Lahir di Indonesia Masih Tinggi

dr. Eric Gultom, SpA (K) saat ditemui di Healthcare Scientific Meeting di Beijing, China (14/5). Foto: kumparan
Menurut dr. Eric pelayanan kesehatan yang baik untuk bayi baru lahir bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Ya Moms, setiap bayi yang lahir prematur atau bayi dengan berat badan rendah misalnya, perlu mendapat perawatan khusus di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) yang memadai, baik dari segi peralatan maupun tenaga kesehatannya.
ADVERTISEMENT
"Persoalan ini tidak hanya bisa diatasi dengan membeli alat-alat dan membuat banyak NICU, tapi juga butuh dokter dan tenaga perawat yang khusus," ujar dr. Eric.
Selain itu, perawat yang bertugas di ruang NICU idealnya juga mendapatkan pelatihan dan sertifikasi khusus.
Untuk meningkatkan keselamatan bayi prematur, setiap bayi harus dimonitor secara ketat. Idealnya, satu bayi prematur ditangani oleh satu perawat yang telah menjalani pelatihan khusus. Namun, hal itu belum terjadi di Indonesia.
"Kenapa, sih, idealnya, satu perawat hanya mengurus satu bayi (di ruang NICU? Karena itu sudah dibuktikan di negara maju, hanya dengan begitu bayi bisa survive-nya bagus, jadi kita hanya copy paste," kata dokter yang jadi penanggung jawab unit NICU di RS Medistra Jakarta ini
ADVERTISEMENT
Jadi, bila satu perawat masih menangani lebih dari satu bayi NICU, maka kondisi itu tidak standar dan membuat peluang bertahan hidup jadi berkurang.