Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dalam laman Ikatan Dokter Anak Indonesia dijelaskan bahwa salah satu cara yang disarankan untuk memaksimalkan pemberian ASI pada bayi dengan berat badan lahir rendah atau lahiran prematur adalah dengan Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru (PMK). Ini merupakan perawatan untuk bayi dengan berat lahir rendah atau lahir prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu.
Perawatan Metode Kanguru dapat dilakukan dengan dua cara, Moms. Pertama, PMK intermiten yaitu metode untuk bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat dan membutuhkan perawatan intensif dan khusus di ruang rawat neonatologi, bahkan mungkin memerlukan bantuan alat. Bayi dengan kondisi ini, PMK tidak diberikan sepanjang waktu tetapi hanya dilakukan jika ibu mengunjungi bayinya yang masih berada dalam perawatan di inkubator. PMK dilakukan dengan durasi minimal satu jam, secara terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi dengan PMK intermiten dapat dipindahkan ke ruang rawat untuk menjalani PMK kontinu.
ADVERTISEMENT
Kedua, PMK kontinu. Pada PMK kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan bayi harus dapat bernapas secara alami tanpa bantuan oksigen. Kemampuan untuk minum, seperti mengisap dan menelan, bukan merupakan persyaratan utama, karena PMK sudah dapat dimulai meskipun pemberian minumnya dengan menggunakan pipa lambung. Dengan melakukan PMK, pemberian ASI dapat lebih mudah prosesnya sehingga meningkatkan asupan ASI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PMK dapat bermanfaat meningkatkan pemberian ASI pada bayi dengan berat lahir rendah atau prematur. Sebab bayi yang mendapat perawatan PMK, terlebih PMK kontinu, bisa membuat produksi ASI selalu tersedia. Metode PMK juga bisa membuat bayi lebih mudah menyusu karena selalu di dekat payudara ibu, menempel, terjadi kontak kulit ke kulit, sehingga bayi dapat menyusu setiap kali ia inginkan.
Selain itu, ibu bisa dengan mudah merasakan tanda-tanda bahwa bayinya mulai lapar seperti adanya gerakan-gerakan pada mulut bayi, munculnya isapan-isapan kecil serta adanya gerakan bayi untuk mencari puting susu ibunya. Ibu juga bisa menilai sendiri kesiapan menyusu bayinya dengan memasukkan jari bersih ke dalam mulut bayi dan menilai isapan mulut bayi.
ADVERTISEMENT
Pada PMK, pemberian ASI dapat dilakukan dengan menyusui bayi langsung ke payudara ibu, atau dapat pula dengan memberikan ASI perah menggunakan cangkir dan dengan selang atau orogastric tube. Bila bayi prematur atau BBLR pada awalnya tidak memungkinkan untuk mendapat minum melalui mulut (asupan per oral), maka bisa diberikan melalui infus terlebih dahulu.
Bayi yang lahir dengan usia kehamilan antara 30-32 minggu, pemberian ASI biasanya masih memerlukan penggunaan pipa orogastrik. Ibu dapat memberikan ASI perah secara teratur melalui pipa orogastrik. Ibu dapat melatih bayi mengisap dengan membiarkan jari tangan ibu yang bersih berada dalam mulut bayi, saat bayi diberi ASI melalui pipa orogastrik. Selain itu, dapat dicoba pemberian melalui gelas kecil satu atau dua kali sehari terlebih dulu.
ADVERTISEMENT
Pemberian ASI perah melalui pipa orogastrik dapat dilakukan dalam posisi kanguru. Pemberian ASI perah dengan menggunakan gelas kecil dilakukan dengan mengeluarkan bayi dari posisi kanguru dan membungkus bayi agar terjaga kehangatannya. Setelah pemberian ASI perah selesai dilakukan, bayi dapat diletakkan kembali dalam posisi kanguru.
Bila memungkinkan, Anda dapat mencoba memberikan ASI yang diperah sedikit dari payudara ibu secara langsung ke dalam mulut bayi. Cara tersebut juga dapat dilakukan pada bayi dalam posisi kanguru. Anda bisa memosisikan bayi dalam posisi kanguru, dekatkan mulut bayi ke puting susu ibu, tunggu sampai bayi siap dan membuka mulut dan matanya. Keluarkan beberapa tetes ASI, biarkan bayi mencium dan menjilat puting susu dan membuka mulutnya. Kemudian tunggu sampai ia menelan ASI, Moms. Kegiatan ini dapat diulangi kembali dalam beberapa hari setelah melahirkan.
Bila bayi sudah mulai bisa mengisap dengan efektif, mungkin sesekali ia akan berhenti saat menyusu dengan jeda yang agak lama. Hal ini dapat terjadi karena bayi kecil mudah lelah, kemampuan mengisap yang agak lemah pada awalnya, dan memerlukan waktu istirahat yang agak lama setelah mengisap. Ibu dianjurkan untuk tidak menarik bayi dari puting susunya terlalu cepat. Biarkan bayi menempel di dada ibu, dan biarkan ia mengisap kembali bila sudah siap. Umumnya bayi perlu menyusu lebih sering, setiap 2 hingga 3 jam. Pada awalnya, mungkin bayi tidak bangun untuk minum sehingga harus dibangunkan terlebih dahulu agar ia mau minum.
ADVERTISEMENT
Bayi prematur dengan usia kehamilan 34 hingga 36 minggu, umumnya sudah dapat menyusu langsung ke ibu. Namun sebaiknya, periksa terlebih dahulu refleks isap bayi. Bila perlu, sesekali selingi pemberian ASI perah menggunakan gelas kecil. Pastikan bayi mengisap dalam posisi dan pelekatan yang benar sehingga proses menyusu dapat berlangsung dengan lancar.
Untuk memantau kecukupan asupan ASI , ibu disarankan untuk menimbang bayi sekali sehari hingga berat badan bayi mulai meningkat, kemudian lanjutkan menimbang 2 kali seminggu. Selanjutnya, Anda bisa menimbang bayi sekali seminggu sampai usia bayi prematur mencapai usia cukup bulan untuk dilahirkan.