Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Perhatikan Ini Jika Pengidap TBC Ingin Kontak dengan Anak
23 Desember 2022 11:08 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Bantul, Abednego Dani Nugro, rata-rata usia anak yang positif TV adalah 0-5 tahun. Diduga, anak-anak ini tertular dari lingkungan sekitarnya.
Kabar ini cukup miris ya, Moms. Sebab, anak-anak lebih rentan terkena penyakit karena imunitasnya belum sekuat orang dewasa. Oleh karena itu, si kecil perlu mendapatkan perlindungan ekstra agar tidak tertular penyakit dari orang dewasa yang sedang mengalaminya. Apa saja yang bisa dilakukan?
Tips Bagi Penderita TBC Bila Ingin Berkontak dengan Anak
Nah Moms, dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini paling sering menyerang paru namun dapat menyerang hampir semua organ tubuh. Penyakit tersebut ditularkan lewat dahak (droplets) yang mengandung kuman TBC. Dan bila terhirup oleh seseorang, bisa masuk ke paru-paru lalu menyebabkan timbulnya infeksi TBC.
ADVERTISEMENT
Bagaimana bila ada orang yang satu rumah yang sedang kena TB ingin berkontak dengan si kecil?
"Pastinya kalau orang tua dewasa enggak mau nularin ya protokol kesehatan dijalankan. Yang jelas selama 2 bulan pertama harus pakai masker. Kenapa? Di situ fase menularkan pada orang-orang, jadi sebisa mungkin di dua bulan pertama ada lebih besar peluangnya [penularan]," ujar Dokter Spesialis Anak dr. S.Tumpal Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A, kepada kumparanMOM.
Selain itu, hindari juga sementara waktu penggunaan barang-barang yang digunakan bersama anak, seperti alat makan, misalnya. Meski begitu, dr. Andreas menuturkan, Anda tetap bisa berkontak dengan anak selama disiplin pakai masker. Dengan harapan, tidak terkena paparan droplets dari orang dewasa ke anak-anak.
Dokter yang praktik di RS EMC Pekayon Bekasi itu mengingatkan, Anda punya hak untuk menolak agar anak tidak sampai dicium, digendong, atau bersentuhan fisik dengan penderita TBC. Tidak hanya TBC saja, tetapi juga penyakit menular lainnya seperti COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Baik itu COVID-19, TBC, apa pun itu sebisa mungkin enggak boleh ya, itu etikanya. Kalau memang enggak bisa ya sudah dimarahin, ditegasin aja. 'Maaf ya bu, enggak usah cium anak saya. Boleh pegang, boleh ketemu, tapi enggak boleh cium-cium anak saya'," tutur dr. Andreas.
Tindakan Preventif untuk Cegah Anak Tertular TBC
Perlu jadi perhatian, diagnosa anak yang terinfeksi TBC lebih sulit dari orang dewasa karena gejalanya tidak spesifik.
Berbeda dengan TBC pada orang dewasa, yang pemeriksaannya dilakukan dengan pemeriksaan dahak. Pada anak, pemeriksaan uji tuberkulin atau tes mantoux merupakan pemeriksaan yang utama. Tes Mantoux merupakan pemeriksaan dengan cara menyuntikkan larutan tuberkulin (protein kuman TB) di bawah kulit (intrakutan). Pemeriksaan lain yang dapat membantu diagnosis TBC adalah rontgen dada, yang dapat memperkuat dugaan ke arah tuberkulosis.
Namun sebagai bentuk pencegahan, terutama bila melihat ada orang-orang satu rumah yang memiliki gejala TBC, Anda pun bisa melakukan skrining lho, Moms!
ADVERTISEMENT
"Kalau memang kita curiga terhadap orang yang ada di dalam rumah, baik ART, sopir, atau siapa pun yang rutin datang di rumah, yang tinggal di dalam rumah, memang sebaiknya dianjurkan untuk melakukan skrining. Dengan harapan tidak sampai menularkan ke anak kita. Wajib atau enggak? Wajib," tegas dia.
Sementara bila ada orang dewasa di rumah yang terkena TBC, Anda juga bisa memeriksakan anak-anak dengan skrining yang sama. Terutama bila usianya masih di bawah lima tahun, karena kelompok usia ini rentan tertular.
"Sebaliknya, jika kita dapatkan seorang anak menderita TB kita harus mencari sumber penularan di sekitarnya. Sumber penularan TB harus dicurigai pada seorang dewasa dengan batuk lama (>3 minggu), batuk darah, penurunan berat badan yang mencolok. Pada kondisi orang dewasa tersebut, sebaiknya diminta untuk memeriksakan dahaknya untuk diperiksa kuman TB-nya. Dengan pendekatan seperti ini, diharapkan kita dapat mengobati TB dengan menyeluruh," ungkap Dokter Spesialis Anak dr. Wahyuni Indawati Sp.A, dari laman IDAI.
ADVERTISEMENT
Lantas berapa sih tarif skrining TBC? Menurut dr. Andreas, tarifnya tidak sampai Rp 500 ribu untuk pemeriksaan menyeluruh, mulai dari tes darah, foto rontgen, hingga tes dahak. Jadi, jangan ragu untuk segera melakukan skrining TBC bila menunjukkan gejala TBC ya, Moms.